APH Diminta Berantas Mafia Pelabuhan, Penumpang Bayar Tiket tapi Tak Dapat Tiket

  • Bagikan
Yusak Benu

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) NTT dibawa kepemimpinan Yusak Benu, mendapat informasi dari masyarakat terkait adanya pembelian tiket di Pelabuhan Bolok tapi tidak mendapatkan tiket kapal. Karenahal itulah maka Ketua INSA NTT, Yusak Benu kepada media ini, Minggu (10/11) mengatakan bahwa INSA NTT akan melakukan perlawanan dengan para oknum-oknum mafia pelabuhan. "Saya sebagai pemilik kapal merasa sangat dirugikan," kata Yusak Benu.

Pihaknya, kata Yusak, mendapatkan laporan dari Tim Viktor Bungtilu Laiskodat dan Tim Presiden RDTL, Jose Ramos Horta ketika bertolak dari Kupang ke Rote, ternyata banyak penumpang yang naik ke kapal tanpa tiket kapal. "Artinya, mereka bayar tapi tidak dapat tiket," kata Yusak.

Ketika tidak mendapatkan tiket maka kerugian pasti ke negara karena tiket tidak ada maka pajak yang masuk ke negara tidak ada. Masyarakat yang tidak mendapatkan tiket adalah masalag. Bersyukur bahwa tidak ada Accident (kecelakaan) tapi jika ada accident maka tiket ini menjadi syarat untuk mengklaim asuransi. "Kami pengusaha sangat merasa rugi," tegasnya.

Yang menjadi fokus untuk dikritisi, kata Yusak, adalah pembelian tiket secara online karena menjadi alasan para oknum mafia dengan mengatakan pembelian tiket secara online eror maka masyarakat dituntut untuk membayar secara kes atau tunai. Setelah membayar secara kes tapi mereka tidak mendapatkan tiket.

Yusak mengaku telah berkomunikasi dengan Kepala Ombudsman NTT, Darius Beda Daton terkait hal ini. "Saya OTT (Operasi Tangkap Tangan) sendiri di Pelabuhan Bolok. Yang kami temukan adalah sistem di Pelabuhan Bolok sangat salah," ungkapnya.

Menurutnya, tidak mungkin masyarakat bisa sampai masuk ke atas kapal tanpa tiket karena mereka harus melewati pos penjagaan. Artinya, kata dia, ada kelalaian dari letugas Pos Penjagaan karena tidak memeriksa tiket.

Menurutnya, kalau sistem tidak diubah maka telah terjadi pembiaran dari petugas penjaga Pos sehingga masyarakat leluasa masuk hingga naik ke atas kapal. "Ingat bahwa pelabuan adalah obyek vital yang harus dilindungi," tandasnya.

Yusak mengaku telah bersurat resmi kepada Bapak Kapolda NTT dan langsung direspon secara baik. Yusak mengaku bersama Gakkum Polairud Polda NTT dan berkoordinasi dengan Dirkrimsus Polda NTT telah turun ke Pelabuhan Bolok.

Selain itu, kata Yusak, ia sudah berkomunikasi dengan Wadan Lantamal VII Kupang sehingga langsung perintahkan anggota untuk turun bersama pihak Gakkum ke Pelabuhan Bolok.

"Kami mendapati ada pembiaran dari pos-pos yang harus dijaga justru dibiarkan. Saya sudah telepon dengan GM ASDP Kupang dan mendukung penuh tentang perbaikan sistem tersebut. Kami meminta agar aparat penegak hukum (APH) agar masuk periksa ke Pelabuhan Bolok," ungkapnya.

Menurutnya, dengan pemeriksaan secara masif, terstruktur secara baik maka mafia-mafia akan diberantas dan negara akan sangat diuntungkan. Masih adanya mafia ini maka negara yang paling dirugikan.

Pasalnya, berbagai fasilitas yang dibangun oleh negara tapi oknum-oknum inilah yang mengakibatkan negara rugi dengan tidak memberikan tiket kapal. Padahal, masyarakat telah membayar tiket. "Padahal kalau ada accident maka masyarakat tidak akan mendapatkan asuransi," ungkapnya.

Yusak mencontohkan ada kapal yang terjadi kecelakaan itu jumlah manifes penumpang dengan jumlah penumpang riil tidak sama atau berbeda.

"Saya contohkan, mungkin manifest penumpang 100 orang, tapi jumlah penumpang kapal 200 orang. Inilah peran para mafia bermain," tandasnya.

Misalnya, kata Yusak, penumpang ada 10 orang, lalu diminta untuk bayar hanya 5 orang dan 5 orang lainnya digratiskan, tapi keseluruhan 10 orang tidak mendapatkan tiket. Cara ini masyarakat merasa mendapatkan keuntungan karena ada penghematan pembiayaan tapi ketika ada accident mereka tidak dapat mengklaim asuransi.

"Saya sebagai pemilik kapal akan dituntut ketika ada accident kenapa penumpang di kapal saya lebih banyak daripada manifes, padahal kami tidak tahu apa-apa," jelasnya.

Karena itu, Yusak meminta ke Kapolda NTT dan Kajati NTT untuk merespon hal ini karena mafia pelabuhan harus diberantas secara tuntas. "Saya akan bersurat resmi ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tentang hal ini," ungkapnya.

Yusak juga meminta masyarakat agar jangan segan-segan melaporke INSA NTT. Jangan segan untuk memberikan informasi. Foto juga oknumnya dan laporkan.

"Apabila terdapat dalam manajemen kami saya pastikan proses hukum oknum itu dan saya pecat dari perusahaan kami. Apabila manajemen yang salah, kami siap diproses hukum," tegas Yusak.

Sebagai Ketua INSA NTT menjadi garda terdepan perangi praktik-praktik mafia. INSA NTT akan berperang melawan mafia-mafia pelabuhan.

Sementara Kepala Perwakilan Ombudsman NTT, Darius Beda Daton, mengaku bahwa Ketua INSA NTT, Yusak Benu sempat mengajak dirinya sama-sama monitoring ke Pelabuhan pada minggu lalu.

"Saya berhalangan, jadi belum sempat pergi, tapi Pak Yusak sudah info bahwa ada keluhan terkait pembelian tiket dan nanti kami cek ya ke Pelabuhan," pungkas Darius. (gat/dek)

  • Bagikan