BERLAGA di kompetisi antarklub Eropa seperti Liga Champions bukan hanya prestise, melainkan juga berdampak signifikan secara ekonomi. Pundi-pundi uang dalam jumlah yang melimpah diraup oleh semua kontestan (36 klub) di babak utama atau fase league.
BSC Young Boys yang tereliminasi sebagai juru kunci dan tanpa kemenangan saja berhak atas EUR 18,9 juta atau hampir Rp 320 miliar. Perinciannya, EUR 18,62 juta (Rp 315 miliar) untuk partisipasi di fase league dan EUR 290 ribu atau hampir Rp 5 miliar sebagai hadiah uang untuk tim peringkat buncit.
Young Boys semestinya bisa mendapatkan nominal lebih untuk kemenangan yang diraih. Tapi, klub juara Swiss Super League itu melewatkannya karena selalu kalah dalam delapan pertandingan.
”Klub ini tentu tidak beruntung memiliki lawan-lawan seperti FC Barcelona, Inter Milan, dan Aston Villa dalam tiga laga awal. Bahkan, mereka (Crvena zvezda, Red) masih sulit bagi kami,” kata Giorgio Contini, pelatih Young Boys, setelah kekalahan 0-1 oleh Crvena dalam matchday pemungkas (30/1), di laman resmi UEFA.
Selain Young Boys, Slovan Brastislava menjadi klub yang selalu kalah dalam delapan pertandingan. Tapi, debutan asal Slovakia itu beruntung di atas Young Boys karena diferensiasi gol lebih baik. Itu pun hanya minus 20 gol berbanding minus 21 gol milik Young Boys.
Menempati peringkat ke-35 membuat Slovan meraih Rp 5 miliar lebih banyak dari Young Boys seiring perbedaan dalam hadiah peringkat (EUR 580 ribu atau Rp 10 miliar).
Di sisi lain, peraih hadiah uang terbanyak adalah peringkat pertama fase league Liverpool FC dengan EUR 56,8 juta (Rp 960,5 miliar). Perinciannya, EUR 18,62 juta untuk partisipasi, EUR 14,7 juta untuk tujuh kemenangan, EUR 10,5 juta untuk finis peringkat pertama, ditambah EUR 2 juta untuk finis delapan besar, serta EUR 11 juta untuk tampil di 16 besar. (ren/dns/jpg/gat/dek)
