KUPANG TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STIKOM) Uyelindo Kupang kembali menggelar Seminar Nasional dan Konferensi tentang Sistem Informasi, Informatika dan Komunikasi (SEMMAU) IX 2024 di Hotel Kristal Kupang, Minggu (24/11).
Seminar bertajuk "Transformasi Keamanan Siber melalui Blockchain dan Strategi Baru bagi Lembaga Keuangan” menghadirkan Prof. Dr. Taqwa Hariguna, S.T., M.Kom sebagai Keynote Speaker dan Polantoro, S.E., M.M sebagai Pembicara dengan dimoderatori oleh Dr. Remerta Noni Naatonis. S.Kom., M.Cs.
Ketua STIKOM Uyelindo Kupang, Marinus I. J. Lamabelawa, S.Kom., M.Cs usai seminar menjalankan bahwa agenda tahunan ini menarik karena isu yang dibahas berkaitan dengan security atau keamanan data dari aplikasi online khusus pada Blockchain.
Dikatakan perkembangan teknologi kian berkembang pesat maka perlu upaya menyikapi agar generasi penerus khususnya para mahasiswa jangan ketinggalan karena kedepan data atau dokumen serta penyimpanan uang di bang bisa beralih ke blockchain.
“Hal ini perlu kita berikan kepada mahasiswa sebagai literasi keuangan dan isu-isu yang berkembang seperti judi online pinjaman online sehingga mahasiswa dapat dicerahkan,” katanya.
Lebih lanjut, dikatakan melalui konferensi yang dilangsungkan, dosen bisa mempublikasikan tulisannya dan bisa terpublikasi ke jurnal internasional.
“Topik yang kita angkat terkait dengan literasi keuangan karena saat sekarang banyak oknum yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk hal-hal yang negatif. Sehingga topik ini bisa memberikan edukasi dan pendidikan yang baik,” katanya.
Prof. Taqwa Hariguna, menyebut teknologi blockchain merupakabaru yang mulai hits pada tahun 2008 silam namun konsepnya berlangsung lama.
Dikatakan, yang paling ramai dibicarakan adalah cryptocurrency bitcoin sehingga teknologi blockchain ikut tenar. Dan teknologi ini mulai digunakan di berbagai teknologi.
“Teknologi blockchain ini banyak digunakan karena sejauh ini belum bisa hacker dan bersifat sentralis serta bisa terpantau jika ada kesalahan,” ungkapnya.
Kedepan, teknologi ini bisa digunakan di berbagai bidang. Maka mahasiswa didorong untuk menggunakan waptrick dengan pemrograman-pemrograman.
Teknologi saat ini sangat terbuka dan bisa diakses, untuk itu diharapkan agar mahasiswa lebih berimprovisasi sendiri. “Tidak ada lagi halangan atau terbatasi untuk belajar. Selama masih ada internet bisa dikerjakan. Yang penting ada kemauan dan tekun,” pesannya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Seminar dan Konferensi, Febi Elvira Messe, S.Kom., M.Cs menyebut teknologi blockchain masih minim digunakan di NTT bahkan dianggap sebagai sesuatu yang baru namun sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama mahasiswa dalam mengelola keuangan.
“Melalui seminar ini, mahasiswa, dosen dan masyarakat pada umumnya bisa tau apa itu blockchain,” katanya.
Secara umum, ia menjelaskan bahwa melalui blockchain setiap data dalam rantai blok terenkripsi dan terhubung secara erat, sehingga mengurangi risiko pencurian atau manipulasi data. Selain itu sangat transparan sebab, pihak yang terlibat dalam jaringan yang dapat mengakses data, memberikan keamanan tambahan terhadap akses yang tidak sah.
“Semoga mahasiswa bisa membangun sistem atau program yang berkaitan dengan blockchain,” harapnya.
Untuk diketahui, dalam konferensi kali ini melibatkan 13 pemakalah yang tersebar di Indonesia. Mereka akan memaparkan karya atau penelitiannya secara online dan offline. (cr6/thi/dek)