dr. Christian-Serena Prioritas Tuntaskan Masalah Sampah juga Tata Birokrasi Berbasis Meritokrasi

  • Bagikan
FENTI ANIN/TIMEX BERSAMA. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo dan Serena Francis berpose bersama di Hotel Aston Kupang usai ditetapkan senagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih periode 2024/2029, Kamis (9/1).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Wali Kota Kupang dan Wakil Wali Kota terpilih periode 2024/2029 yang akan segera dilantik yakni dr. Christian Widodo dan Serena Cosgrova Francis akan memrioritaskan penyelesaian masalah sampah di Kota Kupang.

Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang ini mengaku bahwa dalam beberapa waktu terakhir ini, banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang persoalan sampah, mulai dari sistem pengangkutan sampai sistem pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir di tempat pembuangan akhir (TPA) di Alak.

dr. Christian Widodo mengatakan, masalah sampah menjadi keluhan di mana-mana. Dan akhir-akhir ini banyak pengeluhan yang yang diterimanya.

"Jadi, kalau ditanya target 100 hari kerja, maka kami memprioritaskan masalah sampah. Minimal dapat menguranginya (sampah, Red)" ungkapnya saat diwawancarai di Hotel Aston, Kamis (9/1).

dr. Christian juga menginginkan adanya sistem pengolahan sampah yang lebih baik, mulai dari pemilahan sampah, dipisahkan antara sampah organik dan non organik, lalu diolah.

"Setelah dilantik, kami akan lakukan studi banding ke daerah yang pengelolaan sampahnya yang baik. Lalu, hasilnya akan dibawa untuk diterapkan di Kota Kupang," jelasnya.

Menurutnya, di TPA Alak, sistemnya mesti harus diubah karena selama inj menggunakan sistem open dumping. Sehingga, nantinya akan diubah menjadi control sanitary landfill dan jelas tidak menimbulkan penyakit.

"Sistem sanitary landfill yaitu menggali tanah dan akan ditanam atau dikubur sampah yang ada. Memang, tidak bisa dikerjakan dalam waktu 100 hari, namun kami akan mulai melakukannya, " ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Kupang Serena Cosgrova Francis mengatakan, bahwa mereka juga akan memperhatikan untuk pengisian jabatan kosong yang ada di pemerintah saat ini, tentunya dengan menggunakan sistem meritokrasi.

"Jadi, pemilihan pejabat untuk menduduki suatu jabatan tentunya berdasarkan asas kelayakan dan kepantasan. Siapa yang pantas duduk untuk di jabatan tertentu, tentunya harus dilihat dari kemampuan, kepangkatan, rekam jejak dan lainnya, hal- hal teknis ini yang akan menjadi acuan untuk penempatan pejabat," jelasnya.

Serena mengaku akan mengedepankan sistem tersebut sehingga tepat yang benar berada di tempat yang tepat, untuk membantu menjalankan roda pemerintahan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. (thi/gat/dek)

  • Bagikan