OELAMASI, TIMEXKUPANG,FAJAR.CO.ID - Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba bersama Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Samuel Pandie secara bersama-sama membuka selubung papan nama gereja, menandatangani prasasti dan menggunting pita sebagai tanda meresmikan gedung Gereja GMIT Lidamanu Batubao, Klasis Kupang Barat di Desa Tesabela Kecamatan Kupang Barat, Sabtu (14/12).
Setelah gedung gereja diresmikan, gedung Gereja Lidamanu Batubao ditahbiskan oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt Samuel Pandie.
Hadir dalam peresmian dan pentahbisan gedung Gereja Lidnamanu Batubao, bupati kupang terpilih, Yosef Lede, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kupang, Sorta Lumba-Turnip, Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Marthen Rahakbauw, Plt Asisten I Sekda Kabupaten Kupang, Piter Sabneno, Asisten II Sekda Kabupaten Kupang, Mesak Elfeto, Asisten III Sekda Kabupaten Kupang, Novita Foenay, para pendeta se-Klasis Kupang Barat, termasuk Ketua Majelis Jemaat Lindamanu Batubao, Pdt Maryanti Umbu Zogara, beberapa pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang, Camat Kupang Barat, Yusak Ulin, Kepala Desa Tesabela, Matheos Dafa serta jemaat setempat.
Alexon Lumba dalam sambutannya mengatakan, dewasa ini gereja dituntut untuk mampu berinteraksi dengan realitas sosial yang terjadi. Gereja bersama jemaat harus memiliki kepekaan dan peduli pada isu kemiskinan ekstrem, isu stunting, isu pendidikan serta harus peduli dengan isi transformasi digital yang dihadapai masa sekarang.
“Gereja saat ini bukan hanya berbenah soal fisik gedung saja, tetapi lebih dari itu gereja harus bisa berbenah dalam hal partisipasi dan kontribusi dalam mengubah kapasitas dan kualitas jemaat. Selain sebagai tempat pemberitaan firman, gereja harus mengambil peran sebagai media hadirnya perubahan dalam jemaat.
Saya setuju dengan yang dikatakan ketua Sinode didalam suara gembal di khotbah tadi, sudah saatnya dipikirkan bagaimana kalau gereja bisa mencetak dokternya sendiri dan tenaga-tenaga ahli lainnya sendiri, sehingga suatu saat nanti kita tidak perlu mendatangkan tenaga-tenaga dari luar, tetapi sudah kita miliki sendiri. Saya yakin anak-anak kita mampu, hanya kurang mendapat kesempatan," ujar Alexon.
Alexon melanjutkan, peresmian gedung membuktikan bahawa Jemaat Lindamanu Batubao adalah jemaat yang mandiri dan hal tersebut patut untuk disyukuri. Jemaat Lindamanu Batubao menurut Alexon, harus berbangga dengan pencapaian tersebut dan ia berharap motivasi dan spirit keberhasilan membangun gedung gereja, bisa diimplementasikan dalam berbagai dimensi pembangunan di Desa Tesabela.
Sebelumnya, Ketua Sinode GMIT, Pdt Samuel Pandie dalam suara gembalanya saat khotbah mengatakan, sudah saatnya jemaat GMIT tidak hanya bersaksi dan bersekutu dengan kata-kata, tetapi harus mampu bertindak secara nyata memperbaiki iman dan kehidupan jemaat.
Dikatakan, Kabupaten Kupang memiliki potensi dan sumber daya yang besar, namun hal tersebut belum dimaksimalkan, sehingga masyarakat Kabupaten Kupang yang sebagian besar adalah warga GMIT masih hidup dalam keterbatasan dan itu adalah pekerjaan berat dan tantangan bagi GMIT dan Pemerintah Kabupaten Kupang untuk mengatasinya.
Pdt Samuel menegaskan, gedung Gereja Lindamanu Batubao yang indah sudah diresmikan dan ditahbiskan, sekarang saatnya seluruh warga Jemaat Lindamanu Batubao merencanakan pembangunan iman dan kehidupan jemaat menjadi lebih baik lagi.
Setelah acara peresmian dan pentahbisan gedung Gereja Lindamanu Batubao, dilanjutkan dengan peluncuran buku Sejarah Jemaat Lindamanu Batubao, yang adalah jemaat tertua di Klasis Kupang Barat yang disusun oleh tim dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, yang dikoordinir oleh Pdt Arli de Haan. (ays/dek)