KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Tradisi pembaretan bagi Bintara Remaja Angkatan 52 Direktorat Samapta (Dit Samapta) Polda NTT yang berlangsung selama empat hari akhirnya ditutup. Acara penutupan ini dikemas dalam sebuah upacara bertempat di Taman Wisata Boneana, Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Jumat (21/2).
Upacara penutupan ini dipimpin Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol. Deonijiu De Fatima dan diikuti oleh seluruh peserta pembaretan serta jajaran Polda NTT. Upacara ini diawali dengan pengambilan baret dari dalam kolam. Perwakilan peserta menyelam menggunakan peralatan selam untuk mengambil baret tersebut.
Baret yang sudah ditemukan kemudian diserahkan kepada Plh. Dir Samapta Polda NTT, AKBP Yosep Mandagi sebagai simbol kesiapan dan dedikasi mereka dalam bergabung dengan kesatuan.
Sebagai bagian dari tradisi, peserta juga menjalani ritual penyiraman air kembang serta pemasangan baret oleh inspektur upacara kepada perwakilan Bintara Remaja. Acara diakhiri dengan tradisi cium bendera Merah Putih, sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada negara.
Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol. Deonijiu De Fatima menyampaikan bahwa tradisi pembaretan ini merupakan bagian dari pembinaan karakter, penanaman rasa kebanggaan, kehormatan diri serta kecintaan kepada Korps Samapta Polda NTT.
"Tradisi ini bukan sekadar seremoni, tapi bagian dari pembinaan untuk membentuk jiwa korsa, kedisiplinan, loyalitas dan kebersamaan. Ini adalah awal dari perjalanan panjang sebagai anggota Polri yang harus siap menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks," tegasnya.
Lebih lanjut, Karo Ops Polda NTT menekankan bahwa menjadi anggota Polri bukanlah tugas yang mudah.
"Ke depan, tantangan tugas akan semakin berat. Karena itu, saya berharap agar para Bintara Remaja ini dapat melaksanakan tugas dengan optimal, menjunjung tinggi profesionalisme, serta menjaga citra dan kehormatan Polri," ujarnya.
Ia juga memberikan beberapa penekanan kepada para Bintara Remaja dalam bertugas agar anggota Polri selalu menjaga iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan utama. Pelaksanaan tugas harus didasari komitmen dan tanggung jawab yang tinggi serta dilakukan dengan sikap yang santun dan bermoral.
Diingatkan bahwa setiap anggota Polri adalah representasi negara di lapangan, sehingga dalam menjalankan tugasnya harus mencerminkan sosok yang humanis, jujur, adil dan transparan.
Selain itu, kemampuan dan kesiapan diri sebagai Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan Berkeadilan) juga menjadi hal penting dalam menghadapi tugas yang semakin kompleks. Di sisi lain, membangun kemitraan dengan masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dari tugas kepolisian.
Dengan menjalin hubungan yang baik, kepolisian dapat semakin efektif dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif di tengah masyarakat.
Karo Ops Polda NTT juga mengucapkan terima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah bekerja keras sehingga kegiatan tradisi pembaretan ini dapat berlangsung dengan aman dan lancar.
"Selamat bergabung dalam keluarga besar Polda NTT. Jadilah Bhayangkara sejati yang siap mengabdi dan melindungi masyarakat dengan sepenuh hati," tutupnya.
Dengan berakhirnya rangkaian pembaretan ini, para Bintara Remaja kini resmi menjadi bagian dari kesatuan dan siap mengemban tugas di lapangan dengan penuh tanggung jawab. (gat/dek)