Kerja Perbaik Pipa Air Ke Pota Dengan Resiko Tinggi

  • Bagikan
Foto Istimewah: Petugas UPTD SPAM saat kerja perbaik pipa jaringan transmisi Wae Tabar di Nampar Bakok, Kecamatan Sambi Rampas

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pihak UPTD SPAM Kabupaten Manggarai Timur (Matim), telah melakukan perbaik pipa jaringan transmisi SPAM Wae Tabar yang rusak di lokasi Nampar Bakok, Kecamatan Sambi Rampas. Demi pelanggan, disini petugas bekerja dengan resiko tinggi.

Nampar Bakok berada di tengah hutan, sehingga harus jalan kaki. Jarak dari ujung pemukiman Wae Kol, Desa Nanga Mbaling, cukup jauh. Melewati banyak medan yang cukup sulit, turun naik bukit. Rawan terjadi celaka ketika jalan musim hujan. Apalagi harus pikul pipa 6 dim sebanyak 72 meter dengan jumlah 13 batang.

Dimana panjang pipa jaringan transmisi yang rusak itu, sekira 72 meter dengan jenis HDPE 6 dim. Dugaan, kerusakan terjadi sengaja dilakukan oleh orang tidak dikenal. Sumber air Wae Tabar yang dikelola oleh UPTD SPAM, selam ini untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat Pota, Kecamatan Sambi Rampas.

"Kerusakan pipa di Nampar Bakok, sudah diperbaiki. Petugas kami benar-benar kerja dengan resiko tinggi, karena lokasinya jauh di tengah hujan, dan juga medan yang ekstrim. Apalagi kerja di saat lagi musim hujan," ujar Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yun Aga, Kamis (30/1).

Fransiskus menjelaskan, perbaikan menggunakan pipa PVC. Kegiatan perbaikan itu berjalan sekira 1 minggu sejak tanggal 13 hingga 19 Januari 2025. Dimana petugas dari Borong berangkat pada 12 Janurai 2025. Petugas belum bisa langsung ke titik pemukiman di Wae Kol, karena cuaca buruk alias hujan lebat.

"Hari pertama ini petugas dari Borong nginap di Watunggong, Kecamatan Congkar. Besoknya pada tanggal 13 Januari, bersama petugas dari Watu Ngong berangkat ke Wae Kol. Disana sama-sama dengan petugas dari Pota," bilang Fransiskus yang biasa disapa Kevin.

Lanjut Dia, saat itu juga belum bisa ke lokasi di Nampar Bakok. Lalu pada tanggal 14 Januari, kegiatanya hanya memindahkan pipa di pertengahan antara lokasi Nampar Bakok dan pemukiman Wae Kol. Jumlah pipa jenis PVC 6 dim itu ada sebanyak 13 batang. Rincianya, ada 9 batang yang panjang 6 meter dan sebanyak 4 batang berukuran panjang 4 meter.

Kemudian kata Kevin, pada tanggal 15 Januari 2025, semua material pipa baru bisa tiba lokasi Nampar Bakok, dan langsung lakukan perbaikan. Petugas kerja tuntas sampai malam hari, dengan kondisi cuca saat itu tidak bersahabat. Pada tanggal 16 Januari, petugas terjebak di Wotok dan belum bisa kembali ke Wae Kol karena cuaca buruk.

Lalu pada tanggal 18 Januari 2025, petugas sebagianya ke Pota, dan sebagianya ke Watunggong. Setelah itu pada tanggal 19 Januari, petugas yang dari Borong, kembali pulang ke Borong. Sementara tanggal yang sama, petugas di Pota melakukan pengecekan dari Pota menuju Lekong Jembu. Hal itu karena air belum sampai ke Pota.

"Setelah mereka telusuri jaringan, malam hari pada 19 Januari 2025, saya dapat laporan bahwa air tidak bisa tembus karena pipa patah akibat pohon tumbang. Pada tanggal 21, turun tim untuk perbaik. Tapi karena pipa yang rusak ini jenis HDPE, dan kondisinya sulit, maka dilakukan penanganan darurat. Setelah ditangani, air mengalir sampai Pota," kata Kevin.

Namun lanjut Dia, pada 23 Januari putus kembali, karena aliran air cukup besar dan penanganan darurat tidak kuat menahan beban. Terhadap kondisi itu, pada 28 Januari 2025, tim turun ke lokasi dan lakukan perbaikan secara permanen dengan menggunakan mesin sambung. Akhirnya, besoknya tanggal 29 Januari, air bisa mengalir sampai ke sambungan rumah (SR).

Kevin menambah, terkait kerja perbaikan pipa rusak di Nampar Bakok, tidak membutuhkan waktu lama untuk selesai. Hal yang membuat lama, pertama karena cuaca buruk. Kedua, angkut material pipa ke lokasi cukup sulit. Apalagi memikul pipa dan melewati hutan, dan medan cukup sulit. Ketiga, kesulitan tenaga kerja dari warga sekitar untuk bantu pikul material, (kr1/dek).

  • Bagikan