BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pelayanan air minum bagi masyarakat Wukir dan sekitar, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), selalu menjadi kendala bagi UPTD SPAM. Saat kemarau, sumber air baku Liang Kalo mengalami penurunan kapasitas, sehingga pelayanan terganggu.
Setelah itu menyudah karena sepekan terakhir hujan mengguyur wilayah itu, lembaga operator dibawah Dinas PUPR Matim ini, kembali dihadapi dengan persoalan yang bukan baru terjadi, yakni kerusakan jaringan transmisi di Leko Pau, Desa Golo Linus Kecamatan Elar Selatan. Selain mengganggu pelayanan, perbaikan pipa rusak tersebut butuh biaya besar.
Apalagi lembaga pengelola UPTD SPAM ini, selama ini berjalan berapa tahun, tidak mendapat subsidi APBD, baik Dana Alokasi Umum (DAU) mau pun Dana Alokasi Khusus (DAK). Biaya operasional, termasuk gaji karyawan bersumber dari pendapatan lembaga itu sendiri. Artinya sudah mandiri.Tidak berlebihan disebut, UPTD SPAM serasa BUMD.
Sehingga lembaga ini sudah layak beralih ke BUMD. Disini dukungan DPRD sangat penting. Meski mandiri, pengelolaan keuangan tetap diaudit, dan luar biasanya lebih dari 5 tahun pengelolaan keuangan tertib, dan mendapat opini WTP. Sehingga publik berharap mendukung upaya kerja dari UPTD SPAM, salah satunya menjaga aset air minum yang ada. Seperti menjaga pipa untuk tidak rusak.
"Selain karena curah hujan yang belum cukup untuk meningkatkan kapasitas air baku di SPAM Liang Kalo, kendala pelayanan di IKK Wukir juga disebabkan oleh kerusakan jaringan transmisi di Leko Pau. Kerusakan ini bukan sekali saja, tapi terjadi berulang kali," ujar Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yun Aga, kepada media ini, Senin (30/12).
Lanjut Fransiskus, kondisi ini menyebabkan produksi air ke reservoar produksi, sangat rendah. Bahkan tidak memungkinkan distribusi dan pelayanan. Terakhir pada 24 Desember 2024, pelaksana teknisi air UPTD SPAM yang bertugas di IKK Wukir dengan dibantu oleh beberapa warga melakukan perbaikan pipa transmisi yang putus tersebut.
Dimana kata Dia, jaringan transmisi yang rusak itu menggunakan pipa HDPE dengan ukuran 4 inchi. Perbaikan atau penyambungan pipa HDPE harus menggunakan mesin sambung pipa yang harus didatangkan dari Borong, ibu kota kabupaten Matim. Jarak dari Borong ke Wukir tidak dekat. Belum lagi lanjut ke lokasi di Leko Pau.
"Melihat kondisi yang ada, maka langkah cepat yang dibuat adalah melakukan perbaikan pipa yang rusak secara darurat dengan menggunakan pipa PVC. Hasil yang diperoleh memang tidak begitu maksimal namun demikian bisa untuk mengalirkan air hingga sambungan rumah pelanggan," bilang Fransiskus yang akrab disapa Kevin.
Menurutnya, jadi untuk mendatangkan mesin sambung dari Borong membutuhkan biaya yang besar, selain biaya untuk bahan bakar minyak (BBM) kendaraan juga operasional lainnya. Tentu kondisi ini tidak berimbang dengan pendapatan yang dihasilkan dari pelayanan di IKK Wukir selama ini.
Disini kata Kevin, subsidi silang yang dilakukan untuk perbaikan jaringan transmisi ini sudah dilakukan berulang, sehingga mencapai titik kesulitan dalam pembiayaan. UPTD SPAM berharap warga yang melewati atau berada di sekitar jaringan tersebut untuk bisa menjaga agar jangan sampai jaringan ini rusak.
Kevin menambah, kerusakan ini akan membawa dampak yang besar berupa tidak ada pelayanan dan jugabbiaya yang dikeluarkan sangat tinggi. Sekarang perubahan terjadi pada kapasitas air baku, hal itu setelah dalam minggu terakhir hujan cukup stabil. Kondisi ini meningkatkan kapasitas produksi, setelah jaringan transmisi yang rusak, selesai diperbaiki
"Setelah jaringan ini diperbaiki, maka pelayanan untuk pelanggan di IKK Wukir, kembali normal dan berjalan 24 jam tanpa jadwal bergilir lagi. Namun kondisi ini bisa saja berubah sesewaktu jika ada kerusakan jaringan transmisi. Untuk air baku sendiri sudah mengalami peningkatan, sehingga cukup memenuhi kebutuhan produksi di IKK Wukir," tutup Kevin, (*/kr1/dek).