Rekayasa Transportasi Laut di Labuan Bajo
LABUAN BAJO, TIMEX.KUPANG.FAJAR.CO.ID - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo melakukan rekayasa transportasi laut untuk mengangkut wisatawan yang hendak pulang, dampak dari ditutupnya bandara internasional Komodo Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat.
"Kita lakukan rekayasa angkutan transportasi laut yang bisa membantu melayani wisatawan yang hendak berangkat," jelas Kepala Kantor KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto kepada Timor Express di pelabuhan Laut Marina, Senin (11/11).
Dikatakan, sejak tanggal 10 dan 11 November, instansi yang dipimpinnya telah membuka posko dilanjutkan dengan apel kesiapsiagaan bersama instansi lainnya seperti TNI AL, Basarnas, Dishub Mabar, perusahaan pelayaran kapal dan asosiasi keagenan kapal serta Polres Mabar. Gunanya, jelas dia, memberikan pelayanan dan informasi terkait jadwal kapal dan membantu memberikan alternatif bagi penumpang yang akan keluar melalui pelabuhan terdekat antara lain Bima, Lombok dan Bali.
Dikatakan, perhubungan laut juga melakuan rekayasa transportasi laut dengan defiasi, seperti KM Egon, KM Tilongkabila, Dharma Rucita VII dan Dharma Rucita VIII yang akan dipercepat. “Kita juga minta bantuan dari pangkalan penjagaan pantai dan laut Surabaya yang nanti akan datangkan kapal Cundamani untuk membantu situasi kedaruratan disini,” jelasnya.
Dikatakan, dari data Minggu (10/11) terdapat 51 kapal dengan jumlah penumpang 727 orang, sedangkan Senin (11/11) tercatat 57 kapal dengan jumlah 913 penumpang yang sudah keluar melalui jalur laut. Total seluruhnya 108 kapal dengan jumlah penumpang 1.640 orang yang berangkat menuju Bima, Lombok dan Bali.
Dia menambahkan, pihak KSOP juga telah mengeluarkan peringatan untuk kapal-kapal yang melakukan trip dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) yang mungkin saja jarak pandang terganggu saat sedang berlayar akibat abu vulkanik dari erupsi gunung Lewotobi untuk selalu waspada.
"Kita mengimbau tetapi sejauh ini masih aman-aman. Bila catatan dari BMKG sudah mengkhawatirkan dan sangat mengganggu pelayaran, maka akan ada tindak lanjutnya," tegas dia. (kr2/ays/dek)