IWAPI NTT Komit Majukan Ekonomi NTT

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX SAMBUTAN. Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi menyampaikan sambutannya di sela kegiatan pembukaan Musda I di Hotel Harper, Kupang, Minggu (24/11).

Kemarin Gelar Musda Perdana

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) I. Pelaksanaan Musda I ini untuk memilih kepengurusan selama lima tahun ke depan dan penyusunan program guna mendukung pertumbuhan ekonomi NTT.

Musda perdana yang bertajuk “Peran strategis perempuan pengusaha NTT dalam pembangunan yang berkelanjutan menuju Indonesia emas” ini berlangsung di Hotel Harper, Kupang, Minggu (24/11).

Sesuai agenda, kegiatan ini akan diselenggarakan selama dua hari terhitung tanggal 24-25 November. Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Ketua DPP IWAPI, Nita Yudi, Ketua Kadin NTT, Boby Liyanto, Plt. Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A).

Ketua DPD IWAPI NTT, Ince Sayuna mengatakan proses ini sedang berlangsung dan dilanjutkan dengan pelantikan. Sebanyak 22 pengurus dari daerah di NTT sudah hadir dan akan mengikuti Musda tersebut. Ia juga mengaku menjadi calon tunggal sebagai Ketua DPD.

Ince mengatakan, selama ini IWAPI NTT senantiasa berkiprah. Berbagai pencapaian dilakukan selama ini. Bahkan, IWAPI hadir untuk membantu dan membina para petani hingga pelaku UMKM yang ada di NTT.

Sejak 2018-2023, kata dia, IWAPI NTT konsisten dalam tiga hal yakni penguatan kapasitas perempuan pengusaha, mendatangkan akses bagi pengusaha serta membuat program yang memberi manfaat lebih luas.

Berangkat dari itu, IWAPI NTT telah melaksanakan berbagai program yang ditujukan bagi perempuan pengusaha di NTT. Setidaknya, IWAPI mendampingi 95 persen pengusaha yang bergerak di sektor UMKM.

"Kehadiran IWAPI sampai saat ini, kami akui berbagai program yang kami lakukan itu tidak semua memenuhi harapan karena ada beberapa persoalan yang kami hadapi," ujarnya.

Mantan Wakil Ketua DPRD NTT ini menyebut IWAPI NTT berupaya melihat berbagai persoalan pengusaha perempuan di NTT. IWAPI NTT telah membina 78 petani di Kabupaten TTS. IWAPI membantu akses permodalan ke Bank NTT. Dia mengklaim agenda itu berhasil.

Untuk menjawab permintaan kepengurusan 30 persen dari kaum milenial, pihaknya sudah mendata dan siap melibatkan mereka. Kami lebih fokus kepada kepengurusan di kota karena banyak milenial yang usahanya di Kota.

Untuk program, IWAPI akan bekerjasama dengan pemerintah daerah agar menyediakan fasilitas khusus untuk petani perempuan untuk persiapan padi stunting.

“Kita akan siapkan dua hektar tanah di Kecamatan Amanuban Timur agar memproduksi beras baru guna penanganan stunting,” katanya.

Anggota IWAPI NTT, juga lebih banyak berusaha di bidang kuliner. Maka, ke depan akan dilakukan pemetaan dengan pemerintah untuk menunjang program pemerintah.

“Kami juga sudah siapkan untuk konsumsi saat PON 2028 nanti,” katanya.

Boby Liyanto dalam kesempatan tersebut menyebut kondisi ekonomi saat ini membutuhkan kerja kolaborasi dari semua pihak. Kehadiran IWAPI NTT menjadi kekuatan besar dalam mendukung pemerintah guna menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat.

Ia mengatakan selama ini entrepreneurship atau kewirausahaan hanya datang dari lembaga pendidikan namun juga perlu ada lingkungan usaha. Angkatan muda menjadi enterpreneurship memang harus didukung dari lembaga pendidikan tetapi lebih mempersiapkan diri dari lingkungan.

“Mari kita dorong para mahasiswa agar tidak saja menyelesaikan skripsinya saja tapi bisa mengembangkan usaha ketika sudah tamat,” katanya.

Ia menilai asosiasi IWAPI merupakan bagian dari upaya memulai usaha dari lingkungan sehingga semakin mempertajam dengan berbagai program kerja.

Boby juga menekankan pentingnya pelatihan digital marketing dalam setiap usaha. Pemasaran digitalisasi maka bisa bersaing dengan pasaran di daerah lainnya. “Kita mulai bersaing dengan pengusaha dari luar daerah jika kita bisa memproduksi produk kita melalui berbagai platform media yang ada,” pintanya.

Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi dalam kesempatan tersebut mengapresiasi pelaksanaan Musda pertama ini meski sebelumnya sempat tertunda karena berbagai kendala.

Menurutnya, 49 tahun IWAPI didirikan dan sudah tersebar di 34 provinsi dan akan menambah empat kepengurusan baru di empat provinsi baru di Papua. Ini sangat luar biasa karena ada juga IWAPI perwakilan di Malaysia.

Saat ini lebih dari 3.000 pengusaha mulai dari UMKM hingga pengusaha besar termasuk pengusaha yang bergerak di bidang usaha kosmetik. Selama berkiprah, IWAPI eksis dan konsisten mengembangkan usaha perempuan.

“Saat ini kita punya link dalam pengusaha di dalam negeri maupun luar negeri. Ada kerja sama dengan 10 negara di Asean. Melihat kepercayaan pemerintah, tentu sangat bersyukur dan kebanggaan tersendiri. Ini semua karena kerja keras dari semua anggota,” katanya.

Prestasi yang telah dicapai, DPP terus bekerja dan berkoordinasi dengan kementerian agar membantu mensukseskan program pemerintah.

“Kami terus mengetuk pintu Kementerian untuk terlibat dalam setiap program pemerintah,” tandasnya.

Ditambahkan, saat covid-19 IWAPI sempat mengalami kesulitan namun berkat koordinasi dengan pemerintah pusat, semua usaha masih bisa diselesaikan.

“Itulah IWAPI. Organisasi menjadi pembeda dari organisasi lainnya,” katanya.

Pujian terus diberikan kepada Ketua dan Pengurus IWAPI NTT karena memiliki tiga program luar biasa yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat yakni penyulingan air, produksi beras stunting (Beras Nona Bena) dan penyulingan anggur. Bahkan program tersebut belum dilakukan pemerintah pusat, sudah dilakukan IWAPI NTT. Maka dari itu, ia berharap agar program pemerintah pusat saat ini bisa melibatkan pengurus dalam bentuk projek-projek.

“Kami akan sampaikan kepada badan pangan, menteri kesehatan dan perindustrian agar program ini bisa dibantu karena ini bisa mendukung program pemerintah pusat dalam hal ini program makan siang gratis,” katanya.

Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto yang diwakili Plt Kadis P3A NTT, Endang Lerik mendorong IWAPI untuk memanfaatkan dan mengembangkan peluang usaha di NTT karena masih memiliki peluang besar.

Selain itu mendampingi para pemuda dan mahasiswa untuk terlibat mengembangkan usaha dan membuka lapangan kerja sama sendiri. Ia juga berharap agar IWAPI juga untuk mengembangkan literasi UMKM karena cerita untuk mengembangkan minat pembeli masih sangat kurang.

“NTT tidak akan keluar dari kemiskinan jika perempuan tidak berdaya namun jika perempuan berdaya maka tidak ada lagi kemiskinan dan masalah stunting di NTT,” pesannya. (cr6/gat/dek)

  • Bagikan