Arab Saudi Tuan Rumah Edisi 2034
Kali Pertama Enam Host di Edisi 2030
ZURICH, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– FIFA selalu saja menciptakan kontroversi setiap kali penunjukan negara tuan rumah Piala Dunia. Setelah menciptakan kontroversi dalam penunjukan Qatar dan AS sebagai host Piala Dunia 2022 dan 2026, pemilihan host Piala Dunia 2030 dan 2034 turut menyisakan kejanggalan.
Kemarin (12/12), FIFA memutuskan bahwa Piala Dunia 2030 berlangsung di enam negara dari tiga benua. Masing-masing Maroko (Benua Afrika), Portugal dan Spanyol (Benua Eropa), serta Uruguay, Paraguay dan Argentina (Benua Amerika Selatan). Itu adalah kali pertama Piala Dunia memiliki host sampai enam negara.
Sementara untuk Piala Dunia 2034, Arab Saudi melenggang tanpa halangan. Keputusan diambil dalam Kongres Luar Biasa FIFA yang berlangsung secara daring dan diikuti oleh 211 negara anggota.
Biasanya, proses penunjukan host Piala Dunia menggunakan sistem voting. Tapi, dalam penunjukan host Piala Dunia 2030 dan 2034, seperti sudah diputuskan. Ke-211 negara anggota hanya memberi aplaus.
Tidak semua negara sepakat dengan keputusan FIFA. Salah satu Norwegia.
’’Semua sudah diputuskan. Ini tidak bisa dibenarkan. Sebab, ini bertentangan dengan prinsip tata kelola yang kuat (oleh FIFA),’’ kata Lisa Klaveness selaku Presiden Federasi Sepak Bola Norwegia (NFF).
Klaveness juga menilai bahwa FIFA mengulangi kesalahan seperti saat mereka menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Seperti Qatar, Arab Saudi merupakan negara yang dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
’’(Piala Dunia 2034 di Arab Saudi) berisiko semakin meningkatkan pelanggaran HAM di sana,’’ klaimnya.
Dalam tulisan di The Guardian, kolumnis Barney Ronay ikut menyindir sikap FIFA yang mengabaikan voting.
”Mengapa berhenti hanya dengan tepukan tangan? Kenapa tidak dengan klakson serangan udara sekalian. Atau teriakan, atau lolongan putus asa? Atau mungkin dengan deritan tutup peti mati,’’ kata Ronay seolah menggambarkan matinya demokrasi dalam roda organisasi FIFA.
Di laman resmi FIFA, Presiden Gianni Infantino mengungkapkan alasan tidak melakukan voting dalam menunjuk host Piala Dunia 2030 dan 2034. Yakni, karena dua ajang itu menjadi momen dalam mempersatukan negara-negara di dunia.
’’Bukan (turnamen) untuk memecah belah. Yang paling penting, hari ini (kemarin, Red) menjadi hari persatuan, hari perayaan,’’ beber Infantino.
FIFA memang menjadikan Piala Dunia 2030 sebagai momen perayaan seabad perhelatan turnamen sepak bola sejagat tersebut. Kali pertama Piala Dunia berlangsung di Uruguay. Makanya, Piala Dunia 2030 bakal kickoff di Estadio Centenario, Montevideo. (ren/dns/jpg/gat/dek)