YTB Gelar Kampanye dan Baksos Kesehatan Mata
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Ancaman terhadap kesehatan mata di Kabupaten Kupang sangat tinggi. Meski demikian, persoalan ini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun masyarakat. Dari data yang dirilis Kementerian Kesehatan, terdapat 170 orang setiap tahun mengalami katarak.
“Estimasi kementerian kesehatan, jumlah penderita katarak di Kabupaten Kupang mencapai 1.200 orang. Setiap tahun bertambah 170 penderita,” ungkap Ketua Yayasan Tanpa Batas (YTB), Deni Sailana.
Terhadap ancaman kesehatan mata, YTB dan bekerja sama dengan berbagai pihak menyelenggarakan kegiatan kampanye kesehatan mata untuk warga di tiga desa di Kecamatan Kupang Barat.
Sasaran kampanye kesehatan mata dilangsungkan untuk warga di tiga desa. Desa Bolok, Desa Nitneo dan Desa Kuanheum bertajuk “Namnau Ku Matamu Maa” (bahasa Helong) yang artinya Cintailah Mata Mu, digelar di kantor Desa Bolok, Jumat (20/12).
Deni Sailana dalam sambutannya mengatakan bahwa isu kesehatan mata bukan persoalan baru, namun masalah ini luput dari perhatian karena kurangnya pemahaman.
“Selama ini mata dilupakan padahal mata sangat penting. Ketika kita bangun pagi, yang pertama digerakkan adalah mata. Untuk itu kami mengajak agar ayo sayangi mata dan periksa ke faskes terdekat,” ujarnya.
Lanjut Deni, masalah kesehatan mata akan memberikan dampak ikutan yang sangat buruk. Sehingga kegiatan tidak saja dalam bentuk sosialisasi, namun juga pemeriksaan kesehatan gratis.
“Jika diperiksa dan ada katarak, kami akan membantu koordinasi dan fasilitasi hingga operasi. Jangan takut dengan operasi karena proses operasinya dilakukan oleh dokter dan hanya digaruk bukan matanya dicungkil,” ungkapnya.
Secara rinci, kata Deni, di Kabupaten Kupang kurang lebih 1.200 orang mengalami gangguan kesehatan mata (katarak). Jika tidak ditangani dengan baik, maka Kabupaten Kupang menyumbang disabilitas setiap tahun dan terus menambah angka kemiskinan.
“Kita semua berpeluang alami hal ini karena usia. Jadi kalau sudah alami jangan berpikir negatif tapi datangi rumah sakit untuk konsultasi dan berobat dengan menggunakan JKN yang dimilikinya,” ajak Deni.
Ia berharap pemerintah daerah segera mengambil sikap tegas untuk menyediakan layanan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. Persoalan yang ditemukan yakni tidak adanya tenaga dokter spesialis mata. Sedangkan sesuai standar WHO, di satu wilayah ada 250 jiwa mesti ada satu dokter mata.
“Berbanding terbalik dengan Kabupaten Kupang karena tidak ada dokter mata. Seharusnya pemerintah harus serius menangani masalah ini dengan menyediakan tenaga-tenaga kesehatan yang dibutuhkan sebagai investasi jangka panjang. Bayangkan, warga Kabupaten Kupang berobat di Kota Kupang dengan menunjukan JKN dan diklaim biayanya masuk ke Kota Kupang per orang Rp 12-13 juta. Tapi kalau kita ada dokter lebih murah,” ujarnya.
Ditambahkan, saat ini pihaknya gencar melakukan sosialisasi ke lembaga-lembaga pendidikan dengan program sekolah ASIK (Aman, Sehat dan Inklusif) dengan tujuan melakukan pencegahan angka kebutaan.
“Kita tidak saja lakukan upaya penanganan tapi juga pencegahan mulai dari anak-anak di sekolah karena ancamannya tidak saja kepada lansia tapi juga anak-anak akibat teknologi,” ujarnya.
Camat Kupang Barat, Yusak Ulin saat membuka kegiatan mengaku upaya yang dilakukan YTB merupakan kegiatan mulia diakhiri tahun 2025.
Menurutnya, mata sangat penting karena jika tidak melihat, maka tidak menyaksikan keindahan alam yang diciptakan Tuhan. “Kita sangat bersyukur karena ada keterpangilan dan kepedulian kepada masyarakat oleh LSM. Ini kesempatan yang baik. Sehingga masyarakat harus ikut. Jangan takut mata di operasi dan jika sudah operasi, patuhi anjuran dokter,” ungkapnya.
Kepala Desa Bolok, Melkianus Laiskodat juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu hingga penyelenggaraan kegiatan.
Kesehatan mata menjadi kebutuhan seluruh masyarakat. Sebelumnya masyarakat harus ketahui informasinya. Sebab banyak dampak yang timbul hingga kepada persoalan ekonomi.
“Kalau mata kita sudah bermasalah, kita akan tergantung kepada orang lain. Desa siap membantu. Jika ada yang tidak bisa hadir, kita siap membantu komunikasi dengan pihak kesehatan,” tandasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Absalom Bui mewakili masyarakat menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara.
Menurutnya, masalah kesehatan mata marak terjadi di Kabupaten Kupang. Warga usia lanjut menjadi paling banyak menderita penyakit ini. Dan kini ancaman juga terjadi bagi anak-anak akibat perkembangan teknologi saat ini.
“Ini masalah sangat serius dan perlu mendapat penanganan dari semua pihak, terutama pemerintah. Alokasi anggaran yang cukup untuk intervensi masalah ini,” katanya.
Kepada YTB diharapkan terus melakukan sosialisasi yang masif hingga ke sekolah-sekolah agar bisa menjaga kesehatan mata generasi penerus bangsa.
Menurutnya, masalah ini tidak saja tanggung jawab Dinas Kesehatan, namun juga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan guna mencegah melalui pendidikan di sekolah.
“Pihak kesehatan melakukan penanganan sedangkan pendidikan melakukan upaya pencegahan. Meski demikian anggaran harus memadai agar mendukung kegiatan yang digelar,” cetusnya.
Ia menyanggupi untuk memperjuangkan anggaran penanganan kesehatan mata pada sidang perubahan anggaran nantinya. “Saat ini anggaran 2025 sudah diketok. Tapi kita akan perjuangkan melalui perubahan anggaran,” tegasnya. (cr6/ays/dek)