Pj Wali Kota dan Wali Kota Kupang Terpilih Hadiri Rapat Pembahasan Swasembada Pangan Bersama Mentan
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Program swasembada pangan merupakan komitmen utama Presiden Prabowo Subianto selain energi. Komitmen Presiden Prabowo Subianto ini telah diejawantahkan oleh Kementerian Pertanian termasuk Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Karena itu maka Penjabat (Pj) Wali Kota Kupang, Linus Lusi pun berkesempatan menghadiri rapat strategis yang digelar di Ruang Rapat Pola Gedung A Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia di Jakarta, Rabu (5/2). Rapat ini merupakan forum penting dalam rangka penyampaian dan pembahasan proposal swasembada pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian RI.
Pertemuan yang berlangsung sejak pagi tersebut turut dihadiri juga oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wali Kota Kupang Terpilih, dr. Christian Widodo serta sejumlah kepala daerah dari berbagai kabupaten/kota di NTT, termasuk Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto. Turut mendampingi Pj Wali Kota Kupang dalam kegiatan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pertanian Kota Kupang, Ritha Lay.
Kehadiran para pemimpin daerah ini untuk menegaskan komitmen bersama dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas di sektor pertanian di wilayah NTT. Selain membahas strategi swasembada pangan, rapat ini juga menjadi ajang diskusi mengenai tantangan utama dalam sektor pertanian di NTT, seperti keterbatasan air irigasi, perubahan iklim, serta kebutuhan akan benih unggul dan pupuk bersubsidi.
Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman dalam paparannya menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian siap memberikan dukungan melalui program intensifikasi pertanian, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta fasilitasi pasar bagi produk pertanian unggulan daerah.
Amran Sukaiman menegaskan bahwa Kementerian Pertanian siap memberikan dukungan melalui program intensifikasi pertanian, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta fasilitasi pasar bagi produk pertanian unggulan daerah.
Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto juga menyampaikan materi terkait kontribusi Provinsi NTT dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Beberapa poin utama yang dipaparkan mencakup padi sawah dengan potensi produksi 1,5 juta ton beras per tahun dengan surplus 881.454 ton setelah memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, jagung dengan potensi produksi mencapai 4,7 juta ton dari lahan kering seluas 1.841.379 hektare, menjadikan NTT sebagai salah satu sentra produksi jagung nasional.
Sementara di sektor peternakan dengan optimalisasi lahan penggembalaan 100.000 hektare, NTT dapat menghasilkan 167.425 ton daging sapi per tahun, yang mampu menutup 63 persen defisit nasional. Selain itu, menurut Andriko produksi garam di Provinsi NTT ditargetkan mencapai 2 juta ton per tahun melalui pengembangan tambak garam seluas 10.000 hektare.
Pj Gubernur NTT juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur pertanian, seperti bendungan dan embung, untuk mendukung produktivitas pertanian. Hingga saat ini, NTT telah memiliki 1.401 embung kecil dan 22 embung irigasi yang diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan di wilayah kering.
Sementara itu, Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi dalam kesempatan terpisah menanggapi keikutsertaan Pemerintah Kota Kupang dalam pertemuan tersebut dengan menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota di NTT dalam mendukung program swasembada pangan.
"Pemerintah Kota Kupang bersama Pemerintah Provinsi NTT dan kabupaten/kota se-NTT berkomitmen untuk mendukung program swasembada pangan nasional. Meskipun Kota Kupang memiliki keterbatasan lahan pertanian, kami tetap berperan strategis dalam mendukung ketahanan pangan melalui distribusi, pemasaran, dan pengolahan hasil pertanian dari berbagai daerah di NTT," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Kupang akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk memastikan kebijakan yang dihasilkan dari pertemuan ini dapat diimplementasikan secara efektif, termasuk dalam penguatan UMKM sektor pangan dan pemanfaatan teknologi pertanian.
"Kami berharap ada kebijakan dan dukungan nyata dari pemerintah pusat, baik dalam bentuk teknologi, pendampingan, maupun bantuan infrastruktur yang dapat membantu petani dan pelaku usaha pangan di Kota Kupang. Selain itu, kami akan terus mendorong UMKM sektor pertanian dan pangan untuk berkembang melalui berbagai inisiatif yang menghubungkan mereka dengan pasar yang lebih luas," tambahnya.
Lebih lanjut disampaikan Linus bahwa sebagai kota jasa, Kota Kupang memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan melalui distribusi, pemasaran, dan pengolahan hasil pertanian dari berbagai daerah di NTT.
"Kota Kupang bukan hanya berperan sebagai pusat konsumsi, tetapi juga sebagai hub logistik dan perdagangan bagi hasil pertanian dari berbagai daerah di NTT. Kami mendukung penguatan rantai pasok pangan dengan mendorong pengolahan pascapanen, distribusi yang efisien, serta fasilitasi bagi pelaku UMKM sektor pangan. Dengan begitu, strategi swasembada pangan dapat berjalan lebih efektif, dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat," tegasnya. (thi/gat/dek)