Tiga Paslon di Pilkada Sumba Timur
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumba Timur sukses menghelat debat antara pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati sesi kedua yang berlangsung di gedung nasional Umbu Tipuk Marisi, Sabtu (16/11).
Tiga paslon bupati-wakil bupati Sumba Timur masing-masing paslon nomor urut 1, Khristofel Praing dan Franky Ranggambani (KP-FR), paslon nomor urut 2, David Melo Wadu dan Umbu Ndata Jawa Kori (DAUD) serta paslon nomor urut 3, Umbu Lili Pekuwali dan Yonathan Hani (ULP-YH) tampil meyakinkan dalam sesi debat yang dibagi dalam enam segmen itu.
Dengan selesainya debat kedua pada pilkada Sumba Timur, maka KPU setempat telah merampungkan seluruh tahapan debat, di mana debat pertama dilaksanakan pada 26 Oktober 2024 dan debat kedua, Sabtu (16/11).
Sebagaimana dikutip dari tayangan live streaming youtube resmi KPU Sumba Timur, tiga paslon bupati-wakil bupati tampil penuh percaya diri memaparkan program-program unggulan mereka dalam tema debat, "Memajukan Demokrasi, Reformasi Tata Kelola Pemerintahan serta Pembangunan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan di Kabupaten Sumba Timur".
Kamaratih Purnama Kusuma yang tampil sebagai moderator debat tahap kedua juga membeberkan enam sub tema, yakni demokrasi, hukum dan HAM, pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi dan inovasi tata kelola pemerintahan. Lalu pembangunan daerah yang berkelanjutan, pelestarian lingkungan dan penataan agraria yang berkeadilan serta perlindungan masyarakat adat, mitigasi bencana serta bansos yang transparan dan berkeadilan.
Paslon nomor urut 1, KP-FR yang mendapat kesempatan pertama oleh moderator memaparkan visinya, mewujudkan masyarakat Sumba Timur yang sejahtera, harmoni dan tertib serta inovatif.
Selanjutnya yang menjadi misi paslon KP-FR jika dipercaya rakyat memimpin Sumba Timur, sebagaimana dikemukakan calon bupati Khristofel Praing bahwa mereka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Misi berikutnya, lanjut Khris Praing adalah mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis dan berkarakter. Meningkatkan kinerja pemerintahan yang inklusif dan berkeadilan serta mewujudkan kinerja pemerintahan yang antisipatif terhadap dinamika perubahan lingkungan dan internal.
"Untuk mengoperasionalkan visi misi tersebut, paket KP-FR menyiapkan enam agenda utama, yakni peningkatan pendapatan rumah tangga, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas infrastruktur, penegakkan hukum dan HAM, profesionalisme birokrasi dan peningkatan kualitas lingkungan hidup," urai Khris Praing.
Menurut Khris, terkait agenda meningkatkan pendapatan rumah tangga, yang menjadi sasaran adalah rumah tangga miskin.
"Data menunjukkan bahwa masih ada 28 persen lebih rumah tangga miskin di Sumba Timur," ungkap Khris.
Paslon KP-FR mengagendakan peningkatan kualitas SDM, kata Khris, karena ada persoalan krusial dibidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Khris juga mengagendakan pembangunan infrastruktur dasar, di mana ketika dirinya mendapat amanah memimpin Sumba Timur, walau hanya menjabat 3,5 tahun, Ia mampu membangun jalan kabupaten sepanjang 601 km.
Dibidang penegakkan hukum, KP-FR punya tekad menjadikan Kabupaten Sumba Timur sebagai laboratorium penegakkan hukum dan HAM.
"Kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak masih menjadi PR bagi kita. oleh karena itu, di bawah kepemimpinan KP-FR, kami akan menyelesaikan persoalan tersebut," janjinya.
Dalam upaya mewujudkan profesionalitas birokrasi, KP-FR, demikian Khris, punya tekad ingin benar-benar hadirkan negara dalam berbagai aktivitas/kegiatan melalui birokrasi yang melayani.
"Kita berbicara tentang pembangunan berkelanjutan, artinya bagaimana kita bicara hari ini, besok dan seterusnya. Bagaimana generasi hari ini dan seterusnya yang akan datang. Jadi bicara peningkatan kualitas lingkungan hidup, kita boleh mengelola sumber daya yang ada tanpa mengorbankan generasi yang akan datang. Kita pastikan bahwa pelestarian budaya, pelestarian lingkungan, pelestarian ekonomi menjadi bagian dari pola pendekatan dalam pembangunan berkelanjutan nanti," jelas Khris.
Selanjutkan paslon nomor urut 2, David Melo Wadu-Umbu Ndata Jawa Kori (DAUD) ikut dalam kontestasi pilkada Sumba Timur dengan visi: membangun desa menata kota.
"Pemikiran ini dalam rangka memperkecil kesenjangan antara desa dan kota. Pembangunan di desa masih kurang, terutama pembangunan di bidang infrastruktur masih belum memadai," kata calon bupati paslon DAUD, David Melo Wadu.
Dari visi itu, David menyebutkan bahwa ia bersama sang calon wakil bupati (wabup) telah menyiapkan misi sebagai patokan membangun Sumba Timur kelak.
David menyebutkan, ia bersama calon wabupya, Umbu Ndata Jawa Kori telah menyiapkan misi membangun Sumba Timur nanti. Pertama, meningkatkan kualitas SDM di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Selanjutnya, kata David, adalah peningkatan ekonomi rakyat. Memperkecil kesenjangan ekonomi masyarakat kota dan desa dengan memberdayakan potensi alam, baik dibidang pertanian, peternakan, perikanan kelautan, perkebunan dan pariwisata.
