Perdana Operasi Bedah Jantung di RSUP dr Ben Mboi Kupang
Di sudut Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Ben Mboi Kupang, seorang ibu tampak khusyuk berdoa. Wajahnya penuh harap, tangan terlipat erat dan bibirnya bergerak lirih menyebut nama Tuhan. Ia adalah Novi Kajania, ibu dari Windi Yuningsih, wanita muda yang tengah menjalani operasi jantung terbuka perdana.
INTHO HERISON TIHU, Kupang
HARI itu, Jumat (20/12), menjadi hari bersejarah bagi RSUP dr Ben Mboi dan keluarga kecil ini. Windi, seorang guru SD Citra Bangsa, menjadi pasien pertama operasi jantung terbuka di rumah sakit yang baru beroperasi dua tahun itu.
Perasaan cemas, harap dan keyakinan bercampur menjadi satu, menandai perjuangan panjang keluarga ini melawan penyakit mematikan.
Penyakit jantung yang diderita warga Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang mulai menunjukkan gejala pada Mei 2024. Sesak napas, kelelahan ekstrem dan tubuh yang melemah membuat keluarganya segera membawanya ke RS Leona Kupang.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kerusakan serius pada jantung Windi dan membutuhkan operasi segera. Namun, saat itu, pilihan yang tersedia hanyalah merujuk ke rumah sakit besar di Bali atau Jakarta.
Keputusan tersebut menjadi dilema besar. Biaya perjalanan, pengobatan dan risiko operasi yang tinggi menjadi beban pikiran bagi keluarga. Namun, Novi dan anaknya tidak menyerah. "Kami hanya bisa berdoa agar Tuhan membuka jalan," kenangnya.
Harapan muncul enam bulan kemudian, tepatnya November 2024. Dalam kontrol rutin, Windi mendapat kabar bahwa RSUP dr Ben Mboi Kupang kini melayani operasi jantung terbuka. Mendengar hal itu, air matanya tumpah. Tidak lagi perlu berangkat ke Bali atau Jakarta, Windi segera mendaftar sebagai pasien pertama.
“Windi pulang kontrol langsung menangis. Ia mengaku mendapat informasi dari dokter bahwa penyakitnya bisa dioperasi RSUP dr Ben Mboi. Saya percaya bahwa Ini adalah jawaban doa kami,” ujar Novi dengan suara bergetar.
Keluarga pun mempersiapkan segalanya, termasuk mental Windi. Meski dalam kondisi sakit, wanita 26 tahun itu tetap menjalani aktivitasnya dengan semangat. Bahkan sehari sebelum operasi, ia masih sempat membagikan rapor kepada murid-muridnya dan mengunjungi panti asuhan.
Operasi jantung terbuka yang dijadwalkan pada 20 Desember 2024 itu menjadi momen mendebarkan. Tim dokter RSUP dr Ben Mboi yang telah dipersiapkan dengan matang, bekerja keras selama lima jam di ruang operasi. Sementara itu, di luar ruang perawatan, Novi dan dua saudara Windi hanya bisa menunggu dengan harapan dan doa.
“Sebagai seorang ibu, rasanya sangat sedih dan takut. Tapi kami percaya pada tim dokter dan Tuhan,” ujar Novi.
Operasi itu pun berjalan sukses. Gagal jantung yang selama ini menjadi ancaman berhasil diatasi dan Windi kini dalam masa pemulihan. Bagi keluarga, ini bukan sekadar keberhasilan medis, tetapi juga bukti bahwa doa dan keyakinan mampu memberi kekuatan di tengah cobaan.
“Windi sudah mulai sadar. Semoga masa pemulihannya berjalan normal,” harapnya.
Melihat anaknya selamat dari operasi besar, Novi tidak mampu menyembunyikan rasa syukurnya. Ia menyampaikan terima kasih kepada tim dokter dan pihak rumah sakit yang telah berjibaku menyelamatkan nyawa Windi.
