2.565 Siswa dari Lima Sekolah Ikut Program MBG

  • Bagikan
ALEX SEKO/TIMEX MAKAN. Siswa SMKN 2 Ende tengah makan dalam program MBG, Senin (17/2).

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.COID - Program makanan bergizi gratis (MBG) mulai dilaksanakan di Kabupaten Ende. Senin (17/2) sebanyak 2.565 siswa dari lima sekolah melaksanakan program MBG untuk pertama kalinya di Kabupaten Ende.

Program MBG perdana ini mencakup sekolah di Kabupaten Ende dengan rincian, TK Nanganesa sebanyak 37 siswa, SDI Lokoboko sebanyak 59 siswa, SDI Otombamba sebanyak 109 siswa, SDI Ndona sebanyak 372 siswa dan SMK Negeri 2 Ende sebanyak 2.288 siswa.

Program MBG merupakan program Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan meningkatkan asupan gizi bagi pelajar, sekaligus mendukung pertumbuhan fisik dan konsentrasi dalam belajar.

Disaksikan, distribusi MBG ke sejumlah sekolah di mana pada TK/KOBER Nanganesa pada pukul 08.30 Wita, menyusul SDI Lokoboko pukul 09.00 Wita, SDI Otombaba pukul 08.30 dan SDI Ndona pukul 08.50 Wita. Sementara itu, SMPN 1 Ndona pukul 10.45 Wita dan SMKN 2 pukul 11.00 Wita.

Para pelajar terlihat antusias menerima menu makan siang gratis yang terdiri dari nasi, daging ayam, sayur, tahu, tempe dan buah.

Hadir dan melakukan pemantauan Dandim 1602/Ende, Letkol Kav I Nengah Pendi Ristanto.

Terpisah, perwakilan dari Yayasan Putra Persada Bakti, Maximus Deki mengatakan, menu MBG disusun oleh tim ahli gizi dari Yayasan Putra Persada Bakti, penyedia program untuk memastikan kandungan nutrisi yang seimbang dan mencukupi kebutuhan tubuh para pelajar.

Pihaknya memastikan, MBG sudah sesuai dengan standar gizi demi pertumbuhan dan perkembangan para pelajar penerima.

"Kami pastikan sudah sesuai standar gizi. Program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi kesehatan para siswa, namun juga perkembangan dan pertumbuhan mereka," katanya.

Dia menyampaikan, masih ada kendala yang dihadapi Yayasan Putra Persada Bakti sebagai salah satu satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur MBG program makan bergizi gratis di Kabupaten Ende yakni kelangkaan buah-buahan.

"Langkannya buah menjadi salah satu kendala kami sebagai salah satu menu makan bergizi gratis. Kita tidak bisa beri seragam buahnya kepada para siswa. Kalau pisang saja tidak mungkin, kalaupun kita dapat di pasaran juga paling banyak 50-60 sisir," kata Maximus.

Karena itu, pihaknya menambah dengan  pepaya atau semangka, yang penting buah yang baik.

Kendala lain yang ditemui saat hari pertama MBG, kesiapan sumber daya manusia. Karena sebut dia, SDM dalam penyajian MBG belum sepenuhnya berjalan baik. Untuk itu, perlu melakukan evaluasi dalam rangka pembenahan khususnya dalam penyajian.

"Kami akan evaluasi  SDM kami, harus kerja cepat, cekatan dan melatih untuk cara penyajian. Sulit karena harus diakui karena selama ini kita tidak pernah melakukan penyajian seperti itu," ujarnya.

Menu MBG perdana yang diterima 2.656 pelajar di Kabupaten Ende yang terdiri dari nasi, daging ayam, sayur, tahu, tempe dan buah.

Maximus menyebutkan, Yayasan Putra Persada Bakti hanya melayani 3.000 pelajar di Kabupaten Ende untuk program andalan Presiden Prabowo Subianto. Sedangkan sisanya akan ditangani oleh pihak lain.

Dandim 1602/Ende, Letkol Kav I Nengah Pendi yang ikut memantau program saat diminta komentarnya menyatakan, pihaknya berkoordinasi dengan stakeholder dalam melakukan pengawasan MBG.

"Kami bekerja sama dengan kepala dapur dan kepala SPPI yang mengelola dapur mandiri di Lokoboko. Kami memastikan makanan yang disajikan benar-benar bergizi dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan," ujarnya.

Elisabeth, salah satu siswa SMKN 2 Ende mengungkapkan kegembiraanya karena  mendapat jatah makan bergizi gratis. Dia mengaku, dirinya tidak pernah membawa makanan ke sekolah hanya membawa uang jajan untuk membeli makanan ringan.

"Bersyukur sekali, dengan adanya program ini kami bisa makan makanan sehat dan bergizi lagi," ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMK Negeri 2 Ende, Fransiskus Soares menyampaikan terima kasih atas program MBG.

"MBG tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan gizi siswa, tetapi juga meringankan beban ekonomi orang tua siswa," ujarnya.

Dia berharap program ini terus berlangsung karena manfaatnya sangat besar, baik untuk anak-anak maupun keluarga mereka," kata Fransiskus. (kr4/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version