"Potensi-potensi alam ini ada di desa, bukan di kota sehingga DAUD mengusung tema membangun desa lebih awal baru menata kota ini," ucap David dalam debat yang dihadiri beberbagai undangan.
Selanjutnya, sambung David, peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan membuka akses bagi masyarakat desa. "Kita sama-sama tahu, 22 kecamatan dan 140 desa yang ada di Sumba Timur ini tidak semua wilayah terakses dengan baik oleh infrastruktur yang memadai. "Jadi kita akan menata ini, mulai dari desa baru ke kota," kata David.
Terkait penataan birokrasi yang baik, David menegaskan bahwa pihaknya mengedepankan tata kelola pemerintahan sesuai syarat dalam sistem perundang-undangan. "Kedepankan meritokrasi, bagaimana menempatkan seseorang pada tempatnya sesuai kompetensi, kapasitas, disiplin ilmu dan pelamar kerja," janjinya.
David juga menyatakan bahwa paslon DAUD akan menjalankan konsep pembangunan dengan mengumatakan pemberdayaan masyarakat dan fokus upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sementara itu, paslon nomor urut 3, Umbu Lili Pekuwali-Yonathan Hani (ULP-YH) ikut dalam konstestasi pilkada Sumba Timur dengan visi, terwujudnya Sumba Timur yang harmonis, unggul, mandiri, berbudaya, adil, maju dan berkelanjutan.
Umbu Lili pada kesempatan debat itu membeberkan enam misi mereka dalam membangun Sumba Timur lima tahun ke depan jika mendapat amanah rakyat pada coblosan 27 November 2024 nanti.
Misi pertama, kata Umbu Lili, adalah mewujudkan SDM yang unggul dan berdaya saing. Kedua melakukan transformasi sektor ekonomi produktif yang berdaya saing berbasis potensi unggulan daerah dengan program prioritas pengembangan pariwisata terintegrasi dan pelestarian seni budaya.
Ketiga, kata Umbu Lili, adalah mengembangkan tata kelola pemerintahan yang profesional, inovatif dan berintegritas. Program prioritas dari misi ini adalah memberi perhatian terhadap peningkatan tunjangan perbaikan penghasilan bagi ASN, meningkatkan profesionalitas ASN, mengedepankan manajemen ASN berdasarkan meritokrasi.
Misi keempat, lanjut Umbu Lili, adalah pembangunan infrastruktur yang handal, berketahanan bencana dan adaptif perubahan iklim.
"Program prioritas dari misi ini adalah pembangunan berbasis keadilan sosial dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dalam menunjang generasi selanjutnya agar mempunyai hak yang sama dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada," jelas Umbu Lili.
Kelima, demikian Umbu Lili, adalah mewujudkan pembangunan yang inklusif yang bertatanan sosial budaya dan ekologis. Pada misi ini, ada dua program priotitas, yakni keberpihakan pada masyarakat adat serta mewujudkan kesejahteraan perempuan dan anak.
"Kita sadar bahwa saat ini kurang perhatian terhadap kelompok rentan terhadap hal-hal yang bersifat negatif, dalam hal ini adalah perempuan, anak-anak dan disabilitas," ungkap Umbu Lili.
Selanjutnya, misi keenam, ucap Umbu Lili adalah meningkatkan supremasi hukum yang menjamin kepastian hukum, stabilitas ekonomi dan demokrasi. Program prioritas pada misi ini adalah optimalisasi terkait perda/perbup bagi ketertiban umum dan penanggulangan tindak pidana lingkungan hidup.
Cabup ULP-YH, Yonathan Hani menambahkan, saat ini Kabupaten Sumba Timur memiliki sebanyak 3.800 ASN. Para ASN ini, kata Yonathan, akan menjadi ujung tombak dalam proses pembangunan di Kabupaten Sumba Timur.
Yonathan mengatakan, pelaksanaan good governance ASN yang profesional, tidak ada KKN dan tidak ada konflik kepentingan adalah hal yang wajib dan harga mati bagi ULP-YH. Kenapa? Karena pelayanan kepada orientasi kepentigan publik adalah hal yang wajib.
Oleh karena itu, sambungnya, dalam program Humba Mengabdi merupakan salah satu program cepat yang akan dilaksanakan oleh ULP-YH untuk mengembalikan profesionalisme ASN sehingga bekerja sesuai tupoksi, bekerja sesuai kepentingan pelayanan masyarakat Kabupaten Sumba Timur.
Hal ini penting dan wajib, kenapa? Karena pelayanan publik adalah hal yang penting. Masyarakat Sumba Timur harus bisa merasakan pelayanan publik yang prima. Dan itu dimulai dari pemimpinnya. "Kalau pemimpinnya lurus, kami percaya ASN di bawah akan bekerja dengan maksimal tanpa ada konflik kepentingan atau politik sesaat," tegas Yohathan.
Sebelumnya, Ketua KPU Sumba Timur, Marthen Tanggu Rami dalam sambutannya mengatakan, debat kedua pilkada Sumba Timur kali ini merupakan kesempatan bagi ketiga paslon dalam meyakinkan para pemilih untuk memilih mereka sebagai bupati-wabup lima tahun ke depan.
"Debat tentu tak hanya sekadar adu argumen, tapi bagaimana kita menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada masyarakat terkait visi dan misi serta program paslon dan tentu bagaimana mengelaborasi tema yang diangkat pada debat kedua ini sehingga teman-teman pemilih dapat menentukan pilihannya berdasarkan apa yang mereka dengar dan saksikan," kata Marthen.
Marthen juga memohon dukungan seluruh elemen masyarakat di Sumba Timur agar KPU, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan dan di TPS mampu menuntaskan seluruh tahapan pilkada yang ada dengan baik. (aln/ays/dek)