Hari ke hari, bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun, Persoalan sampah di Kota Kupang belum berakhir. Sampah bisa menjadi momok , tapi juga bisa mendatangkan nilai ekonomis.
LINDA MAKANDOLOE,KUPANG
SAMPAH ya sampah menjadi persoalan tetap di Kota Kupang Provisni NTT, hingga kini belum berakhir. Entah sampai kapan akan berakhir? Menjadi pergumulan semua pihak .Tidak saja pemerintah daerah, DPRD, masyarakat kecilpun mengeluh. Sampah bisa mendatangkan persoalan berupa penyakit. Sampah juga bisa mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat.
Terik matahari tidak terlalu menyegat, media ini menemui lelaki paruh baya dibilangan RT 10/RW 04 kilometer enam (6) Kelurahan Oesapa Barat Kecamatan Kelapa Lima, Yoseph Orem Blikololong. Yosep dipercayakan teman-teman seprofesinya sebagai Ketua Pemulung Sampah Kota Kupang untuk Kelurahan Oesapa Barat dan Kelapa Lima.
Yosep mulai bekerja sebagai pemulung sampah sejak tahun 2004 hingga sekarang. Berkat ketekunan, Yosep mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Peduli Kasih dan SMP Surya Mandala.
“Awalnya saya melihat sampah di Kota Kupang sangat banyak. Saya pungut pilah-pilah mulai dari gardus, gelas-gelas plastik air isiu lang, kantong-kantong kresek termasuk plastik bening,” jelasYosep.
Hasil usaha pungutan sampah itu dijual ke pengepul –pengepul besar yang ada di Kota Kupang dengan harga bervariasi. Berjalannya waktu,Yosep dipercayakan teman-temannya sebagai ketua pengepul di dua kelurahan yakni Oesapa Barat dan Kelapa Lima.
Teman-teman di dua kelurahan itu, menjual hasil pungutan sampahnya ke Yosep dengan harga bervariasi. Sampah plastik kresek per kg seharga Rp 500. Gelas plastik air isi ulang, gardus, kertas, per kg Rp 2,500,-. Hasil beli sampah dari teman-teman, berupa plastik ,gelas air isi ulang dijual lagi ke juragan gardus di Kelurahan TDM. Sedangkan kertas, gardus dijual ke bank sampah di Kelurahan Maulafa.
Hasil ketekunan bekerja, tahun 2007 Yosep dirikan PAUD Peduli Kasih. Tahun 2011, dirikan SMP Surya Mandala. Setiap tahun ajaran baru, jumlah anak-anak PAUD 20-25 orang. Sedangkan SMP 40 orang siswa yang dibagi dalam tiga kelas. Delapan (8) orang guru mengajar SMP dan dua (2) guru mengajar PAUD. Disinggung pendapatan guru mengajar, Yosep agak tertegun sambil menjawab seadahnya tanpa menyebut nilainya.
“Dengan semangat para guru mengajar, sudah berapa angkatan menamatkan pendidikan di SMP Surya Mandala,’jelasYosep .
Menurut Yosep, Universitas Nusa Cendana (Undana ) Kupang pernah memberikan pelatihan membuat batu cetak dan pafing blok dari sampah. Yosep punya harapan, suatu saat Kota Kupang bersih dari sampah. Penangannya pemerintah bisa melibatkan masyarakat, termasuk Yosep dan teman-teman sebagai pengepul sampah. (*)