Reba, Momen Refleksi Diri Orang Ngada Diaspora Ende

  • Bagikan
ALEX SEKO/TIMEX REBA. Ikada di Kabupaten Ende menggelar ritual Reba usai perayaan misa, Jumat (21/2).

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Ikatan Keluarga Ngada (Ikada) di Kabupaten Ende menggelar pesta adat Reba sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan dan leluhur.

Pesta Reba diawali dengan perayaan misa syukur, Jumat (21/2) yang diikuti keluarga Ikada Kabupaten Ende yang terdiri dari tiga etnis, yakni etnis Bajawa Semala, etnis Riung Seriwu dan etnis Soa Seroga.

Seluruh rangkaian acara Reba termasuk misa syukur berlangsung di area SMK Katolik Syuradikara jalan Nangka Kelurahan Onekore Kecamatan Ende Tengah.

Sebelum perayaan syukur ekaristi diawali dengan penyetoran dan persembahan jenis natura oleh masing-masing paguyuban berupa bere dhea tua, manu ngana, ritual adat dan pembacaan sinopsis Reba.

Adapun rangkaian pesta Reba Ikada di Ende tahun 2025 mengambil tema "Reba Membangun Kebersamaan Merawat Persaudaraan Dalam Semangat Kasih".

Sementara itu, perayaan misa syukur  diawali dengan prosesi penjemputan para imam  ke tempat misa, diiringi tarian Ja'i. Sebagai konselebran utama dalam misa Vikep Ende RD Edi Dopo dan beberapa imam lainnya sebagai konselebrantes.

Dalam khotbah misa syukur, Vikep Ende, RD Edi Dopo mengatakan, pelaksanaan Reba merupakan momen untuk merfleksikan kembali akan identitas dan jati diri sebagai orang Ngada.

Menurut dia, ada beberapa poin refleksi yang perlu disadari dalam momen Reba. Dia menyebutkan, orang Ngada sungguh menghargai dan tidak melupakan sejarah dan asal usulnya.

"Meski tinggal jauh namun ada kerinduan untuk kembali pulang untuk mudik. Karenanya, Reba adalah kesempatan untuk merefleksi akan asal usul kita," kata RD Edi Dopo.

Dikatakan, orang Ngada adalah  orang berbudaya, yang menghargai karya besar para leluhur dalam bentuk fisik seperti, Sa'o , Ngadhu, tarian,  nyanyian dan nilai-nilai luhur sebagai pedoman hidup.

Orang Ngada, lanjutnya, sangat menghargai dan mengakui harkat dan martabat dan merajut kembali relasi yang putus karena berbagai persoalan.

"Selain itu juga menghargai hutan, tanah dan air sebagai  ibu bumi yang harus dijaga dan tidak dieksploitasi secara berlebihan," kata RD Edi.

Selain itu, upacara Reba mengantar orang-orang Ngada untuk merefleksikan diri sebagai makhluk religius yang percaya kepada Tuhan, Dewa Zeta dan Nitu Zale sebagai pencipta.

"Karena itu perlu ungkapan syukur atas penyelenggaraan Tuhan pada masa lalu dan permohonan dan harapan di masa depan. Karena Reba sendiri ada juga nilai harmonis antara manusia, alam dan Tuhan sebagai pencipta" kata RD Edi.

Untuk  itu di momen yang  berbahagia ini, Vikep Ende yang juga putra Ngada ini berharap agar Ikada dapat menggunakan saat berahmat ini untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan dalam wadah ini.

"Hilangkan sekat yang membuat cerai berai, hanya karena kepentingan politik dan ego pribadi. Gunakan momentum ini untuk membangun solidaritas,  mengembangkan potensi terbaik untuk membantu saudara- saudari  yang berkekurangan," ucapnya.

Selain itu dia juga berpesan agar  orang Ngada tetap menjaga identitas, jati diri dengan membangun kebersamaan dan tetap merawat persatuan.

"Jaga ko waka kita, ma'e woe wao tole pale, jangan seperti air didaun talas, mudah terombang ambing, opurtunis, mudah terprovokasi," pesan dia.

Terpisah, ketua Ikada Kabupaten Ende, Rafael Bale mengatakan, dengan Reba yang dilaksanakan dapat mempersatukan orang- orang Ngada di bumi Tri Warna Kelimutu dan bisa berkontribusi terhadap pembangunan di Kabupaten Ende.

Sejalan dengan RD Edi Dopo,  Ketua Ikada mengatakan, pesta Reba adalah perayaan syukur atas penyelenggaraan Tuhan. Selain itu juga bentuk perayaan penghormatan kepada leluhur dan nilai-nilai hidup yang diwariskan.

"Orang Ngada selalu menghargai karya besar yang diwariskan oleh leluhurnya meskipun berada di luar tanah Ngada," kata Rafael.

Dia berjanji, dalam masa kepemimpinannya pesta Reba akan terus dilakukan, karena dengan Reba dapat membangun solidaritas diantara anggota Ikada.

Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan pesta Reba bersama warga Ngada yang semuanya mengenakan busana adat masing-masing etnis termasuk para undangan. (kr4/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version