Guru Bangsa bagi Anak NTT

  • Bagikan
PROKOMPIM SETDA KOTA KUPANG FOR TIMEX POSE BERSAMA. Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi pose bersama para mahasiswa usai menjadi narasumber dalam kegiatan latihan dasar kepemimpinan bagi mahasiswa Prodi PGSD) dan Pendidikan Informatika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di UCB, Sabtu (7/12).

KUPANG, TIMEXKUPANG,FAJAR.CO.ID- Penjabat (Pj) Wali Kota Kupang, Linus Lusi berkesempatan hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Informatika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Citra Bangsa (UCB).

Kegiatan yang diikuti oleh 37 orang mahasiswa ini berlangsung di Kampus UCB, Kelurahan Kayu Putih, Kupang, Sabtu (7/12). Wakil Dekan Kemahasiswaan UCB, Dr. Lanny Koroh, M.Hum., juga turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam pemaparannya saat membawakan materi, Linus Lusi mengungkapkan rasa senangnya dapat berbagi ilmu dan berdiskusi dengan para calon guru yang disebutnya sebagai "guru bangsa" bagi anak-anak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menekankan pentingnya memiliki dasar yang kokoh dalam profesi guru.

“Menjadi guru bukan hanya sekadar amanat Undang-Undang, tapi juga tanggung jawab untuk menunjukkan kepakaran dan kompetensi. Bukan sekadar menyusun materi ajar, ttapi bagaimana anak didik merasa puas dengan cara kita mengajar. Pelatihan ini penting untuk memperkuat keilmuan yang selama ini diperoleh secara teori, agar lebih siap dalam praktik,” jelasnya.

Linus Lusi juga menyoroti peran guru dalam menangani siswa stunting. Ia menjelaskan bahwa anak stunting sering kali mengalami kesulitan dalam belajar, namun hal ini tidak berarti mereka bodoh.

“Sebagai guru, kita tidak boleh mengatakan siswa stunting sebagai anak bodoh jika mereka sulit memahami pelajaran. Sebaliknya, kita harus mencari pendekatan yang tepat untuk membantu mereka belajar,” pesannya.

“Sebagai calon guru, kalian dapat berperan dengan memperhatikan siswa-siswa yang berpotensi mengalami stunting. Amati hasil belajar mereka, rekam jejak akademis, latar belakang keluarga, hingga riwayat kelahirannya untuk mengidentifikasi kesehatannya,” tambahnya.

Selain itu, Pj Wali Kota juga memaparkan sejumlah isu pembangunan strategis di Kota Kupang yang perlu dipahami oleh para mahasiswa sebagai calon agen perubahan. Isu-isu tersebut meliputi stunting, kemiskinan ekstrem, pengangguran, pengelolaan sampah, dan inflasi.

“Inflasi adalah isu yang perlu dipahami oleh para peserta pelatihan ini. Sebagai calon pemimpin, kalian harus memperkuat keterampilan dalam beragitasi, berpikir konseptual, dan mengeksekusi kebijakan dengan tepat. Perluas wawasan, pergaulan, dan jejaring untuk menghadapi tantangan masa depan,” ungkapnya.

Stunting, khususnya, menjadi isu prioritas dengan 4.086 kasus di Kota Kupang. Ia menyebutkan bahwa Kelurahan Kayu Putih, tempat berdirinya UCB, memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Oleh karena itu, ia berharap UCB dapat berkontribusi melalui program orang tua asuh bagi anak-anak stunting untuk membantu menurunkan angka stunting sebesar 2.000 kasus pada Februari 2025.

Linus juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan Pemilu di Kota Kupang yang berlangsung dalam kondisi aman dan damai tanpa adanya konflik berarti yang dapat mengancam kekondusifan situasi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para peserta secara kritis mengajukan berbagai pertanyaan terkait peran pemerintah dalam mengatasi isu sosial, termasuk keberadaan anak-anak jalanan yang kerap terlihat di persimpangan jalan menjajakan koran, terutama pada malam hari.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama, menandai akhir dari pelatihan yang diharapkan memberikan manfaat besar bagi para peserta dalam mempersiapkan diri menjadi pemimpin dan pendidik di masa depan.

Melalui kehadirannya, Linus berharap mahasiswa juga mampu mempersiapkan diri sebagai penggerak perubahan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan Kota Kupang dan NTT. (thi/gat/dek)

  • Bagikan