Masjid dan Musholla Harus Ramah Anak

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX BERSAMA. Keluarga besar Pimpinan Wilayah DMI NTT pose bersama usai memberikan keterangan kepada awak media mengenai Muswil DMI NTT ke III di aula Asrama Haji Transit Kupang, Selasa (19/11).

Dari Pelaksanaan Muswil ke-III Pimpinan Wilayah DMI NTT

Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) NTT akan menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) ke III. DMI adalah organisasi keagamaan yang berdampak untuk umat dan bangsa.

IMRAN LIARIAN, Kupang

MUSWIL yang digelar ini agendanya antara lain menyusun program kerja selama lima tahun ke depan (2024-2029). Kemudian menyusun rekomendasi-rekomendasi terkait dengan pelaksanaan organisasi ke depan.

Muswil ini berlangsung sejak 22-24 November berpusat di aula Asrama Haji Transit Kupang. Mengusung tema 'Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid dalam Penataan Organisasi yang Berkualitas dan Dibutuhkan Umat'. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah para pengurus DMI dari kabupaten/kota se-NTT.

Ketua Pimpinan Wilayah DMI NTT, H. Muhammad Abdurrahman mengatakan bahwa persiapan Muswil DMI NTT ke-III sudah 80 persen.

"Saya mengapresiasi jajaran panitia yang sudah bekerja keras. Semua yang dilaksanakan ini merupakan amal jariyah bagi kita semua," kata Muhammad Abdurahman.

Memasuki tahun 2024 merupakan tahun politik. Karena itu, DMI NTT telah mengimbau kepada umat agar menjaga kenetralan masjid sehingga diminta agar alat peraga kampanye agar dijauhkan dari masjid.

"Ini kami sampaikan kepada Bawaslu. Kami imbau juga kepada jemaah untuk menjaga pilkada damai karena kita semua bersaudara," ungkapnya.

Sekretaris Pimpinan Wilayah DMI NTT, Abdullah P. Ulumando juga menjelaskan bahwa DMI hadir untuk mengayomi masjid dan musholla.

"Bagaimana masjid bisa memakmurkan umat dan umat memakmurkan masjid," ujarnya.

Terkait dengan program kerja ke depan DMI NTT akan menuntaskan kepengurusan DMI. Pasalnya, pengurus DMI yang terbentuk di kabupaten/kota saat ini baru sebanyak 13. Yang menjadi tugas ke depan yaitu bisa membentuk pengurus DMI di seluruh kabupaten di NTT yang belum terbentuk.

"Kami harapkan agar Pengurus Daerah DMI di kabupaten bisa membentuk pengurus DMI di tingkat desa/kelurahan," harapnya.

Program kerja selanjutnya membangun database tanah wakaf, masjid, musholla dan potensinya. Termasuk mendorong pembangunan kantor Pimpinan Wilayah DMI NTT. Mewujudkan pemberdayaan ekonomi berbasis masjid melalui program UMKM.

"Ini yang saya sampaikan tadi yaitu Memakmurkan dan dimakmurkan. Bagaimana masjid hadir untuk umat dari sisi ekonomi untuk mengembangkan ekonomi yang nantinya berdampak kepada umat dan masyarakat secara luas," ungkapnya.

Program selanjutnya mewujudkan Pusdiklat manajemen. Karena itu, lewat DMI akan mendorong ada pusat pendidikan manajemen untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Kemudian akan membentuk situs web yang sangat penting di era digital. Yang tidak kalah penting program DMI NTT yaitu mewujudkan masjid dan musholla ramah anak agar anak lebih dekat dengan masjid dan musholla. Selain itu masjid dan musholla yang ramah disabilitas.

"Jumlah masjid di NTT sebanyak 574 dan musholla ada 213," ungkapnya.

Ini ada potensi umat di situ dan kehadiran DMI bisa mengangkat potensi itu sehingga bisa menjawab harapan-harapan umat.

Ketua Panitia Muswil DMI NTT ke-III, Dony Irawan Saidun Ali menjelaskan bahwa DMI NTT merupakan pionir organisasi keagamaan. Dalam menata, mengelola, manajemen masjid dan musholla kepemimpinan ada regenerasi sangat penting.

Momentum ini sebagai penyegaran dalam muswil ini sesuai dengan AD/ART periode 5 tahun sekali. Muswil ini sangat penting untuk memilih Ketua DMI NTT yang baru periode 2024-2029. Terdapat beberapa agenda dalam muswil tersebut.

"Muswil ini kami undang Forkopimda, imam masjid dan organisasi keagamaan," ujarnya.

DMI NTT juga membangun kerja sama lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Momentum Pilkada ini, DMI NTT juga berkerja sama dengan pihak terkait untuk bersama-sama mewujudkan Pemilu yang damai.

"Kami menjaga kenetralan masjid dan musholla agar tidak dijadikan basis-basis politik," jelasnya.

DMI NTT juga berkolaborasi dengan Pemerintah dengan memberikan data-data umat. Muswil ini juga ada digelar seminar dengan menghadirkan pemateri dari FKUB, Kanwil Kemenag NTT tentang moderasi beragama.

Sekretaris Panitia, Abdul Syukur, menjelaskan bahwa muswil ini sebagaimana amanah yang termuat dalam AD/ART pasal 31 yang menyatakan bahwa Muswil diadakan 5 tahun sekali. Muswil ini juga sebagai ajang mempererat tali silaturahmi.

"Muswil ini digelar dengan penuh sukacita, perdamaian dan persaudaraan," ujarnya.

Undangan juga diberikan kepada ormas kepemudaan dan sesepuh. Terkait seminar juga yang mengangkat tema masjid sebagai rumah moderasi. Kemudian materi juga disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah DMI NTT. (gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version