Kolaborasi Pengendalian Inflasi di Kota Kupang
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi, membuka High Level Meeting (HLM) Triwulan IV tingkat Kota Kupang tahun 2024 di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Rabu (13/11). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengendalian inflasi yang telah berjalan dengan melibatkan berbagai lembaga terkait.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, serta Forkopimda Kota Kupang, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kupang, Patrisius Tupen, Staf Ahli Wali Kota Kupang, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Direktur Perusahaan Daerah Pasar Kota Kupang, serta perwakilan dari Bulog Divre NTT, Pelindo III Kupang, PT. Angkasa Pura I (Persero), PT. Pertamina Wilayah NTT, dan sejumlah instansi terkait lainnya.
Pj. Wali Kota Kupang dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya pengendalian inflasi yang terus dilakukan dengan menyesuaikan kondisi pasar yang dinamis.
“Kami bersama-sama mengunjungi pusat perbelanjaan, gudang sembako dan pasar-pasar di Kota Kupang, dan kami dapat memastikan bahwa inflasi saat ini tetap terkendali. Namun, upaya berkesinambungan diperlukan agar mekanisme pasar yang seimbang antara masyarakat dan pengusaha dapat terjaga,” ujarnya.
Pemerintah Kota Kupang juga berencana mengembangkan lahan pertanian di wilayah Naimata untuk memperkuat ketahanan pangan lokal. Langkah ini mendapatkan dukungan dari TNI dan akan dimulai dengan survei lapangan dalam waktu dekat. Pengelolaan lahan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan lokal Kota Kupang.
Sebagai upaya mendukung ketahanan pangan, KPw Bank Indonesia Provinsi NTT telah memulai program penanaman cabai di beberapa titik di Kota Kupang, termasuk di Jalan Thamrin depan Kantor Lurah Kayu Putih.
Program ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat dan pemerintah untuk lebih aktif dalam mengelola ketahanan pangan. Pemerintah Kota Kupang akan melanjutkan koordinasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tersebut.
Selain itu, Pemerintah Kota Kupang juga akan segera mengimplementasikan arahan dari Presiden yang diterima dalam acara Garpemda di Sentul baru-baru ini. Arahan tersebut berfokus pada penguatan stabilitas ekonomi dan pengendalian inflasi melalui langkah-langkah strategis yang telah disepakati di tingkat pusat. Untuk mendukung stabilitas ekonomi masyarakat, Pemerintah Kota Kupang juga akan menyalurkan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP).
Penyaluran ini akan dilakukan secara bertahap untuk menjaga kestabilan ekonomi masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi di pasar-pasar Kota Kupang.
Mengakhiri sambutannya, Linus Lusi menegaskan komitmen Pemerintah Kota Kupang untuk terus menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan setiap langkah yang diambil mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas ini dan bekerja sama dengan TPID untuk memastikan setiap langkah kami mendukung kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu Kepala KPw BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, dalam paparannya menyampaikan bahwa Kota Kupang mencatat inflasi bulanan sebesar 0,25% pada Oktober 2024, selaras dengan tren inflasi di NTT dan nasional.
Namun, tantangan terbesar bagi Kota Kupang adalah ketergantungan pada pasokan beras dari luar NTT. Dengan kebutuhan sekitar 12,55 ribu ton beras per triwulan, penurunan luas lahan pertanian di kota ini semakin memicu defisit pangan. Tren penurunan ini terjadi di berbagai wilayah NTT dan Bali-Nusa Tenggara, menuntut strategi jangka panjang untuk ketahanan pangan.
Dijelaskannya untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung ketahanan pangan, KPw BI Provinsi NTT menginisiasi sejumlah program pengendalian inflasi. Di antaranya adalah Program PUSPA, sebuah Pusat Pangan yang diharapkan mampu menghubungkan petani lokal dengan pasar, sehingga ketersediaan pangan terjangkau dapat terus terjaga. Selain itu, Program PANGLING atau Pangan Murah Keliling siap diluncurkan, dengan dukungan armada truk untuk mendistribusikan pangan murah ke berbagai area di Kota Kupang.
KPw BI Provinsi NTT Bersama Pemerintah Kota Kupang juga telah melakukan Operasi Pasar Murah secara berkala guna menstabilkan harga komoditas pangan pokok. Program ini dinilai efektif dalam menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi tekanan inflasi terutama pada komoditas-komoditas yang sering mengalami fluktuasi harga.
Kepala BPS Kota Kupang menyampaikan perkembangan inflasi yang berfluktuasi di Kota Kupang sepanjang 2024. Pada Agustus dan September, Kota Kupang mengalami deflasi berturut-turut sebesar 0,36% dan 0,08%, yang dipicu oleh penurunan harga daging ayam ras dan cabai rawit. Namun, tren ini berubah pada Oktober dengan adanya inflasi sebesar 0,25% akibat kenaikan harga sayur dan air kemasan.
Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau berkontribusi besar terhadap laju inflasi di Kupang, diikuti oleh sektor transportasi dan perlengkapan rumah tangga.
Beberapa komoditas seperti beras, angkutan udara, dan sayuran (kangkung, sawi hijau) secara konsisten mendorong inflasi sepanjang Januari-Oktober 2024. Kondisi ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap harga pangan dan transportasi dalam menjaga stabilitas daya beli masyarakat di NTT. (thi/dek)