JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini dirayakan di beberapa kota. Antara lain, Pekanbaru, Riau; Banjarbaru, Kalimantan Selatan dan Solo, Jawa Tengah.
Di Pekanbaru, puncak perayaan HPN dihadiri sejumlah tokoh. Kapolri diwakili oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Sandi Nugroho. Ada juga Kepala Kepolisian Daerah Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal, tamu luar negeri, tokoh pers nasional dan konstituen Dewan Pers.
Hadir pula para tokoh pers nasional serta pengurus PWI Pusat dan daerah. Antara lain, Ketua Dewan Kehormatan Sasongko Tedjo, Ketua Dewan Penasihat PWI Ilham Bintang, Tribuana Said, Timbo Siahaan, Ketua PWI Riau Raja Isyam Aswar serta para ketua PWI daerah.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan sambutan melalui video. ’’Di tengah gejolak zaman, pers harus tetap menjadi penjaga demokrasi. Selamat Hari Pers Nasional 2025 kepada seluruh insan pers di Indonesia,’’ katanya.
Meutya menuturkan, HPN adalah momen untuk merayakan keberanian, integritas dan semangat juang insan pers Indonesia. Pers tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga penggerak perubahan.
Ketua Umum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang menyampaikan bahwa kondisi pers di Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja, begitu juga dengan PWI yang tengah menghadapi tantangan besar. ’’Tahun ini HPN dirayakan dengan rasa prihatin. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini perayaan HPN tidak hanya digelar di Riau, tetapi juga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan Solo, Jawa Tengah. Realitas ini pahit akibat terjadinya perbedaan prinsip dalam penegakan integritas, yang membuat PWI tidak sedang baik-baik saja,’’ ujarnya.
Zulmansyah juga memohon maaf kepada seluruh insan pers yang terganggu oleh perpecahan dalam PWI. ’’Sejak PWI lahir pada 9 Februari 1946 dengan peristiwa heroik, ironisnya kali ini dirayakan dalam suasana yang berbeda prinsip,’’ katanya.
Di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), perayaan HPN dihadiri Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon. Pada kesempatan itu, dia mengatakan bahwa pers memiliki peran strategis untuk menjaga kedaulatan pangan melalui produk jurnalistik berkualitas.
Fadli menambahkan, pers yang baik tidak hanya mengabarkan, tapi juga mengajar dan mendidik pembaca. Pers juga harus mengawal kebijakan sektor-sektor vital seperti pangan agar pelaksanaannya transparan dan akuntabel. ’’Tanpa jurnalisme berbasis data, masyarakat bisa terjebak dalam disinformasi,’’ jelasnya.
Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin dalam sambutan tertulis yang dibacakan Plh Sekda Muhammad Syarifuddin mengatakan, Pemprov Kalsel berkomitmen mendukung pers yang bertanggung jawab. Dia menjelaskan, indeks kemerdekaan pers (IKP) di Kalsel menduduki posisi teratas dengan poin 80,91 berdasar survei dari Dewan Pers pada 2024. Hal itu membuktikan bahwa Pemprov Kalsel bersikap terbuka kepada semua media demi keterbukaan informasi publik.
Pada kesempatan itu, Syarifuddin menyerahkan buku Bumi Lambung Mangkurat Bentangan Zamrud hasil karya PWI Pusat dan Kalsel kepada Fadli Zon. Sebaliknya, Fadli memberikan buku berjudul Pesona Wayang.
Hendry Ch Bangun selaku penanggung jawab HPN 2025 di Kalsel menyampaikan, ribuan wartawan yang hadir berasal dari seluruh penjuru nusantara, mulai Aceh hingga Papua. ’’Semangat kita sama, yakni PWI merah putih dan NKRI harga mati,’’ ucapnya.
Dia mengingatkan kembali peran pers menjaga kedaulatan bangsa yang merupakan warisan para tokoh pers pendahulu berdasar keputusan kongres pertama PWI pada 9 Februari 1946 di Solo.
Dari Jakarta, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga mengucapkan selamat HPN. Dia meminta perayaan HPN menjadi momentum untuk berkembang maju. Menag mengungkapkan, pers memiliki peran yang sangat penting. Tidak hanya sebagai pilar demokrasi, tapi juga terdepan dalam mengedukasi umat.
Karena itu, dia berharap pers bisa terlibat dalam mencerahkan umat soal pelestarian alam dan mewujudkan ketahanan pangan. Hal itu sejalan dengan tema Hari Pers Nasional 2025, yakni Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.
’’Selamat Hari Pers Nasional. Terus jadi pencerah umat, khususnya dalam melestarikan alam untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia,’’ ujarnya, Minggu (9/2).
Menurut dia, tema tersebut sangat relevan dengan konteks global masa kini.
Dia menekankan, setiap agama mengajarkan pentingnya pelestarian alam dan melarang tindakan perusakan. ’’Upaya melestarikan lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis lingkungan, melainkan juga tanggung jawab kolektif umat manusia. Termasuk pers di dalamnya,’’ ungkapnya.
Dalam konteks ini, peran pers sangat penting. Pers, kata dia, bisa menjadi sumber inspirasi atas berbagai keberhasilan aksi iklim yang dilakukan umat dalam melestarikan alam sehingga bisa menjadi contoh. Selain itu, pers berperan penting dalam mengungkap beragam praktik eksploitatif yang berakibat pada kerusakan alam dan mengancam ketahanan pangan.
’’Selamat Hari Pers Nasional. Terus jadi pencerah umat, khususnya dalam melestarikan alam untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia,’’ ujarnya. (mia/far/c7/oni/jpg/ays/dek)