Pertahankan Predikat Kabupaten Penghasil Jagung Terbesar

  • Bagikan
FANSI RUNGGAT/TIMEX TOT. Penjabat Bupati Matim, Boni Hasudungan membuka kegiatan ToT budidaya jagung, Jumat (22/11).

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Jagung salah satu komoditas andalan di Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Tercatat produktivitas dan luas areal tanam terbesar di NTT menjadi salah satu modal dasar untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal, perubahan pola pikir dan karakter sebagai petani.

"Jika sebelumnya kita lihat hasil dulu baru bekerja, maka saatnya kita menjadi inisiator dalam pengembangan jagung. Sehingga tahun 2025 Matim menjadi kabupaten jagung," kata Penjabat Bupati Matim, Boni Hasudungan saat membuka kegiatan Training of Trainer (ToT) budidaya jagung sesuai Good Agriculture Practice (GAP), Jumat (22/11).

Pelatihan bertempat di Balai Latihan Kerja (BLK) Sanpio Kisol, Kelurahan Tanah Rata Kecamatan Kota Komba. Kegiatan diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Matim dan PT Silvano Maynard Jaya yang diikuti oleh 80 orang petani, baik dari Kabupaten Matim, Ende, Manggarai dan Manggarai Barat.

Kegiatanya berlangsung selama dua hari, Rabu (20/11) dan Kamis (21/11). Hadir pada pembukaan pelatihan ToT, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Matim, Jhon Sentis, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Herman Kodi, Kepala Dinas PMPD, Gasapar Nanggar dan Kepala Dinas Koperindag, Fransiskus P Sinta.

Selain itu dihadiri perwakilan PT Silvano Maynard Jaya, PT Syngenta, PT Segar Agro Nusantara, PT Sumber Energi Pangan, PT Nufam, PT Sumber Alam Unggul dan PT Dinamik serta staf Dinas Pertanian Matim. Peserta pelatihan antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pelatihan penekanan pada sistem budidaya tanaman jagung yang baik dan benar.

Boni menjelaskan, menjadi harapan semua untuk dapat mempertahankan predikat sebagai kabupaten penghasil jagung terbesar di Provinsi NTT. Komoditas jagung berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga maupun kebutuhan pakan ternak serta dapat meningkatkan pendapatan petani.

Ia menjelaskan, permintaan pasar akan jagung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun memberikan motivasi tersendiri bagi petani di Kabupaten Matim. Hal itu terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan, sehingga dapat meningkatan produktivitas jagung dari 4,29 ton/hektare menjadi 10 ton/hektare, salah satunya melalui pelatihan ToT bagi petani.

"Pentingnya peningkatan sumber daya manusia pertanian melalui perubahan pola pikir dan perilaku. Area penanaman jagung yang luas namun tidak ditunjang dengan produktivitas yang tinggi dapat menggambarkan penerapan teknologi belum sesuai petunjuk teknis," katanya.

Boni juga mengucapkan terima kasih kepada perwakilan PT Silvano Maynard Jaya, PT Syngenta, PT Segar Agro Nusantara, PT Sumber Energi Pangan, PT Nufam, PT Sumber Alam Unggul dan PT Dinamik yang telah datang ke Kabupaten Matim untuk memberikan motivasi dan semangat serta pendampingan bagi petani jagung.

“Matim tidak dapat berjalan sendiri, tapi kami butuh dukungan dari berbagai pihak. Sehingga untuk itu kami berterima kasih atas dukungan stakeholder yang selalu mendampingi dan memastikan para petani di Matim memiliki informasi dan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang tidak kalah dengan para petani di Jawa," ucapnya. (kr1/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version