Gerakan Literasi untuk Masa Depan Gemilang,Pj. Gubernur NTT Luncurkan Genta Belis

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX PELUNCURAN. Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto memukul gong tandai peluncuran Genta Belis di Hotel Sylvia, Kupang, Jumat (22/11).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Andriko Noto Susanto, secara resmi meluncurkan Gerakan NTT Membaca dan NTT Menulis (Genta Belis) di Hotel Sylvia, Kupang, Jumat (22/11).

Program ini bertujuan meningkatkan literasi masyarakat NTT sebagai fondasi penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Andriko menegaskan pentingnya literasi sebagai kunci perubahan dan pembangunan jangka panjang. “Literasi adalah jalan menuju perubahan. Melalui Genta Belis, kita memulai langkah bersama untuk masa depan generasi yang lebih baik. Mari jadikan gerakan ini sebagai tonggak awal memperkuat kemampuan membaca, menulis, dan belajar di NTT,” katanya.

Andriko menyebut keberagaman budaya dan kekayaan alam NTT, termasuk tenun ikat dan hasil perikanan, membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk memaksimalkan potensi tersebut.

“Kekayaan alam yang luar biasa hanya akan memberikan manfaat besar jika didukung oleh SDM yang unggul. Melalui Genta Belis, kita menguatkan fondasi SDM agar dapat memanfaatkan potensi ini secara optimal,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya literasi baca-tulis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT. “Kemampuan literasi tidak hanya meningkatkan pemahaman informasi, tetapi juga membentuk individu yang kritis dan produktif. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan literasi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” tambahnya.

Ia mengatakan literasi dengan upaya penanganan stunting. gangguan kognitif akibat stunting dapat berdampak pada kemampuan belajar anak. “Stunting memiliki korelasi erat dengan kemampuan kognitif. Oleh karena itu, percepatan penanganan stunting, seperti melalui Gerakan Kemanusiaan Percepatan Penanganan Stunting Terintegrasi (GKP2ST), harus menjadi prioritas bersamaan dengan penguatan literasi,” jelasnya.

Andriko juga menyoroti peran pendidikan perempuan dalam pola asuh yang baik sebagai solusi jangka panjang. “Pola asuh yang baik membutuhkan pendidikan yang memadai, terutama bagi perempuan. Gerakan ini tak hanya tentang meningkatkan literasi, tetapi juga investasi jangka panjang menuju generasi emas 2045,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, menekankan bahwa keberhasilan Genta Belis membutuhkan kolaborasi berbagai pihak.

“Ini adalah proyek perubahan yang harus melibatkan pemerintah, komunitas, dunia usaha, hingga individu. Genta Belis adalah tanggung jawab kita bersama demi menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berakar pada budaya NTT,” ujarnya.

Melalui Genta Belis, Pemerintah Provinsi NTT berharap dapat membangun ekosistem literasi yang berkelanjutan di seluruh wilayah, hingga tingkat kabupaten/kota.

Selain itu, program ini diharapkan menjadi jembatan untuk mengatasi tantangan stunting dan meningkatkan kualitas pendidikan, menciptakan generasi muda yang unggul dan siap bersaing di masa depan.

“Kita optimistis bahwa gerakan ini akan menjadi awal transformasi besar bagi NTT. Mari kita bergerak bersama. Bersama Genta Belis, kita wujudkan mimpi besar bagi generasi emas 2045,” tutupnya.

Yudhistira Yewangoe, Pimpinan UNICEF Perwakilan NTT/NTB, turut memberikan dukungan dengan menyoroti pentingnya literasi sebagai dasar pembelajaran seumur hidup.

“Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga fondasi untuk menghadapi tantangan hidup dan menciptakan peluang. Literasi berdampak pada semua sektor, mulai dari ekonomi hingga kesehatan,” tuturnya. (cr6/thi/dek)

  • Bagikan