SOE,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Ribuan Masyarakat Timor Tengah Selatan (TTS) padati kampanye tatap muka pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane). Gelaran pesta rakyat Sang Pejuang Mutis itu berlangsung di Lapangan Puspenmas Soe, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten TTS pada Selasa (05/11) malam.
Pertama-tama, dalam orasi politiknya Ansy Lema mengajak seluruh masyarakat yang hadir dalam kampanye tatap muka untuk bersama-sama mengirimkan doa bagi masyarakat korban bencana erupsi gunung berapi Lewotobi di Flores Timur.
"Bapa-mama, kakak-adik semua, sebelum saya bicara lebih panjang, mari sejenak menundukkan kepala buat saudara-saudari kita yang tertimpa bencana erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur. Kita mengirimkan doa buat mereka yang menjadi korban sekaligus mengirimkan rasa simpati dan solidaritas bagi saudara dan keluarga kita yang berada di sana," kata pria berdarah Ende-Belu tersebut.
Selanjutnya, Politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan rasa terima kasihnya bagi masyarakat TTS yang telah hadir dan setia menunggu kedatangannya. Ia menyampaikan bahwa kehadirannya di TTS sebagai bukti bahwa Sang Pejuang Mutis ini rindu dan cinta terhadap masyarakat Timor Tengah Selatan.
Ansy Lema menceritakan kembali perjuangan dan kepeduliannya terhadap status Cagar Alam Mutis yang sekarang telah mengalami penurunan status menjadi Taman Nasional. Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu menyebut bahwa perjuangannya terhadap status Cagar Alam Mutis bukan baru dimulai saat ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur NTT, tetapi sudah dilakoninya selama menjadi Anggota Komisi IV DPR RI.
Bahkan, Ansy Lema adalah satu-satunya politisi NTT yang pasang badan untuk memperjuangkan status Cagar Alam Mutis.
"Satu hal paling penting bagi TTS yang selalu Ansy Lema perjuangkan. Satu-satunya politisi yang memperjuangkan itu, yaitu terkait dengan status Cagar Alam Mutis. Bapa-mama, Ansy Lema pasang badan, berjuang menjaga konservasi mutis. Karena Ansy Lema tahu bahwa cagar alam mutis adalah jantung peradabannya orang Timor, sumber mata airnya orang Timor. Ibarat mama yang menyusui pulau Timor ini," pungkasnya.
Pria dengan tagline "Manyala Kaka" itu mengungkapkan alasan dirinya selalu lantang memperjuangkan status Cagar Alam Mutis. Hal ini dikarenakan Mutis adalah simbol peradaban dan identitas kultural Atoni Pah Meto, serta sumber air bagi masyarakat Pulau Timor. Ia mengibaratkan Mutis sebagai mama yang menyusui Pulau Timor.
“Kalau wilayah konservasi itu diturunkan statusnya, maka akan ada puluhan ribu hektar lahan yang beralih fungsi menjadi zona pemanfaatan. Ini akan mengancam sumber air bagi masyarakat Timor,” terang Politisi Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Dalam kampanye tatap muka tersebut, Ansy Lema membawa dua bintang tamu anak muda timur yang terkenal, yakni Wizz Baker dan Fresly Nikijuluw. Satu-satunya Calon Gubernur NTT yang berpasangan dengan perempuan itu bersama-sama melantunkan lagu yang berjudul Rindu Rumah. Lagu tersebut menceritakan seorang anak rantau yang merindukan kampung halaman, ayah, ibu dan sanak saudaranya. Seseorang yang tidak pernah sekalipun melupakan dari mana dirinya berasal.(*/sps/yl)