73 Penyalur BBM Satu Harga di NTT, Terbanyak di Indonesia
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Peresmian enam penyalur BBM Satu Harga, Klaster Nusa Tenggara dan Sulawesi, dilakukan pada Rabu (18/12). Di Provinsi NTT, peresmian dilakukan di Nekamese Kabupaten Kupang, SPBU 5685334.
Selain itu, SPBU BBM satu harga juga diresmikan secara serentak di Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, SPBU Nomor 5685905, Pantar Barat Kabupaten Alor, SPBU Nomor 5685808, Pantat Timur Kabupaten Alor, SPBU nomor 5685807.
Peresmian BBM satu harga ini digelar secara serentak di Indonesia sebanyak 31 penyalur BBM satu harga. Di Provinsi NTT sendiri, memiliki SPBU satu harga terbanyak, yaitu sebanyak 73 SPBU.
Peresmian ini dilakukan secara serentak, dan dari Ambon, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia melakukan peresmian secara resmi, diikuti secara online dari Nekamese Kabupaten Kupang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, mengatakan, Presiden RI memiliki program utama, yaitu kedaulatan pangan, kedaulatan energi, hilirisasi dan makanan bergizi. "Bagi Presiden, empat hal inilah yang harus dilakukan, dan harus mendapatkan dukungan dari semua masyarakat," jelasnya.
Dia mengungkapkan bahwa, kebijakan pemerintah untuk mendorong BBM satu harga, tujuannya agar jangan ada ketimpangan. Urusan rakyat adalah yang paling utama, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Terkait hal itu, Menteri ESDM, bahwa BPH Migas yang mendapatkan mandat, untuk menjabarkan program-program pemerintah dalam mendorong BBM satu harga, ager masyarakat dapat membeli dengan harga yang terjangkau.
Direktur Usaha Hilir Migas, Ditjen Migas, Mustika Pertiwi, yang ikut dalam peresmian BBM satu harga di Nekamese, menjelaskan, BBM satu harga merupakan wujud nyata upaya pemerintah dalam rangka mewujudkan sila ke lima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dia mengatakan, salah satu latar belakang program BBM satu harga adalah karena tingginya harga BBM di daerah yang tidak terjangkau. "Selama program ini berlangsung, dampak positif juga sudah dirasakan, dimana BBM mudah didapat oleh masyarakat dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya solar Rp6. 800 per liter, pertalite Rp10. 000 per liter, dan juga disubsidi," jelasnya.
Dia mengatakan, dampak positif dari BBM satu harga ini adalah mendorong b dan meningkatkan ekonomi masyarakat, menekan biaya transportasi dan lainnya.
Dia juga memberikan selamat kepada Provinsi NTT, karena taun 2024 mendapatkan program BBM stau harga terbanyak dibandingkan Provinsi lain. "Memang semangat dari BBM satu harga ini adalah untuk daerah 3T, seperti NTT, Papua dan Ambon, dan menjadi prioritas," jelasnya.
Dia juga meminta agar pemerintah daerah ini pun dapat memenuhi persyaratan yang ada, dan yang menjadi perhatian adalah keamanan, sehingga perlu dipastikan keamanan. "Mari kita jaga bersama-sama agar bisa ada program BBM satu harga," jelasnya.
Dia menjelaskan, program BBM satu harga di NTT saat ini tercatat ada sebanyak 73 SPBU.
Komite BPH Migas, Harya Adityawarman, mengatakan,
untuk saat ini, Provinsi NTT merupakan Provinsi terbanyak program BBM satu harga, sebanyak 73, dari 583 BBM satu harga secara nasional.
"Dan untuk tahun 2025, kita masih lakukan evaluasi dan menerima usulan dari semua pihak, baik dari pemerintah daerah, BPH Migas dan lainnya," jelasnya.
Menurutnya, Provinsi NTT terbanyak karena memang merupakan daerah kepulauan, dan memenuhi kriteria yang ditentukan. "Teman-teman Ditjen Migas menentukan lokasi BBM Satu harga tentunya survei dan evaluasi, bersama dengan teman-teman dari Pertamina Patra Niaga melaksanakan pengawasan juga sampai terbangun," jelasnya.
Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM, Dirjen Migas, untuk memetakan masyarakat akan BBM di mana saja, persebarannya dan jumlah kebutuhannya.
"Tentunya untuk program BBM satu harga ini, kita melihat dari kriteria yang ditentukan. Untuk harga tentunya sama dengan SPBU. BBM stau harga menjual BBM subsidi, pertalite dan solar, sehingga kami mengimbau masyarakat agar ikut mengawasi, " jelasnya.
Tentunya ada selisih harga antara BBM subsidi dan non subsidi, sehingga diharapkan bantuan dari masyarakat untuk ikut mengawasi. "Sejauh ini, tantangan yang didapati adalah pasokan, dan akses, kadang ada kebutuhan masyarakat yang ingin kita penuhi itu , terkendala akses dan pasokan. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga, terkait dengan infrastruktur, " jelasnya. (thi/dek)