88 Guru Pengerak Angkatan II Gelar Lokakarya

  • Bagikan
SAVER BHULA/TIMEX LOKAKARYA. Suasana kegiatan lokakarya panen hasil belajar program pendidikan guru pengerak angkatan II Kabupaten Ngada di aula Jhon Thom Kota Bajawa, Sabtu (7/2).

BAJAWA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Sebanyak 88 orang guru pengerak dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SLB dan SMK meramaikan lokakarya panen hasil belajar program pendidikan guru pengerak angkatan II Kabupaten Ngada.

Kegiatan lokakarya panen hasil belajar dilaksanakan di aula Jhon Thom Kota Bajawa, Sabtu (7/12).

Bonefasius Zanda, salah satu guru pengerak angkatan II kepada Timor Express mengatakan bahwa hakikat dari pendidikan guru pengerak yakni agar guru selalu mencintai perubahan dan berani mengubah mainset. Tidak tinggal dalam zona zaman.

Dikatakan, guru terus belajar tanpa henti, baik penguatan pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.

Guru dituntun untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid yang artinya kurikulum boleh berubah, namun sebagai pemimpin pembelajaran guru tetap menjadi penuntun yang selalu berpihak kepada murid.

"Guru menjadi motivator dan model dalam proses pembelajaran sehingga karakter murid yang terbentuk adalah karakter positif," pungkasnya.

Guru dikuatkan untuk menghidupi semangat kolaboratif. Sebab, mendidik seorang anak seluruh kampung harus terlibat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Elisius Kletus Watungadha mengucapkan proficiat kepada 88 guru pengerak wilayah Kabupaten Ngada yang telah dibimbing oleh fasilitator dan dukungan para kepala sekolah.

"Hari ini sebanyak 88 guru pengerak mau mempresentasikan apa yang sudah mereka dapatkan selama enam bulan untuk meningkatan mutu dan kualitas peserta didik," tuturnya.

Menurutnya, siswa bisa hebat tentu dibelakangnya ada guru-guru yang hebat. Dengan adanya kegiatan ini guru mempersiapkan peserta didik untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Elisius berharap bahwa semua guru pengerak maupun guru praktik bekerja secara profesional terkait tupoksi. “Kita bekerja jangan sampai lelah karena jika lelah tentu berdampak menurunnya mutu dan kualitas kerja kita,” ungkapnya. (kr9/ays/dek)

  • Bagikan