KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Kegiatan Jumat Curhat terus digelar Polda NTT guna mendengarkan masukan dan kritikan langsung dari masyarakat. Seperti biasa, kegiatan Jumat Curhat yang menjadi kegiatan rutin Polda NTT kembali digelar, Jumat (31/1).
Kali ini, kegiatan Jumat Curhat dipimpin Kombes Pol. Henry Novika Candra yang juga Kabid Humas Polda NTT bertempat di wilayah RT 42 dan RT 46, Kelurahan Fatululi, Kecamatan OEbobo, Kota Kupang. Kabid Humas yang baru pertama kali memimpin kegiatan ini mendengarkan langsung permasalahan yang dihadapi masyarakat serta mempererat hubungan antara Polri dan warga setempat.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Henry Novika Candra mengungkapkan, Jumat Curhat adalah bagian dari upaya Polri untuk lebih dekat dan mendengarkan aspirasi langsung dari masyarakat. Kabid Humas Polda NTT juga menyampaikan pengalamannya selama bertugas di berbagai daerah, termasuk Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, NTB, dan kini NTT.
Ia menyampaikan komitmennya untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Nusa Tenggara Timur. Kombes Pol. Henry juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mendukung penegakan hukum dan menciptakan lingkungan yang aman dan tertib.
Karena itu, ia tidak lupa mengajak warga untuk bersama-sama menjaga keamanan, keselamatan dan ketertiban serta mematuhi aturan yang ada untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan sosial.
"Keamanan bukan hanya tugas kepolisian, tetapi tanggung jawab bersama," katanya.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, warga diberikan kesempatan untuk menyampaikan berbagai masalah yang mereka hadapi terkait dengan keamanan, ketertiban dan penegakan hukum di lingkungan mereka. Pada sesi pertama, Leonardus mengangkat isu mengenai keamanan, ketertiban dan keselamatan berkendara, khususnya terkait dengan kepemilikan SIM dan STNK.
Ia meminta agar pihak kepolisian lebih giat melakukan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan helm. Dalam tanggapannya, Kabid Humas menjelaskan perbedaan antara SIM dan STNK. STNK adalah bukti kepemilikan kendaraan bermotor, sedangkan SIM menunjukkan bahwa pemegangnya memiliki kecakapan dalam mengendarai kendaraan.
Penegasan ini juga disertai dengan penjelasan mengenai tilang dan prosedur yang berlaku. Disampaikan pula soal informasi mengenai tilang elektronik yang menggunakan CCTV. Sistem ini sudah diterapkan di kota-kota besar dan memberikan deteksi otomatis terhadap pelanggaran lalu lintas. Di wilayah NTT, pembayaran tilang dapat dilakukan melalui BRIVA untuk menghindari penyalahgunaan.
Frans, warga RT 42 menyoroti pentingnya ketentraman hidup di masyarakat dan berharap aparat kepolisian merespon cepat setiap gangguan yang terjadi. Ia juga mengangkat isu mengenai biaya masuk Akpol yang dianggap mahal.
Kabid Humas menanggapi bahwa seleksi Akpol bebas dari pungutan biaya dan diawasi secara ketat oleh Propam dan pihak eksternal untuk menjaga transparansi dan integritas.Agustinus Riwu, Ketua RT 46, mengungkapkan bahwa selama sembilan tahun menjabat, ia tidak pernah melihat polisi di lingkungan RW.
Setiap masalah biasanya dilaporkan ke Babinsa.Ia juga bertanya mengenai proses balik nama kendaraan dan denda yang dikenakan.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran mengenai izin keramaian dan mengapa masyarakat cenderung enggan mengkritik polisi.Ia menjelaskan bahwa pengurusan izin keramaian harus disertai dengan pemetaan masalah, seperti keamanan parkir, peredaran narkoba, dan potensi kerawanan lainnya.
Ia mengusulkan agar Polda NTT lebih aktif dalam mengawasi akun-akun media sosial yang sering memberitakan kasus bunuh diri, yang dapat mempengaruhi kondisi mental masyarakat, terutama di kalangan remaja.
Dalam responnya, pihak Polda NTT mengakui bahwa media sosial harus diatur dengan ketat sesuai dengan Undang-Undang ITE, guna mencegah penyebaran informasi yang berpotensi merugikan.
Kabid Humas menjelaskan bahwa balik nama kendaraan adalah prosedur administrasi yang terkait dengan kepemilikan kendaraan dan pembayaran pajak. Kegiatan Jumat Curhat ini diakhiri dengan kesepakatan antara warga dan aparat kepolisian untuk terus mempererat komunikasi dan meningkatkan kerjasama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kelurahan Fatululi.
Di tengah tantangan perkembangan teknologi informasi, penting bagi masyarakat dan aparat untuk bersama-sama menjaga lingkungan agar tetap aman, tentram, dan produktif.Kegiatan Jumat Curhat ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menjalin komunikasi yang lebih baik antara polisi dan masyarakat serta menciptakan solusi bersama untuk meningkatkan kualitas hidup di wilayah Kelurahan Fatululi. Kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota Polri dan masyarakat setempat, yang aktif berpartisipasi dalam diskusi dan memberikan masukan konstruktif. (gat/dek)