Uskup Agung Ende Buka Tahun Yubelium Gereja 2025
ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, SVD bertempat di Gereja Kristus Raja Katedral Ende membuka Tahun Yubelium Gereja 2025 melalui misa kudus, Minggu (29/12).
Dalam perayaan ekaristi tersebut hadir sebagai konselebrantes Vikjen Keuskupan Agung Ende, RD Frederikus Dhedu, Vikep Ende, RD Edi Dopo, para pastor dan vikaris paroki se-Kota Ende, para suster dari berbagai tarekat serta umat lintas paroki dan kelompok kategorial.
Sebelum melakukan misa kudus, dilakukan upacara Sabda di halaman gereja, Mgr Paulus memerciki umat dengan air berkat serta membuka pintu gereja dan berarak masuk ke dalam gereja.
Setelah upacara misa kudus dilanjutkan dengan pelepasan balon bertempat di halaman Gereja Katedral Ende yang menandai dimulainya pembukaan Tahun Yubelium 2025 dengan mengambil tema "Peregrinantes in Spem" (Pesiarah Harapan).
Dalam rangkaian kegiatan Tahun Yubelium 2025, Paus Fransiskus telah memulai kegiatan dengan melakukan pembukaan Pintu Suci di Basilika Santo Petrus dan ditiga basilika utama lainnya di Roma; Basilika Santo Yohanes Lateran (Katedral Keuskupan Roma), Basilika Santo Maria Maggiore dan Basilika Santo Paulus di Luar Tembok.
Selain itu, Pintu Suci juga akan dibuka di Penjara Rebibbia (penjara Romawi). Paus Fransiskus sebelumnya telah mengunjungi penjara tersebut pada dua kesempatan untuk merayakan misa dan membasuh kaki para narapidana pada Kamis Putih.
Pembukaan Pintu Suci merupakan bagian penting dari Tahun Yubelium.
Mgr Paulus Budi Kleden, SVD dalam homili saat misa kudus pembukaan Tahun Yubelium di Gereja Kristus Raja Katedral Ende mengatakan, dengan pembukaan Tahun Yubelium, mengingatkan Tuhan telah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Putra-Nya.
"Oleh karena itu, kita kini tidak berjalan sendirian, karena Putra-Nya sendiri turun dan berjalan bersama dalam ziarah pengharapan," kata dia.
Dalam pesiarahan pengharapan tersebut, bersama Yesus sendiri berjalan bersama menghadapi tantangan dan cobaan, kegembiraan dan juga keluar dari kesulitan hidup.
"Sebagai keluarga, umat, gereja dan dunia kita berjalan bersama Tuhan," kata Mgr Paulus.
Dikatakan, pembukaan Pintu Gereja Basilika mengingatkan iman kita bahwa Tuhan telah membuka pintu untuk kita.
Peristiwa Natal sendiri, lanjut Mgr Paulus, Tuhan membuka langit dan menurunkan embun yang adil melalui diri Putra-Nya dan membagi suka dan duka dalam hidup.
"Tuhan punya hati untuk kita dan tidak pernah bosan memaafkan kita. Yang jadi pertanyaan apakah bersedia untuk mengakui diri sebagai orang yang butuh pengampunan," kata dia.
Pintu Gereja terbuka, lanjut Mgr Paulus menandakan gereja terbuka, terbuka hati kepada Tuhan dan sesama saudara lain juga merupakan harapan kepada umat beriman.
"Pintu Gereja terbuka berarti merangkul semua orang yang berbeban berat. Gereja keluar dan mendekatkan diri dengan orang yang terpinggirkan, keluar dari zona nyaman dan hadir bersama masyarakat," ucapnya.
Intinya, kata Mgr Paulus, Tahun Yubelium adalah berziarah penuh pengharapan. Artinya, bukan siapa yang pertama dan lebih awal, namun apakah telah secara bersama-sama berziarah.
Karena itu, kata Mgr Paulus, dirinya akan mengeluarkan surat gembala untuk mempertegas pesiarahan pengharapan oleh umat di Keuskupan Agung Ende.
Saat misa kudus, umat dengan khusuk mengikuti seremoni liturgi hingga ahkhir perayaan ekaristi. (kr4/ays/dek)