Jelang Nataru, Harga Telur Ayam Membengkak

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX SUASANA. Inilah lapak Golden Telur Ayam milik Burhan di Pasar Naikoten Kupang, Sabtu (21/12).

Satgas Pangan Polda NTT akan Bersikap jika Harga Sembako Tak Wajar

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Momen hari raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang mengalami lonjakan harga yang signifikan. Di Pasar Naikoten misalnya, harga telur yang sebelumnya Rp 58.000 per rak, kini naik menjadi Rp 60.000 per rak.

Kenaikan harga ini juga diketahui sudah menjadi tren tahunan menjelang hari raya keagamaan. Kondisi ini diakibatkan juga oleh peningkatan permintaan dan hambatan distribusi akibat kondisi cuaca.

Burhan, salah satu pedagang telur di Pasar Naikoten mengatakan, lonjakan harga jual telur ayam ini mulai dirasakan beberapa hari terakhir.

Ia memprediksi, harga jual telur ayam akan terus naik menjelang pergantian tahun.

“Ini sudah menjadi kebiasaan di akhir tahun. Saat liburan, banyak orang berbelanja, sehingga harga pasti naik,” ungkapnya.

Meski stok telur saat ini masih mencukupi, namun Burhan mengaku belum bisa memastikan ketersediaan hingga tahun baru. Mengingat, permintaan yang terus meningkat.

Sementara itu, Selviana salah satu pembeli, juga merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya, seperti bahan untuk membuat kue.

Karena itu, ia berharap agar pemerintah dapat segera turun tangan untuk memantau dan mengendalikan lonjakan harga barang.

“Kami berharap pemerintah bisa memastikan kebutuhan dasar tetap terjangkau menjelang perayaan besar keagamaan seperti saat ini,” ujarnya.

Meskipun inflasi di NTT saat ini tergolong rendah dibandingkan daerah lain, namun pemerintah dan pihak terkait diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi gangguan distribusi dan gejolak harga di pasar menjelang perayaan Nataru.

Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga mengaku, kenaikan harga barang menjelang agenda nasional seperti Nataru adalah hal yang lumrah. Namun, ia menegaskan bahwa lonjakan harga di NTT masih berada di bawah ambang batas 11 persen sehingga masih dianggap wajar.

“Satgas pangan akan segera bertindak jika ada indikasi pergerakan harga yang tidak wajar dan menjadi hambatan bagi masyarakat,” jelasnya.

Ia juga memastikan pihaknya terus mengontrol ketersediaan pangan dari hulu hingga hilir, mulai dari petani hingga pasar. “Kami pastikan distribusi berjalan lancar dan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi,” tambahnya. (cr6/gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version