LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Sebanyak 30 penerbangan dengan jumlah penumpang 4.851 dari dan ke Labuan Bajo dibatalkan akibat abu vulkanik erupsi gunung Lewotobi yang berada di ruang udara Flores umumnya dan bandara internasional Komodo Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat khususnya.
"Terdata 30 penerbangan dari dan ke Labuan Bajo pada 10 November dengan jumlah penumpang 4.851 terpaksa cancel flight sebagai dampak abu vulkanik erupsi gunung Lewotobi," jelas
Kepala Kantor Bandar Udara Internasional Komodo, Ceppy Triono kepada Timor Express, Minggu (10/11).
Dikatakan, 30 penerbangan dibatalkan karena ruang udara di atas pulau Flores ditutupi abu vulkanik yang sangat mengganggu penerbangan. Dengan total 4.851 penumpang yang batal terbang terdiri dari 2.155 calon penumpang yang datang ke Labuan Bajo dan 2.426 calon penumpang yang berangkat dari Labuan Bajo dibatalkan semua. Karena status bandara masih ditutup untuk penerbangan.
Dikatakan, sejak pagi secara visual bisa dilihat dengan mata abu vulkanik. “Kita terus membangun koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk terus memantau ruang udara. Kita berharap malam ini ada kelembaban yang bisa mengurai partikel untuk bisa turun sehingga dapat cuaca cerah,” katanya.
Ditambahkan, untuk penumpang yang kesulitan mendapat penginapan dan mungkin berada di sekitar bandara, pihak bandara tidak punya penginapan, tidak menyiapkan tempat tetapi akan dilihat mungkin ada space khusus untuk memperbolehkan penumpang istirahat. Namun ditegaskan bahwa bandara wilayah secret yang tidak mengizinkan orang sembarangan masuk namun akan di data dan dilihat nanti dan dijaga staf bandara.
Penumpang Pesawat Menyeberang ke Bima
Penumpang pesawat yang dijadwalkan melakukan penerbangan dari bandara internasional Komodo Labuan Bajo, terpaksa batal akibat terdampak erupsi gunung Lewotobi, Kabupaten Flores Timur, memilih beralih dan tetap melakukan perjalanan dengan menyeberang melalui jalur laut menuju pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, NTB.
Informasi yang dihimpun Timor Express saat memantau perkembangan terkini di bandara internasional Komodo, sejak pagi jumlah penumpang yang ingin terbang dari Labuan Bajo sekitar ratusan. Rata-rata mereka yang hendak berangkat akibat tidak mengetahui perkembangan informasi ditutupnya semua penerbangan dari bandara Komodo.
Aktivitas penumpang berlangsung cukup tinggi. Hingga pukul 11.30 Wita baru kondisi bandara berangsur sepi.
Sementara itu, di pelabuhan laut Marina Labuan Bajo, aktivitas wisata seperti biasa. Tamu yang baru pulang trip dan menikmati keindahan Labuan Bajo lalu hendak menuju bandara Komodo untuk balik dengan pesawat baru kaget bahwa bandara Komodo ditutup untuk penerbangan.
Dari percakapan para tour guide dan wisatawan mancanegara diketahui kalau mereka tetap pulang dengan memilih jalur laut menyeberang menuju pelabuhan Sape, Bima terus ke Bali selanjutnya ke Jakarta. Hanya butuh dua jam lebih dengan speedbooth dari Labuan Bajo menuju Sape lalu mengikuti jalan darat menuju Lombok.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi NTT, Victor Pance mengaku banyak tamu kebingungan datang dan pulang dari Labuan Bajo akibat kondisi bandara Komodo ditutup akibat abu vulkanik. Kendati demikian, peristiwa bencana alam sehingga tamu sangat memahami kondisi tersebut.
Dia mengaku tamunya kini sedang berusaha pulang melalui jalur laut menyeberang ke Sape terus ke Lombok. "Kalau sudah di Lombok banyak pilihan penerbangan yang memudahkan tamu atau wisatawan untuk pulang," ujarnya. (kr2/ays/dek)