Plafon Roboh, 27 Siswa Selamat, Terjadi Saat KBM di UPTD SDI Oesapa

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX PLAFON ROBOH. Beginilah kondisi plafon dalam ruang kelas I D UPTD SDI Oesapa yang roboh sehingga siswa-siswi dipulangkan lebih awal pada Kamis pagi (16/1)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Sebanyak 27 orang siswa-siswi kelas I di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sekolah Dasar Inpres (SDI) Oesapa, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang lolos dari maut setelah plafon ruang kelas roboh. Insiden ini terjadi saat para siswa-siswi sementara mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) pukul 09.00 Wita, Kamis (16/1).

Akibat insiden itu maka para siswa-siswi mengalami trauma. Bahkan, tiga orang siswa mengalami cedera ringan akibat robohnya plafon dalam ruangan kelas tersebut.

Insiden itu terjadi saat KBM di ruang kelas I D berlangsung. Diketahui juga, ruangan kelas itu biasa dipakai oleh siswa-siswi kelas II D. Saat kejadian itu guru yang sedang mengajar juga trauma dan gemeter. Para siswa-siswi bahkan menangis histeris.

"Saat plafon roboh, anak-anak langsung menangis dan wali kelas sampai cari anak-anak yang sembunyi di kolong meja," kata Security UPTD SDI Oesapa, Markus Toni Ndun saat ditemui media ini.

Dikatakan bahwa tiga orang siswa yang terkena material plafon yang roboh mengalami luka di bagian hidung dan kepala sehingga langsung dilarikan ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendapatkan perawatan.

Juru Bicara UPTD SDI Oesapa, yang juga Guru Agama, Laurensius Leu mengatakan bahwa plafon yang roboh dalam ruangan kelas I D itu terjadi pada pagi hari. Dia mengaku, plafon roboh di sekolah itu bukan kali ini saja.

Tapi, sebelum libur sekolah juga sempat terjadi insiden plafon roboh di ruangan kelas tepatnya tanggal 15 Desember 2024. Kemudian, satu ruangan kelas lagi juga plafonnya roboh pada tanggal 26 Desember 2024.

"Total plafon yang roboh dalam ruangan kelas itu ada tiga," ujarnya.

Robohnya plafon ini diakui akibat hujan deras dan merembes kareba ada atap yang bocor.

"Setelah kami selidiki, bukan tidak mungkin nanti akan terjadi lagi kalau misalnya cuaca seperti sekarang ini (turun hujan)," jelasnya.

Artinya, kata dia, masih berpotensi plafon roboh pada ruang kelas yang lain ketika curah hujan yang turun dengan intensitas lebat dan dalam durasi waktu yang lama.

"Plafon yang roboh dalam satu ruangan itu anak sekolah kena semua," ungkapnya.

Diketahui bahwa gedung sekolah baru ini dibangun pada tahun 2022. Kegiatan KBM dimulai dengan status pinjam pakai itu baru pada tahun 2024 karena belum serah terimakan ke pihak sekolah.

"Kami sudah rapat guru sehingga proses KBM tetap berjalan tapi tidak dalam ruangan kelas. Kami akan belajar di luar ruangan kelas karena takut ada lagi plafon yang roboh," ungkapnya.

Belajar di luar ruang kelas lebih cepat untuk mengevakuasi anak-anak ketika plafon roboh. Adapun jumlah rombongan belajar (rombel) di SD tersebut sekira ada 20-an dengan total siswa 600-an orang.

"Kalau dalam ruangan, semua anak rebut satu pintu dan kita bisa bayangkan seperti apa kalau terjadi insiden yang sama yakni plafon roboh," pungkasnya. (r1/gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version