Strategi Peningkatan Ekonomi Jadi Sorotan

  • Bagikan
DEBAT TERAKHIR: ketiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur saat debat publik terakhir di Auditorium Undana, Rabu (20/11)

Debat Pamungkas Pilgub NTT

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Debat pamungkas pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) NTT berlangsung sengit di Graha Undana, Rabu (20/11). Strategi peningkatan ekonomi menjadi isu utama yang dibahas.

Dengan mengusung tema “Meningkatkan Daya Saing Daerah Berperspektif, GEDSI, Resiliensi dan Berkelanjutan”, para kandidat memaparkan visi dan misi mereka untuk membawa provinsi ini keluar dari bayang-bayang kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dimoderatori oleh Angelica de Evagam dan Reza Siregar.

Debat terakhir ini melibatkan tiga orang panelis yakni Dr Maria Emerensiana Perseveranda, SE, MSi (Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Uniwira), Dr Khalid Kasim Moenardy, MSi (dosen Prodi Administrasi Bisnis FISIP Undana dan Direktur LPPOM MUI Provinsi NTT) dan Dr Juliana S Ndolu, SH, MHum (dosen Fakultas Hukum Undana dan Konsultan GEDSI).

Tampak ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hadir dengan dress code masing-masing. Calon nomor urut 1, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto gunakan jaket merah putih bawahan celana putih, calon nomor urut 2, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma gunakan baju biru dibalut celana hitam. Sementara calon gubernur nomor 3, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu gunakan baju putih, celana hitam dibalut selendang dan peci bermotif daerah.

Masing-masing pasangan diberikan waktu untuk menjelaskan program unggulan di bidang ekonomi, termasuk rencana pengelolaan sumber daya alam, pemberdayaan masyarakat serta strategi menarik investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta pembangunan yang inklusif dan penanganan bencana.

Calon gubernur nomor urut 1, Ansy-Jane menyebut daya saing daerah sangat penting karena menentukan kemajuan suatu daerah jika ada daya saingnya tinggi, maka pasti akan maju, jika sebaliknya daya saingnya rendah, maka ini merupakan indikasi suatu daerah mengalami keterbelakangan.

Ia menyebut, berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), indeks daya saing daerah NTT tahun 2023 sebesar 3,42 persen. “Tugas kita bersama adalah bekerja optimal untuk meningkatkan kualitas dan daya saing daerah dalam seluruh aspek kehidupan. Kita perlu terobosan-terobosan besar dengan dasar riset dan inovasi,” katanya.

Tata kelola pemerintahan yang benar, kata Ansy menjadi kunci utama. Selain itu, perlu memajukan sektor pariwisata agar para petani, peternak dan nelayan juga maju karena pariwisata merupakan prime mover ekonomi atau lokomotif yang menggerakkan gerbong-gerbong pertumbuhan ekonomi.

“NTT ini tingkat daya saingnya mengalami hambatan karena sejumlah persoalan-persoalan, pertama adalah kemiskinan. Kemiskinan NTT hari ini berada pada angka 19,48 persen. Yang miskin adalah masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani, peternak dan nelayan, maka strategi solusinya adalah membangun desa dan memberdayakan masyarakat desa karena semua persoalan yang ada di desa,” katanya.

Ia juga membeberkan program Desa Menyala fokusnya pada pemberdayaan ekonomi petani, peternak, nelayan dan juga kaum perempuan. Kualitas pendidikan NTT juga menjadi sorotan. Selain itu angka stunting 2023 berada di angka 37,9 persen. Indeks pembangunan manusia di angka 66,68 persen.

“Kami mendorong program 1 juta per bulan posyandu untuk pemberian makanan tambahan, gerakan 1.000 laptop per tahun untuk siswa SMA dan SMK sederajat yang masuk dalam kategori miskin. Kesehatan dan pendidikan menjadi kata kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” sebutnya.

Ditegaskan bahwa tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan profesional dan akuntabel melalui digitalisasi untuk mencegah kebocoran dan potensi korupsi dan menyisir anggaran yang tidak efisien.

Jika terpilih, Ansy-Jane akan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan untuk memunculkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di NTT berdasarkan pemetaan potensi keunggulan dan karakteristik wilayahnya. “Pola identifikasi dan juga desain kita perlu melibatkan dunia kampus dan dunia usaha untuk merancang pola industri yang mau kita bangun melalui riset dan inovasi,” ujarnya.

Ansy-Jane juga tidak menginginkan adanya pembangunan yang diskriminasi dan tidak melupakan satupun kelompok masyarakat. Keterlibatan kaum perempuan, disabilitas dan masyarakat adat juga perlu didorong.

Melki-Johni pasangan nomor urut 2 menyebut, pengelolaan sumber daya alam yang adaptif terhadap krisis iklim, pengembangan ekonomi berbasis pariwisata serta kesetaraan gender menunjukkan bahwa pembangunan sumber daya alam di NTT harus bersifat inklusif, adil dan berkelanjutan.

Ia memastikan semua lapisan masyarakat akan menikmati hasil pembangunan yang akan dibangun. “Kami tidak akan biarkan siapapun yang terabaikan di NTT. Setiap anak akan mendapat akses pendidikan melalui beasiswa bagi anak kurang mampu. Membangun pendidikan vokasi dan berdaya saing,” katanya.

Di bidang pendidikan, pihaknya menegaskan akan memperkuat kualitas pendidikan dengan program dosen industri dan membuka akses kuliah di lima perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Selain itu ia ingin memastikan masyarakat NTT tetap sehat melalui sistem posyandu yang baik guna pemberantasan stunting. “Kami pastikan tenaga kesehatan dan tenaga pendidik di wilayah perbatasan akan diurus secara baik,” tegasnya.

“NTT dititip untuk dijaga dan dinikmati bukan untuk dimanfaatkan. Pembangunan berkelanjutan terus dilakukan untuk mendorong pembangunan ekonomi,” tegasnya.

Sedangkan pasangan nomor urut 3, paket SIAGA menjelaskan, peningkatan daya saing daerah sangat ditentukan oleh mutu sumber daya manusia. Oleh karena itu pihaknya akan mengutamakan kebijakan dan program peningkatan daya saing sumber daya NTT dan meningkatkan indeks modal manusia.

Menurut Simon, percepatan pembangunan ekonomi NTT membutuhkan transformasi ekonomi kewilayahan dan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan game changer atau penggerak perubahan adalah integrasi ekonomi hijau dan ekonomi biru.

“Untuk mewujudkan agenda pembangunan manusia yang utuh dan inklusif, kami berkomitmen melaksanakan kebijakan transformasi sosial untuk perlindungan sosial yang adaptasi bagi seluruh masyarakat terutama bagi kelompok rentan, perempuan, anak dan disabilitas salah satu prioritas adalah menjamin kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan khususnya bagi tenaga kerja bukan penerima upah seperti pekerjaan sektor informal,” janjinya.

Selain itu, kebijakan konservasi kawasan lindung dan penghijauan untuk mengurangi karbondioksida dan sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca dan juga dalam konteks kebencanaan, maka program mulai dari murni mitigasi sampai rehabilitasi menjadi titik berat dari paket SIAGA. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version