“Kami sangat bersyukur karena semua ini berjalan baik. Tim dokter luar biasa dan RSUP dr Ben Mboi menjadi harapan baru bagi masyarakat NTT,” ungkapnya.
Dibesuk Menkes, Pj Gubernur NTT hingga Gubernur Terpilih
Windi dibesuk Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin, Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, gubernur NTT terpilih, Melkiades Laka Lena hingga Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi seusai menjalani operasi bedah jantung terbuka, Sabtu (21/12).
"Tidak perlu lagi harus ke Bali, Jakarta atau Surabaya untuk operasi jantung. Sekarang di NTT sudah ada," kata Budi Sadikin.
Budi Sadikin mengungkapkan jantung dan stroke merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, penanganan jantung dan stroke diperluas ke sejumlah daerah. Rumah sakit di berbagai daerah kemudian dilengkapi alat kesehatan memadai serta dokter spesialis.
Menurut Budi Sadikin, kekurangan dokter spesialis menjadi salah satu tantangan dalam pelayanan kesehatan di daerah. Ia berharap para putra-putri daerah diberikan afirmasi untuk sekolah kedokteran hingga spesialisasi. "Mereka itu yang nanti kembali mengabdi di sini," katanya.
Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto berterima kasih kepada pemerintah pusat yang menghadirkan rumah sakit beserta alat kesehatan dan tenaga medis ke Provinsi NTT.
Menurut Andriko, ini menjadi bukti perhatian pemerintah pusat terhadap sektor kesehatan di NTT. "Kami sampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat dengan menghadirkan RSUP dr Ben Mboi Kupang, bersama alat kesehatan dan tenaga kesehatan yang baik di NTT," kata Andriko.
Melkiades Laka Lena pada kesempatan tersebut mengaku kondisi pelayanan dan fasilitas pendukung kesehatan di NTT masih sangat minim. Untuk itu, di masa kepemimpinannya nanti ia berharap pemerintah pusat melalui Kemenkes memberikan perhatian lebih ke NTT.
“RSUD dan puskesmas di NTT masih sangat kurang dalam hal fasilitas dan SDM. Kami harap perhatian lebih ditingkatkan lagi,” harapnya.
Direktur RSUP dr Ben Mboi, dr Annas Ahmad, SpB, FICS, FISQua menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas pencapaian ini. “Kami berterima kasih atas dukungan dari semua pihak yang telah berpartisipasi atas suksesnya operasi bedah jantung pertama di NTT. Ini merupakan awal yang baik untuk pengembangan layanan bedah jantung di wilayah NTT,” ujarnya.
Dengan pencapaian ini, diharapkan masyarakat NTT dapat mengakses layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke luar daerah.
“Ke depannya, RSUP dr Ben Mboi berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas layanan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Untuk diketahui, keberhasilan operasi bedah jantung terbuka ini berkat kerja kolaborasi antara tim medis dari RSUP dr Ben Mboi Kupang dan tim ahli dari RSUP Prof dr IGNG Ngoerah, Denpasar, Bali.
Tim dokter yang dilibatkan dari RSUP dr Ben Mboi yakni Operator Bedah dr Mario Hendri Reinaldo Wongso, SpBTKV, dokter Anestesi dr Medyline Victorya Katipana, SpAn-TI, dokter Anestesi dr Robinzon Gunawan Fanggidae, SpAn, Penata Anestesi Yohanes Lado Koten, AMdKep, Perfusionis dr I Nyoman Yesua Darma Surya Bratha, SpAn Perfusionis: Joice Melanny Leokuna, SKep, Ns, Tim ICU RSUP dr Ben Mboi dokter Anestesi dr Syeikh Faiz Hasan Alboneh, SpAn, perawat ICU Romi David Djara, SKep, Ns.
Sedangkan tim ahli dari RSUP Prof dr IGNG Ngoerah, Denpasar, Bali yakni Operator Bedah dr I Komang Adhi Parama Harta, SpBTKV, dokter Anestesi dr I Ketut Wibawa Nada, SpAn, perawat Perfusionis Ns I Putu Artawan, SKep. (ays/dek)