Diduga Digigit Anjing Rabies, Anak Perempuan Meninggal Dunia
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Virus rabies pada anjing kembali memakan korban. Kejadian ini terjadi di Kelurahan Naioni, Kota Kupang. Anak perempuan berusia enam tahun, meninggal dunia diduga akibat gigitan anjing rabies.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa anak tersebut sudah digigit pada bulan November lalu dan meninggal pada akhir Desember 2024. Setelah anak tersebut digigit anjing, warga setempat membunuh anjing tersebut, bahkan anjing-anjing lain di wilayah tersebut pun dibunuh secara massal.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Kupang, Rita Lay membenarkan adanya kasus rabies tersebut. Dia mengaku bahwa tentang kasus ini, Dinas Pertanian Kota Kupang tidak mendapatkan laporan apa pun, baik dari pemerintah setempat maupun dari warga.
Rita Lay katakan bahwa pelayanan vaksin anti rabies (VAR) sudah dilakukan oleh dinas, bahkan sudah menyasar semua kelurahan di Kota Kupang. Namun, kata dia, terjadi kendala dalam pelayanan vaksin, karena pemilik anjing tidak merespon jadwal pelayanan vaksin ini.
Rita Lay mengaku bahwa pelayanan vaksinasi terus dilakukan. Da, dirinya diminta agar warga lebih pro aktif dan melaporkan jika ada kasus gigitan anjing, dan segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari Saragih mengatakan, korban gigitan anjing rabies tersebut sudah terjadi pada beberapa bulan lalu. Setelah kejadian, lukanya sudah dibersihkan oleh saudaranya yang juga adalah tenaga kesehatan.
Namun, kata Tiurmasari, korban gigitan anjing rabies tersebut tidak ditindaklanjuti dengan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin anti rabies atau VAR. Bahkan, pihak Puskesmas Naioni pun sudah menunggu anak tersebut untuk divaksin.
"Orang tua dan keluarga tidak membawa anak tersebut ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan vaksin. Hal ini pun terus dibiarkan, sampai akhir Desember lalu, anak tersebut dilarikan ke RSUP Ben Mboi, karena anak tersebut sudah menunjukan gejala, seperti demam dan uring-uringan," ungkapnya.
Setelah masuk ke RSUP Ben Mboi, anak tersebut sudah menunjukan gejala gelisah, takut dengan air, takut cahaya dan lainnya. Dan akhirnya diperkirakan bahwa anak tersebut sudah kritis.
Tiurmasari Saragih mengatakan bahwa sebenarnya laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan, anak tersebut digigit pada lima bulan yang lalu. Tapi akan dilakukan investasi lagi dan paling lambat besok akan diterima hasil investigasi dari Puskesmas Naioni.
"Kabarnya, anjing yang mengigit anak itu dibunuh dan dimasak serta dimakan. Hal ini tentu sangat disayangkan, kenapa harus makan daging hewan yang sakit. Memang sebenarnya virus rabies yang dimasak dengan suhu 100 derajat, virusnya mati, namun tetap saja, seharusnya tidak dimakan," ungkapnya.
Dia pun menampik adanya kelalaian dari tenaga kesehatan, karena setelah dikonfirmasi, tidak pernah terjadi kekosongan vaksin. Bahkan, pihak Puskesmas juga menunggu pasien tersebut untuk divaksin.
"Saya belum dapatkan hasil investigasinya. Nanti Senin, kalau untuk warga yang mengonsumsi anjing tersebut, masih dipantau dan mereka masih dalam keadaan aman," jelasnya.
Untuk stok vaksin sendiri, kata dia, sampai sejauh ini masih tersedia di 12 Puskesmas di Kota Kupang. Dan di RSUD S. K. Lerik juga tersedia.
"Sebelum libur kemarin, kami sudah pastikan masih tersedia (VAR). Kami berharap agar masyarakat lebih pro aktif untuk pergi ke Puskesmas untuk mendapatkan vaksin apabila digigit anjing. (thi/gat)