KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ribuan masyarakat Kabupaten Belu ramaikan pesta rakyat Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) yang digelar di Lapangan Simpang Lima Atambua, Kamis (07/11/24) malam.
Di hadapan ribuan masyarakat Kabupaten Belu, Ansy Lema, satu-satunya Calon Gubernur NTT yang berdarah Belu ini mengaku bahwa kehadiran dirinya di kampung halamannya ini karena rindu rumah. Ia menceritakan kembali pengalaman masa kecilnya yang sering menghabiskan hari-hari liburnya di Belu tepatnya di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
"Waktu kecil kalau libur, saya suka datang berlibur di Atambua. Karena dulu belum ada jalan jalur sabuk merah, saya tinggal di rumah nenek saya di Tenukiik, kalau mau ke Sadi harus nyebrang kali. Itu pengalaman masa kecil yang tidak bisa saya lupakan," ucap pria berdarah Ende-Belu tersebut.
Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu kemudian menjelaskan bahwa selama menjadi Anggota DPR RI, Kabupaten Belu adalah kabupaten pertama yang mendapat perhatian dan perjuangan dari seorang Ansy Lema. Bukan hanya karena Belu adalah kampung halamannya, tetapi menurutnya, Belu adalah wilayah perbatasan yang merupakan beranda depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelumnya, Ansy Lema menyebutkan bahwa wilayah perbatasan dulunya dianggap sebagai wilayah pinggiran, dianggap sebagai wilayah terisolir dan jauh dari pusat pemerintahan di Jakarta. Maka, kerap kali wilayah perbatasan termasuk Kabupaten Belu ini dilupakan. Di situlah, Ansy Lema Sang Putra Belu hadir dan memperjuangkan sejumlah bantuan dan pembangunan bagi kampung masa kecilnya.
"Sejak menjadi Anggota DPR RI, saat pertama kali kerja di DPR RI, saya langsung memberi perhatian bagi Kabupaten Belu. Mengapa? Karena Belu adalah wilayah perbatasan. Di masa lalu wilayah perbatasan dianggap sebagai wilayah pinggiran, dianggap sebagai halaman belakang sebuah negara, dianggap sebagai wilayah terisolir, maka kerap kali dilupakan. Tetapi sebagai wakil rakyat berdarah Belu, putra Belu saya tentu harus memberi perhatian bagi kabupaten ini," terang Politisi Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) itu.
Dalam gelaran kampanye akbar bertajuk "pulang kampung" ini, Ansy Lema mendatangkan seorang penyanyi yang juga memiliki ikatan dengan Belu, yakni Mario G. Klau. Dalam kesempatan yang sama, Mario Klau menceritakan pengalaman pertamanya saat berjumpa Ansy Lema.
Mario mengaku sangat mengagumi sosok Ansy Lema. Menurutnya, Ansy Lema adalah sosok pemimpin berjiwa muda, pekerja keras dan yang selalu menunjukkan kepeduliannya bagi anak-anak muda di Tanah Flobamora.
"Pertama kali beta (saya) ketemu Kaka Ansy di Senayan City. Beta kejar Kaka Ansy sampai ke toilet, beta bilang beta mau foto. Beta suka dengan ini orang (Ansy Lema), punya jiwa muda. Beta bilang di Kaka Ansy, sehat terus Tuhan Yesus pasti selalu jaga," tutur Mario Klau.
Di akhir, bersama dengan Wizz Baker, penyanyi berdarah Indonesia Timur, Ansy Lema menyanyikan lagu yang berjudul Rindu Rumah. Lagu tersebut menceritakan seorang anak rantau yang merindukan kampung halaman, ayah, ibu dan sanak saudaranya. Seseorang yang tidak pernah sekalipun melupakan dari mana dirinya berasal.(*/sps/yl)