WKRI Diajak Majukan Peradaban untuk Semua Perempuan

  • Bagikan
ALEX SEKO/TIMEX BERSAMA. Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, SVD bersama ibu- ibu WKRI saat resepsi.

ENDE, TIMEXKUPANg.FAJAR.CO.ID - Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, SVD berharap Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Keuskupan Agung Ende terus mengembangkan dan memajukan peradaban untuk semua perempuan.

Hal ini dikatakan Mgr Paulus Budi Kleden, SVD saat memimpin perayaan ekaristi memperingati 100 tahun atau satu abad WKRI. Menurut dia, ada suatu perjanjian besar agar WKRI selalu memperhatikan semua perempuan melalui peran yang diemban.

"Kehadiran WKRI atau berdirinya WKRI tidak lain atas dasar keprihatinan para perempuan. Keprihatinan tersebut bukan saja bagi perempuan Katolik, namun semua perempuan yang ada di Indonesia," kata Mgr Paulus.

Karena itu lanjut dia, perempuan zaman ini butuh kesalehan dalam rangka membangun peradaban, melayani perempuan baik kedalaman maupun keluar.

Mgr Paulus mengajak agar WKRI terus bergerak bersama membangun gereja dan masyarakat yang semakin ramah terhadap anak. Karena anak, kata dia merupakan titipan Tuhan yang harus dibina menjadi anggota gereja yang tangguh.

Selain itu, WKRI juga diminta bergerak bersama untuk melindungi ibu hamil demi masa depan anak yang dilahirkan serta kehidupan masa depan anak.

"Tidak kalah penting, juga bergerak bersama membimbing dan mendampingi pasangan yang belum menikah atau ikatan perkawinan sah untuk bisa menerima sakramen pernikahan," kata dia.

Dampak dari itu semua, lanjut Mgr Paulus, anak-anak yang dilahirkan akan bermasalah dikemudian hari. Dan terakhir, ia berharap agar WKRI bergerak bersama melawan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

"Orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan kemiskinan orang lain untuk memperdagangkan orang demi keuntungan mereka,” sebutnya.

Tindakan-tindakan seperti itu sungguh melukai harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah.

Bercermin dari sang pendiri, seorang wanita bangsawan Yogyakarta yang juga tokoh intelektual wanita saat itu,  Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra, mendirikan perkumpulan ibu-ibu Katolik pribumi.

Keinginan tersebut mendapat dukungan dari Pastor Van Driesche, SJ dan tanggal 26 Juni 1924, perkumpulan ibu-ibu Katolik resmi berdiri dan pengurus pertamanya adalah RAyC Hardjadiningrat sebagai ketua, Th Soebirah Hardjosoebroto (penulis) dan C Moerdoatmodjo (bendahara).

Sementara itu, Ketua Presidium DPD WKRI Keuskupan Agung Ende, Paulina Pede mengatakan, kehadiran DPD WKRI sudah sejak tahun 2004 tepatnya tanggal 18 Desember. Namun untuk DPC sudah ada sejak tahun 1980-an.

"Salah satu pendiri DPD Keuskupan Agung Ende adalah ibu Maria Matildis Banda dan kini sudah berkembang menjadi sembilan cabang dan 23 ranting. Ke depan akan terus bergerak membuka cabang dan ranting," ujar dia.

Paulina mengatakan, WKRI dalam menanggapi pernyataan Uskup Agung Ende tentang perang terhadap TPPO, WKRI siap untuk itu. Menurut dia, WKRI akan bekerja sama dengan stakeholder untuk memerangi TPPO.

"Kami punya sub seksi pencegahan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Kami akan kerja sama dengan stakeholder baik pemerintah maupun swasta untuk memerangi TPPO,” ujarnya.

Berkaitan dengan rangkaian kegiatan menyongsong satu abad WKRI telah melakukan berbagai kegiatan,  diantaranya, bersih lingkungan,  penanaman pala, gerak jalan perempuan lintas agama dan juga turut mengikuti lomba paduan suara tingkat DPP WKRI.

Usai misa syukur dilanjutkan dengan ramah tamah sederhana di gedung pertemuan Paroki Kristus Raja Katedral Ende. (kr4/ays/dek)

  • Bagikan