JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Perbankan terus mencermati kondisi ekonomi global. Khususnya, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) alias USD terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah. PT Bank Mandiri (Persero) secara disiplin melakukan stress test dan memasukkan berbagai skenario yang terukur.
"Tekanan terhadap nilai tukar (rupiah) ini pasti memengaruhi kinerja kami, khususnya di sektor perdagangan internasional. Bank Mandiri memiliki pangsa pasar terbesar dalam pembiayaan transaksi ekspor dan impor," ucap Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparan kinerja kinerja kuartal IV 2024, kemarin (5/2).
Kondisi tersebut memberikan tantangan bagi Bank Mandiri dalam menjaga likuiditas melalui ekspor. Di sisi lain, juga tetap fokus pada penyediaan kredit dan transaksi valuta asing. Meski demikian, bank akan terus memperkuat sumber pendanaan dengan produk-produk tradisional. Seperti tabungan dan giro dari nasabah individu maupun korporasi.
"Kami terus merespons persaingan pasar ini dengan inisiatif-inisiatif untuk menyediakan layanan yang relevan dan adaptif," ungkapnya.
Mengenai rencana bisnis Bank Mandiri untuk 2025, Darmawan menyebutkan, berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan dari sisi kredit, dana pihak ketiga (DPK), laba, dan non-performing loan (NPL).
Juga akan tetap menjaga kualitas aset dengan selektif dalam penyaluran kredit. Dengan demikian, memastikan NPL terjaga stabil serta mengoptimalkan transaksi nasabah melalui ekosistem yang terintegrasi dengan digital platform seperti Livin dan Kopra by Mandiri.
"Kami terus memonitor kondisi likuiditas dan menyesuaikan strategi pendanaan taktis, termasuk melalui penerbitan surat utang seperti obligasi hijau. Kami memastikan bahwa struktur pembiayaan kami tetap fleksibel untuk mendukung pertumbuhan bisnis," ungkapnya.
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan, pendapatan non-bunga emiten berkode BMRI mencapai Rp 42,32 triliun per akhir 2024. Angka itu tumbuh 4,12 persen YoY secara konsolidasi. Bank berkode emiten BMRI itu mencatatkan laba bersih konsolidasi sebanyak Rp 55,8 triliun, naik 1,31 persen secara tahunan.
Kinerja DPK Bank Mandiri tumbuh solid sebesar 7,73 persen YoY menjadi Rp 1.699 triliun. Hal itu didukung oleh peningkatan dana murah atau current account savings account (CASA) oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3 persen dari total dana pihak ketiga.
"Pertumbuhan CASA dari tabungan meningkat 13,4 persen YoY menjadi Rp 665 triliun. Untuk giro naik 3,6 persen YoY menjadi Rp 606 triliun," jelas Sigit. (han/thi/dek)