Danrem 161/WS Pimpin Patroli Bersama di Perbatasan RI-RDTL

  • Bagikan
IST PATROLI. Danrem) 161/WS, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes bersama Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY, Letkol Arh. Reindi Tri Setyo Nugroho saat melakukan patroli sekaligus mengecek patok batas antara Indonesia dan RDTL, Jumat (15/2)

Kolaborasi TNI dan Pengamanan Perbatasan RDTL Superintendente Policia dalam Menjaga Batas Negara

Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti (WS), Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes bersama Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY, Letkol Arh. Reindi Tri Setyo Nugroho dan Komandan pengamanan perbatasan RDTL Superintendente Policia Letkol Polisi Euclides Belo melakukan patroli sekaligus mengngecek secara langsung patok batas negara.

IMRAN LIARIAN, Kupang

PATOK batas negara yang memisahkan antara Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) yang terletak di Nak Tuka, Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang menjadi salah satu titik pengecekan. Sebelum melakukan patroli dan mengecek patok batas negara, Danrem 161/WS, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes juga melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat, tokoh adat dan perangkat desa di Pos Oepoli Tengah, Jumat (15/2).

Pada pertemuan itu, Brigjen TNI Joao menjelaskan tentang secara garis besar tentang kegiatan patroli untuk mengecek sejumlah patok batas negara di sepanjang wilayah perbatasan Indonesia dengan oeccusi (Timor Leste), termasuk lahan persawahan di sepanjang perbatasan.

Danrem yang juga Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) Satgas Pamtas RI-RDTL mengatakan bahwa ada beberapa patok yang dicek langsung dan persawahan yang ada sepanjang batas Negara di wilayah Naktuka.

"Sejumlah patok itu menjadi titik koordinat yang menjadi batas antar negara dan saya cek langsung termasuk batas persawahan yang selama 25 tahun tidak di garap," jelasnya.

Jenderal bintang satu di jajaran Korem 161/WS itu menjelaskan bahwa secara hukum internasional patok-patok itu tidak bisa diubah-ubah atau juga ditambah-tambah. Sebab, sebuah titik koordinat itu sudah dipatenkan sesuai kesepakatan antar kedua negara.

Putra terbaik asal dari Timorana yang pernah menjabat sebagai Danrindam IX/Udayana tersebut saat mengecek patok bersama Komandan Pengamanan perbatasan dari RDTL Superintendente Policia (Letkol Polisi) Euclides Belo, mengatakan, dalam menentukan patok batas negara ada "Common Border Datum Reference Frame" (CBDRF) yang menjadi patokan utama seluruh patokan yang lain.

Sosok nomor satu di jajaran Korem 161/WS itu juga mengatakan bahwa TNI AD tetap akan melakukan penjagaan terhadap sejumlah batas negara yang berbatasan dengan Timor Leste. Walaupun ada beberapa batas negara yang masih belum ada penyelesaiannya.

"Mengharapkan agar penyelesaian batas negara itu bisa dilakukan secara cepat," tegasnya.

Sementara salah satu tokoh adat di wilayah Amfoang, Raja Tom Kameo mengatakan, Raja Ambenu dan Raja Amfoang telah bersepakat dan disaksikan oleh Raja Naekake bahwa batas AMbenu dan Amfoang itu menyusuri Sungai Noelbesi hingga me muara kolam besak jelas bahwa secara kepemilikan adat dan pemerintahan kerajaan maka Naktuka ini adalah bagian dari kerajaan Amfoang.

Daerah ini sudah menjadi daerah sengketa yang sebagai orangtua pikirkan bagaimana daerah sengketa seharusnya tidak ada aktifitas di dalam dari salah satu negara sebelum ada keputusan resmi.

"Selama 25 tahun ini, saudara kami dari Anbenu mereka bisa masuk dan adakan aktifitas mengolah sawah di natuka kami serahkan keadaan kami semua di bapak Danrem untuk memperjuangkan natuka ini sesuai keputusan atau batas adat," jelasnya.

Kasus Natuka dulu masih bergabung dengan Indonesia waktu itu di garap oleh orang-orang yang tinggal sekarang salah satu Bapak Anton sebagai Atoin Meto yang memiliki 200-an lebih sertifikat yang masih di tangan pemilik.

"Masyarakat di sini (Amfoang) yang punya sertifikat mau mengelolah tanah di sana, tapi kami takut menciptakan konflik di perbatasan," ungkapnya.

Pejabat yang ikut dalam kegiatan patroli bersama ini yaitu; Dari pihak RI Dandim 1604/Kupang, Kolonel Inf Wiwit Jalu Wibowo, Dansatgas Pamtas RI dan Tiles, Letkol Arh Reindi Tri Setyo Nugroho, Wadanramil Naikliu, Kapten Inf Said Muhamad, Perwira Topografi Satgas Pamtas, Kapten CPT Edi Handoko, Danunit Intel Kodim 1604/Kupang, Kapten Inf Donatus Jelatu dan Dari pihak Timor Leste Komandan Pengamanan perbatasan dari RDTL Superintendente Bello dan anggota, tokoh Agama dan perangkat Desa. (gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version