Pipa Air Ke Pota Dirusak, Kerugian Capai 50 Juta

  • Bagikan
Petugas UPTD SPAM Matim memperlihatkan pipa air ke IKK Pota yang sengaja dirusak orang tidak dikenal. (IST)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pipa jaringan transmisi di SPAM Wae Tabar untuk masyarakat pada IKK Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), mengalami kerusakan sekira panjang 72 meter. Dugaan, kerusakan itu terjadi sengaja dilakukan oleh orang tidak dikenal.

Pipa utama penyalur air minum jenis HDPE berukuran 6 dim ini dirusak dengan cara dibakar. Kejadian diperkirakan saat wilayah itu dilanda musim kemarau dan terjadi penurunan debit, sehingga pipa dalam kondisi tidak ada air yang mengalir. Lokasinya tepatnya di hutan Nampar Bakok, Desa Nanga Mbaling, Kecamatan Sambi Rampas.

Pihak pengelola dalam hal ini UPTD SPAM dibawa Dinas PUPR Matim, menghitung kondisi itu menyebabkan kerugian yang diperkirakan lebih dari Rp 50 juta. Juga menyebabkan pelayanan ke pelanggan di IKK Pota menjadi sangat terhambat. Disini untuk perbaikan membutuhkan biaya yang besar, termasuk butuh tenaga kerja yang cukup banyak.

"Kejadian ini menyebabkan kerugian lebih dari 50 juta. Disini butuh biaya besar, termasuk tenaga kerja banyak karena lokasi jauh dari pemukiman, dan tidak bisa dilewati kendaraan. Mesin dan peralatan lain harus dipikul, juga diganti pipa baru," ujar Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yun Aga, Senin (6/1/2025).

Fransiskus atau lebih akrab disapa Kevin menyatakan, kejadian pengrusakan ini sengaja dilakukan oleh orang tidak dikenal. Padahal saat ini, kondisi debit air baku Wae Tabar sebagai sumber utama bagi pelanggan IKK Pota, mulai meningkat setelah pada Desember 2024 lalu hujan mulai mengguyur wilayah Utara dari Kabupaten Matim.

"Saat petugas kami melakukan penelusuran dari sumber air hingga lokasi Nampar Bakok ditemukan pipa dalam kondisi kerusakan yang sangat parah. Air yang begitu cukup untuk dialirkan ke Pota terbuang begitu saja di hutan," bilang Kevin.

Dia menerangkan, selain secara material peristiwa kerusakan yang sengaja dilakukan oleh manusia ini, menyebabkan kerugian yang sangat besar, juga mengakibatkan kehilangan pendapatan UPTD SPAM. Pada sisi lain ada pegawai pada lembaga ini yang tidak bisa dibiayai, karena tidak ada pendapatan dari penjualan air pada wilayah tersebut.

Sebab lanjut Kevin, UPTD SPAM hanya mengandalkan pembiayaan yang bersumber dari pendapatan penjualan air. Jadi untuk proses perbaikan menunggu ada sisa belanja dari penerimaan wilayah lain, agar dilakukan subsidi silang. Pada hal kondisi awal tahun seperti sekarang ini, pihaknya belum memiliki anggaran karena masih belum ada penerimaan.

"Kondisi awal tahun seperti ini, kami belum memiliki anggaran karena masih belum ada penerimaan. Jujur sangat disayangkan perilaku pengrusakan aset daerah ini yang tanpa mempertimbangkan kepentingan orang banyak," katanya.

Kevin menambah, pada waktu yang tidak lama, pihaknya akan melaporkan hal ini atau pengrusakan ke pihak keamanan dalam hal ini Kepolisian Sektor (Polsek) Sambi Rampas di Pota. Langkah ini diambil, agar ada bantuan pengamanan jaringan dari perilaku pengrusakan seperti ini. Kepada pelanggan di IKK Pota disampaikan permohonan maaf.

"Kami minta maaf karena mestinya kondisi debit yang sudah meningkat, malah belum bisa melayani. Hal ini tentu bukan karena lemah dalam pengelolaan, tapi karena ulah manusia yang sengaja merusak pipa jaringan. Namun upaya perbaikan tetap dilakukan," tutup Kevin, (Kr1).

  • Bagikan

Exit mobile version