Ini Penyebab PLN Lakukan Pemadaman Bergilir di Rote

  • Bagikan
TERPASANG JARINGAN. PLN terus melakukan upaya peningkatan rasio elektrifikasi di Pulau Timor, Alor, Sabu, dan Rote. Rasio elektrifikasi (RE) sendiri menjadi tolak ukur persebaran energi listrik di suatu wilayah. (FOTO: PLN UIW NTT FOR TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Masyarakat Kabupaten Rote Ndao, khususnya pelanggaran listrik PLN harus merasakan pemadaman bergilir akibat terkendala pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang didatangkan dari Kupang. Pasokan BBM ke Pulau Rote tak bisa lancar karena kapal milik PLN yang ditugaskan mengangkut BBM belum diizinkan berlayar akibat terkendala cuaca.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 3 Kupang, Simon Baon yang dikonfirmasi media ini, Selasa (11/2) mengatakan, beberapa pelayaran memang tak diberikan izin berlayar. Hal ini karena pihaknya mengacu pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang yang menyatakan, cuaca tidak kondusif untuk pelayaran.

Simon menjelaskan, sejak tanggal 10 sampai 13 Februari 2025, pihaknya terus memantau cuaca guna memastikan apakah kapal boleh diizinkan berlayar atau belum. "Jika sudah dimungkinkan berlayar tentu kami akan mengeluarkan izin. Izin ini juga untuk pelayaran kapal cepat atau kapal penumpang saja, sementara untuk izin kapal yang memuat bahan bakar atau BBM, kami memastikan cuaca harus benar-benar baik," jelasnya.

Saat disinggung mengenai perizinan kapal pengangkut BBM, Simon menegaskan bahwa untuk izin pengangkutan BBM bukan merupakan domain KSOP Kelas 3 Kupang. Itu merupakan wewenang pihak Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Kupang.

Sementara itu, Manager Usaha ASDP Cabang Kupang, Ramlan Iyang yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan, mengenai operasional kapal sesuai jadwal reguler. Sedangkan mengenai kapal pengangkut BBM, Ramlan mengaku tak tahu menahu sebab Kapal Ferry tidak diperuntukkan mengangkut BBM. "Untuk kapal yang mengangkut BBM, bukan domain kami," tegasnya.

Ramlan menambahkan, mengenai kendala penyaluran BBM ke Rote pada 10 -13 Februari 2025 merupakan wujud respon atas adanya imbauan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor UM.006/119/KSOP.Kpg-2025 tentang peringatan dini terhadap gelombang tinggi dari BMKG.

Terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatim, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Ahad Rahedi mengatakan, BBM untuk kebutuhan PLN diangkut menggunakan kapal milik PLN sendiri.

“Memang kalau untuk PLN, BBM itu diangkut dengan kapalnya sendiri. Namun memang belum dikasih izin untuk pelayaran karena masalah cuaca di perairan,” jelas Ahad.

Ahad juga mengatakan bahwa Pertamina tidak bermasalah mengenai stok BBM sebab kuotanya sudah disiapkan dan sudah diambil menggunakan kapal milik PLN.

“Intinya kami sudah menyiapkan barangnya (BBM) dan sudah diambil juga barangnya oleh kapal PLN. Hanya memang (Belum dibawa ke Roe) karena cuaca di perairan yang kurang bagus,” ujarnya.

Menurutnya, pihak Syahbandar tak mengeluarkan izin berlayar lantaran terkendala cuaca ekstrem berupa gelombang yang tingginya mencapai 2,5 - 4,0 meter. Selain itu, lanjutnya, tidak berlayarnya kapal lantaran ada surat dari Stasiun Meteorologi Maritim Tenau bernomor e.B/ME.01.02/047/KTUG/II/2025 tentang informasi tinggi gelombang. "Atas berbagai pertimbangan keselamatan inilah pengiriman BBM ke Rote Ndao dan Sabu Raijua terhambat," ungkapnya.

Guna mengantisipasi kendala tersebut, kata Ahad, pihaknya telah menginstruksikan pihak SPBU agar mengutamakan penyaluran langsung ke konsumen dengan membatasi pembelian sesuai ketentuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao dan Sabu Raijua.

Dikatakan, pihak Pertamina terus memonitor dan berkoordinasi dengan pihak terkait serta terus melakukan persiapan agar ketika cuaca sudah membaik dan dinyatakan aman serta diizinkan oleh Syahbandar, maka bisa langsung berlayar.

Corporate Communication & CSR Officer Pertamina Jatimbalinus, Mutiara Evy menambahkan, di beberapa daerah di Jawa Timur pun memiliki kendala yang sama, yakni akibat faktor cuaca kapal belum diizinkan berlayar, dan mengangkut BBM.

"Dan semuanya kendalanya sama, yaitu cuaca. Kalau untuk stok BBM tersedia dan sangat cukup, tetapi memang terkendala cuaca sehingga untuk pengiriman BBM menggunakan jalur laut cukup terkendala," jelasnya.

Mutiara menegaskab bahwa stok BBM untuk Pulau Rote sudah tersedia, dan hanya menunggu izin untuk kapal pengakut bisa berlayar.

Sementara itu, berdasarkan informasi valid dari internal PLN bahwa pemadaman listrik secara bergilir yang dilakukan di Pulau Rote diakibatkan oleh terhambatnya distribusi BBM dari Kupang ke Rote.

"Untuk lamanya penghentian aliran listrik secara bergilir kita di Rote kali ini tergantung pada ketahanan sisa BBM yang tersedia. Sesuai estimasi, dari angka yang terlapor per hari ini jam 10 pagi, dengan kondisi normal, maka energy bisa dibangkitkan untuk 2,5 hari ke depan," jelas sumber terpercaya di internal PLN.

Dijelaskan, dengan upaya penghentian aliran listrik bergilir ini maka akan ada saving energy. Dengan saving ini, pembangkit listrik di Rote bisa berjalan hingga empat hari ke depan. "Semoga selama sisa kemampuan kita saat ini, cuaca bisa segera membaik dan perizinan berlayar kapal minyak diberikan untuk pemenuhan kembali stok BBM yang terganggu akibat cuaca yang tidak bershabat," harap sumber. (thi/aln)

  • Bagikan

Exit mobile version