900 sampai 1.000 Orang Penderita HIV/AIDS Didampingi Yayasan Flobamora Jaya Peduli
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Yayasan Flobamora Jaya Peduli bersama UNICEF dan Ikatan Bidan Indonesia provinsi NTT, menggelar acara: ”Sehari Bersama Anak dan Orang tua Merayakan Hari Aids Sedunia (HAS) 2024”.
Anak-anak dan orang tua orang dengan HIV/AIDS (Odha) berbagi bercerita dan bermain bersama, yang bertujuan untuk membantu meningkatkan rasa kepercayaan diri anak-anak, serta edukasi kepada orang tua, agar turun minum obat sebagai mestinya.
Ketua IBI Provinsi NTT, Damita Pelalangan, menjelaskan, dalam rangka memperingati Hari Aids Se-Dunia (HAS) 2024, IBI NTT bersama UNICEF mendukung salah satu kegiatan Flobamora jaya Peduli, dengan menghadirkan a anak-anak yang positif HIV bersama orang tua/ pengasuh, mengajak mereka untuk bercerita dan melihat perkembangan mereka seperti apa.
Damita menjelaskan, ada belasan anak yang ikut dalam kegiatan ini, ada banyak cerita disini, ada yang orang tua kandungnya sudah meninggal dan diasuh oleh kakek dan nenek, ada juga yang hidup bersama orang tua dan lainnya.
"Semua cerita mereka kami dengar, dan kami berikan motivasi, bahwa mereka itu diterima di masyarakat, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Kepada orang tua juga kami berikan motivasi untuk mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, serta memperhatikan anak-anak dengan baik, agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik," ungkapnya.
Damita Pelalangan juga mengajak kepada semua masyarakat agar jangan takut dan memberikan stigma kepada para penderita HIV/AIDS, karena hidup bersama tidak menularkan, penularan tidak lewat duduk bersama, makan bersama dan lainnya. "Masyarakat harus bisa menerima mereka dan jangan membuat mereka merasa berbeda," ungkapnya.
Sementara itu, Health Spesialis UNICEF NTT dan NTB, dr. VAMA Taolin, mengatakan, pada tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Se-Dunia. Tahun 2024, HAS mengambil Tema Global: “Take the Right Path “ dan Tema Nasional: “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa” - mengajak kita semua untukmenempatkan hak-hak ODHIV (Orang dengan HIV) sebagai pusat dari seluruh upaya penanggulangan HIV.
Diharapkan semua stakeholder bekerjasama untuk mewujudkan akses universal terhadap tes HIV, pencegahan, perawatan dan pengobatan ARV dan dukungan social semua pihak bagi para ODHIV. Walaupun kita tidak bisa menampik bahwa masih ada stigma di sebagian masyarakat kita thd ODHIV.
Dokter Vama mengatakan, UNICEF terus berupaya dengan mendukung pemerintah dan berbagai stakeholder agar pemenuhan hak anak dapat diwujudkan, termasuk anak- anak dengan HIV positive. Hak untuk terus mendapat kesempatan yang sama dan setara dengan temannya kesempatan untuk memperoleh Kesehatan yang prima, kesempatan mendapat pendidikan, tumbuh kembang dan mengembangkan potensi terbaiknya bagi masa depannya.
Dia berharap, agar tahun 2030 nanti, tercapai cita-cita “Triple Zero”: tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi untuk mencapai eliminasi HIV pada 2030 mendatang.
Dengan semangat Hari AIDS Se-Dunia, mari kita bersama-sama membangun NTT lebih baik, memastikan setiap individu yang hidup di bumi Flobamora – NTT tanpa kecuali, memiliki dan mendapatkan hak hidup sehat dan bermartabat, bebas dari stigma dan diskriminasi untuk mendapat layanan Kesehatan yang berkualitas
Di sisi lain, pengelola Yayasan Flobamora Jaya Peduli, Matheus Da Silva, mengatakan yayasan ini sudah berdiri sejak tahun 2004, dan fokusnya pada pendampingan kepada orang-orang yang sudah terkena HID/AIDS.
"Di Kota Kupang saat ini, yang didampingi penderita HIV/AIDS, sebanyak 900 sampai 1.000 orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kendala yang dihadapi dalam pendampingan memang masih banyak yang ditemui, apa lagi tema hari AIDS sedunia tahun ini adalah kesetaraan untuk semua, namun pada kenyataannya masih banyak stigma yang menjadikan perbedaan itu semakin menjamur," ungkapnya.
Dia menyebut bahwa dalam kenyataannya kesetaraan itu belum diwujudkan karena masih ada perbedaan terutama pada fasilitas pelayanan publik, perlakuan khusus dan berbeda dalam menerima pelayanan. "Jadi kesetaraan itu belum terwujudkan. Tatanan layanan kesehatan misalnya, lingkungan sekitar, dan lainnya, masih ada stigma ada label yang diberikan kepada penderita HIV/AIDS, " ungkapnya.
Para penderita HIV/AIDS, kata dia, juga sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar, agar tetap berpikiran positif dan mengkonsumsi obat secara teratur, dengan demikian maka kesehatannya akan tetap terjaga.
Menurutnya, angka penderita HIV/AIDS di Kota Kupang yang diperoleh dari dinas, sebanyak 2.000 lebih orang, namun yang didampingi Yayasan Flobamora Jaya Peduli sebanyak 900 sampai 1.000 orang. (thi/dek)