Undana Lahirkan 90 Persen Guru Besar di NTT

  • Bagikan
IST GURU BESAR. Rektor Undana, Maxs UE Sanam mengukuhkan empat guru besar baru di Graha Undana, Selasa (3/12).

Kukuhkan Empat Guru Besar

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali mencatatkan tonggak penting dalam dunia pendidikan tinggi dengan mengukuhkan empat guru besar baru.

Pengukuhan dipimpin oleh Rektor Undana, Maxs UE Sanam yang berlangsung pada momen bersejarah untuk perguruan tinggi terbesar di  Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rektor Undana dalam sambutannya menyatakan, pengukuhan merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi besar para akademisi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Empat guru besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang strategis. Yakni, Prof Dr Paul G Tamelan, MSi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di bidang Ilmu Teknik Pengairan.

Prof Dr Drs Hery Leo Sianturi, MSi dari Fakultas Sains dan Teknik di bidang Ilmu Geofisika Eksplorasi dan Kebencanaan.

Prof Dr Jasman, SPd, Msi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di bidang Biokimia Fermentasi.

Prof Dr Drs Malkisedek Taneo, MSi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di bidang Ilmu Strategi Pembelajaran.

Momentum ini menambah daftar guru besar di Undana, memperkuat posisi universitas dalam menghasilkan riset unggul dan tenaga pengajar berkualitas. Sebagai perguruan tinggi negeri terbesar di NTT, Undana terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan akademik dan pembangunan daerah.

“Dengan bertambahnya guru besar ini, kami berharap ilmu yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan, terutama di kawasan timur Indonesia,” tambah Maxs.

Dikatakan bahwa sejak didirikan pada 1 September 1962, Undana sudah mencetak 59 Guru Besar dari berbagai bidang ilmu. Namun, yang masih aktif terdapat 36 orang.

"Sampai dengan hari ini sudah 59 Profesor di Undana. Ada yang sudah purnabakti, pindah tugas dan meninggal sehingga yang masih aktif ada 36 orang," jelas Maxs.

Dia berharap empat guru besar yang baru dikukuhkan menjadi lokomotif dalam pengembangan akademik. Sehingga memberikan pendidikan yang berkualitas dengan penelitian dan pengabdian kepada mahasiswa, masyarakat, bangsa dan negara.

"Sejak saya menjabat rektor, sudah 26 orang yang dikukuhkan jadi Guru Besar. Kami selalu mendorong dengan pemberian insentif, dana riset dan mengirim mereka untuk mengikuti seminar-seminar nasional," ungkap Maxs.

Dengan jumlah Guru Besar tersebut, Maxs menyebut, Undana telah mencetak hampir 90 persen Guru Besar di NTT. Maka dari itu sehingga Undana masuk akreditasi unggul di Indonesia.

"Kalau dilihat secara keseluruhan, maka 90 persen Guru Besar yang ada di NTT, hanya ada di Undana. Hal ini sebagai rujukan bagi masyarakat NTT untuk menyekolahkan anaknya di Undana," pungkas Maxs.

“Pengukuhan Guru Besar ini dapat kita lalui melalui perjuangan dari berbagai kepemimpinan, dosen-dosen dan berbagai pihak di Undana,” katanya.

Adapun keempat Guru Besar ini menyampaikan pidato ilmiah. Prof Paul menyampaikan terkait model integrasi lengkap antara embung, sumur resapan dan hutan adakah model konservasi yang paling ideal dibandingkan dengan model tunggal atau lainnya.

Prof Hery menyampaikan gagasan akan pentingnya integrasi data geofisika dalam perencanaan tata ruang dan mitigasi bencana alam. Penggunaan kecerdasan buatan dan big data serta kombinasi multi disiplin ilmu geofisika dan kombinasi dengan disiplin ilmu lainnya, bisa memperkuat strategi mitigasi bencana yang efektif.

Prof Jesman menyampaikan gagasan pemanfaatan bioetanol sebagai sumber energi atau bahan bakar terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Prof Melkisedek menyampaikan pentingnya strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman peserta belajar terutama di bidang seni dan budaya. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan