ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, SVD me-launching Gerakan Komunitas Umat Basis (KUB) Ramah Anak, Minggu (5/1).
Ditingkat Keuskupan Agung Ende, launching ditandai dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden, SVD di Paroki St Mikhael Maukeli Kevikepan Mbay.
Hadir dalam perayaan tersebut, sebagai konselebrantes Vikjen Keuskupan Agung Ende, RD Frederikus Dhedu, Vikep Mbay RD Aster Lado, para Kuria Keuskupan Agung Ende seperti Kanselarius Keuskupan Agung Ende, RD Yohanes S Lando, Sekretaris Keuskupan, RD Damianus Dionisius Nuwa, RD Efraim Pea Vikaris Judialis serta Pastor Paroki RD Aris.
Pada hari yang sama, dalam perayaan ekaristi di paroki-paroki dilaksanakan juga launching Gerakan KUB yang sama.
Dalam khotbahnya, Mgr Paulus menyebutkan, setelah menginisiasi Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil tahun 2024, Keuskupan Agung Ende memutuskan untuk memulai Gerakan KUB Ramah Anak sebagai implementasi dari amanat Muspas VIII Keuskupan Agung Ende.
"Sambil tetap meneruskan Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil, Keuskupan Agung Ende melihat penting dan mendesaknya membangun masyarakat dan gereja yang semakin ramah anak berbasis KUB," ujarnya.
Anak telah dinobatkan sebagai putra dan putri Tuhan, anak-anak Allah. Karena itu, Gereja Keuskupan Agung Ende telah memulai dengan sebuah Gerakan Ramah Anak di KUB.
Dikatakan, banyak anak kini hidup dalam masa-masa kelam, diperlakukan secara tidak adil, secara kasar baik fisik, verbal apalagi menjadi korban tindakan kekerasan seksual.
"Banyak anak galau melihat perilaku orang tua yang selalu bertengkar, hingga bercerai sehingga anak menjadi korban. Gerakan ramah anak ini haruslah dimulai dari keluarga, dari kita orang dewasa sehingga anak-anak menjadi percaya dan diteguhkan," jelas Mgr Paulus.
Dia menyebutkan, seperti bacaan kitab suci pada Pesta Penampakan Tuhan, Minggu (5/1) menampilkan sosok Herodes yang benci terhadap bayi Yesus. Dia merasa terganggu dengan kehadiran Yesus.
"Kita sebagai pemimpin sering juga seperti Herodes, baik dalam keluarga, pemimpin gereja, pemerintah yang lebih mementingkan diri demi jabatan dan mengorbankan orang lain termasuk anak-anak," katanya.
Usai misa, kepada seluruh umat Keuskupan Agung Ende khususnya yang hadir dalam perayaan ekaristi launching Gerakan KUB Ramah Anak Mgr Paulus berpesan agar KUB harus ramah anak.
"Untuk itu ada 3K yang mesti dilakukan yakni, kemauan, keputusan dan konsistensi sehingga gerakan tersebut bisa berhasil dan bukan sekadar ritual semata," katanya.
Dia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama. Gereja katanya, tidak bisa bekerja sendirian, butuh masyarakat, pemerintah dan adat karena dengan demikian bisa berhasil menuju gereja yang ramah anak.
"Anak-anak merasa diberlakukan dan anak-anak bisa menjadi berkat bagi banyak orang," tutup Mgr Paulus.
Sebelumnya, Sekretaris Keuskupan Agung Ende, RD Damianus Dionisius Nuwa dalam rilisnya mengatakan, gerakan ini lahir dari kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap anak dan keprihatinan akan meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak.
Dalam kerja sama dengan berbagai pihak terkait, gerakan ini hendak mengupayakan beberapa aksi konkret misalnya menyusun jadwal kegiatan anak yang memperhatikan berbagai aspek penting demi perkembangan holistik seorang anak.
"Selain itu, mendorong kebiasaan baik dalam keluarga supaya anak memiliki kecakapan sosial, meningkatkan partisipasi anak dalam doa dan ekaristi, menghapus berbagai tindak kekerasan fisik maupun verbal dan kekerasan seksual terhadap anak serta mendorong anak-anak untuk menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab," kata RD Damianus.
Disebutkan, kesadaran akan pentingnya KUB sebagai focus, locus dan subjek pastoral, maka kesuksesan gerakan mengandalkan partisipasi seluruh umat dalam KUB.
Selain itu, kerja sama dengan pemerintah, pemuka adat, lembaga pendidikan dan LSM-LSM sangat dibutuhkan.
"Gereja Keuskupan Agung Ende mengharapkan bahwa dengan ini, seluruh masyarakat dapat bergerak bersama untuk memberikan perlindungan terhadap anak-anak yang merupakan masa depan gereja dan masyarakat. Anak-anak merupakan anugerah bukan saja bagi keluarga tapi juga bagi seluruh gereja dan masyarakat," ujar dia.
Karena itu, komitmen semua pihak bagi perkembangan anak yang sehat dan integral merupakan sebuah keharusan. (kr4/ays/dek)