RSUD. S.K. Lerik Direkomendasikan sebagai RS Pendidikan
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang sangat mendukung proses pendidikan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang. Dukungan ini diberikan melalui penandatanganan rekomendasi RSUD. S.K. Lerik sebagai RS Pendidikan Dokter Umum UCB.
Kesepakatan dan penandatanganan rekomendasi dilakukan antara Pemkot Kupang dan UCB, Minggu (8/12).
Dengan adanya rekomendasi tersebut, menandai langkah maju bagi manajemen UCB dalam mempersiapkan visitasi pendirian FK oleh kementerian kesehatan.
Rektor UCB Kupang, Prof. Frans usai penandatanganan rekomendasi, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemkot Kupang atas respon dan dukungan terhadap proses pembukaan FK.
Ia menjelaskan terhadap pendirian FK ini sudah sampai pada pengajuan rekomendasi ke Menteri Kesehatan. Sedangkan dokumen lain telah di upload ke Direktorat Kelembagaan guna dilakukan review. Jika dianggap layak, kata Prof Frans, maka akan dilakukan visitasi lapangan untuk menyesuaikan dokumen dan fakta lapangan.
Ia mengaku sudah mempersiapkan semua kebutuhan dengan baik mulai dari sarana prasarana laboratorium kedokteran di UCB sendiri maupun RSUD S.K Lerik terkait fasilitas pendukung praktek mahasiswa, mahasiswa koas dan dokternya umum.
“Semuanya kita sudah siapkan untuk dipresentasikan kepada tim visitasi. Target kita Maret 2025 semua administrasi rampung dan tahun ajaran baru sudah bisa menerima mahasiswa baru,” katanya optimis.
Menurutnya, terdapat 38 tenaga pendidik sudah ready. 14 diantaranya untuk pendidikan kedokteran umum, 12 pendidikan klinik, dan 12 untuk pembimbing klinik dari RSUD S.K Lerik.
Alasan dibukanya FK karena merasa prihatin dengan kondisi kesehatan di NTT, sebab NTT menjadi penyumbang angka kematian ibu dan anak tertinggi, angka stunting tertinggi, angka balita pendek tertinggi di Indonesia. Lalu prevalensi TBC, Malaria dan penyakit tropis lainnya sangat tinggi. Sedangkan minat masyarakat untuk kuliah tinggi namun terkendala biaya.
“Putra-putri NTT yang kuliah kedokteran ke pulau Jawa menghabiskan banyak uang hingga ratusan juta. Uang itu jika digunakan untuk berkuliah di Kota Kupang maka mendorong peningkatan ekonomi Kota Kupang,” sebutnya.
Ia juga menegaskan bahwa kualitas pendidikan di NTT tidak kalah dengan pendidikan di Pulau Jawa. Buktinya lulusan perguruan tinggi di NTT bisa terserap di dunia kerja hingga ke luar negeri. “Lulusan UCB saja saat ini bekerja di Jepang, Singapura dan Australia. Maka dengan dibukanya fakultas kedokteran ini dapat mengupdate pendidikan di kesehatan,” pintanya.
Prof Frans juga menjelaskan alasan memilih RSUD S.K Lerik karena sesuai regulasi dari Permenkes, satu pendidikan tinggi kedokteran hanya bisa berafiliasi dengan satu rumah sakit, sedangkan RSUD W.Z. Johannes telah bekerjasama dengan kedokteran Undana, lalu RSUP Ben Mboi tengah dipersiapkan untuk hospital base rumah sakit pendidikan bagi dokter spesialis.
Sehingga, jelas Frans, diarahkan ke RSUD S.K Lerik. Rumah sakit milik pemerintah Kota Kupang ini juga sudah memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan bagi dokter umum.
Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi usai pertemuan mengapresiasi langkah berani dari pihak Universitas Citra Bangsa untuk membuka fakultas kedokteran.
Dikatakan, pemerintah daerah sangat mendukung karena memberikan nilai positif bagi pembangunan sumber daya manusia khususnya pemenuhan kebutuhan dokter.
“Kita masih sangat kekurangan tenaga medis khusus dokter. Maka dengan upaya UCB ini harus didukung,” kata mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT itu.
Menurutnya, dukungan yang diberikan yakni dengan memberikan rekomendasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) S.K Lerik sebagai rumah sakit penunjang pendidikan fakultas kedokteran UCB.
“Tanpa rekomendasi ini tidak bisa berproses. Sehingga kita sudah mendapat titik temu atau kesepakatan agar RS S.K Lerik menjadi RS Pendidikan,” katanya.
Dengan rekomendasi yang diberikan pihak UCB bisa mengupload ke kementerian guna dilakukan visitasi terhadap fakultas kedokteran ini. “Diharapkan visitasi dapat dilakukan dengan baik dan bisa memenuhi syarat membuka fakultas kedokteran,” ungkapnya.
Linus mendorong lembaga pendidikan tinggi lainnya di NTT untuk melakukan langkah berani dengan membuka fakultas kedokteran untuk menjawab persoalan kesehatan di NTT.
“Saya sudah berbicara dengan Sinode GMIT untuk sama-sama membangun SDM di bidang kesehatan. Tinggal mereka mau menjemput bola atau tidak,” pungkas Linus. (cr6/thi/dek).