KUPANG, TIMEXKUPANG,.FAJAR.CO.ID - Gerakan Beli NTT, sebuah inisiatif mendorong konsumsi dan pemasaran produk lokal guna memperkuat perekonomian daerah.
Program ini akan dijalankan melalui kolaborasi dengan berbagai mitra, baik dari pemerintah maupun sektor swasta untuk memperluas layanan pengembangan usaha dan akses keuangan bagi produsen desa, sekaligus memastikan adanya pasar yang stabil bagi komoditas unggulan daerah.
“Tujuan utama dari gerakan ini untuk meningkatkan ekonomi lokal dengan memastikan setiap produk yang dihasilkan bisa diserap oleh pasar, sehingga produsen bisa fokus kepada proses produksi dan pengembangan,” demikian salah satu program Quick Win yang disampaikan Gubernur NTT, Melki Laka Lena dalam pidato pertama pada sidang paripurna besar di aula utama gedung DPRD NTT, Senin (3/3).
Sidang paripurna dipimpin Ketua DPRD NTT, Emelia Nomleni didampingi tiga wakil ketua, Fernando Jose Lemos Osorio Soares, Petrus B Robby Tulus dan Kristien Samiyati Pati.
Hadir Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, forkopimda, anggota DPRD NTT, pimpinan lembaga vertikal, pimpinan instansi, BUMN, BUMD, pimpinan perguruan tinggi dan undangan lainnya.
Melki melanjutkan, sebagai langkah awal, mereka telah menyiapkan program 100 hari pertama sebanyak enam Quick Win, sebuah rangkaian inisiatif yang dirancang untuk segera memberikan dampak nyata bagi masyarakat NTT.
Program Quick Win pertama adalah memperkuat posyandu dan kader kesehatan dalam upaya menurunkan angka stunting di NTT. Anak-anak NTT adalah masa depan, sehingga stunting harus dicegah. Kelembagaan posyandu akan diperkuat dengan mengoptimalkan perannya dalam deteksi dini risiko stunting, edukasi gizi dan kampanye hidup sehat.
“Saat ini, dengan Kementerian Kesehatan RI, kami juga sedang menyiapkan program pelatihan bagi para kader bersama dengan lembaga non-profit untuk bisa mengakselerasi pengetahuan dan keterampilan para kader dalam mencegah, melakukan deteksi dini serta mengintervensi stunting di lapangan. Program ini juga diproyeksikan menjadi pilot project tingkat nasional sebagai model keberhasilan dalam penanganan stunting berbasis komunitas,” jelas Melki.
Program Quick Win kedua adalah Gerakan Beli NTT.
Program Quick Win ketiga, pengembangan one village one product (OVOP), sebuah inisiatif berbasis hilirisasi yang bertujuan mengembangkan produk unggulan desa atau kelurahan sesuai dengan potensi lokal di setiap daerah.
Tujuan utama program ini adalah meningkatkan ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumber daya dan keunggulan masing-masing desa/wilayah. Dalam pelaksanaannya, BUMDes dan koperasi akan menjadi penggerak utama ekonomi pedesaan. Setiap desa atau kelurahan akan dibantu dalam memilih dan mengembangkan produk unggulan yang memiliki potensi pasar, baik di sektor pertanian, kerajinan tangan, makanan khas, maupun produk berbasis sumber daya alam setempat.
“Kami akan menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan manajerial masyarakat dalam mengelola usaha serta produk unggulan. Selain itu, kami akan memperkuat infrastruktur pendukung produksi, pascaproduksi serta pengelolaan dan pemasaran produk. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta, kami juga akan memperluas akses pengembangan usaha dan layanan keuangan bagi produsen desa, sekaligus memastikan adanya pasar yang stabil bagi komoditas unggulan,” ujarnya.
Program Quick Win keempat adalah pendampingan siswa menuju pendidikan tinggi dan sekolah kedinasan unggulan.
Melki dan Johni berkomitmen mendukung siswa terbaik daerah agar dapat mengakses pendidikan unggulan, baik di universitas ternama maupun sekolah kedinasan seperti TNI, Polri, IPDN dan institusi lainnya.
“Melalui program ini, kami akan melakukan “talent scouting” untuk mengidentifikasi dan membina putra-putri daerah yang berpotensi. Pendampingan yang diberikan mencakup aspek akademik dan non-akademik, termasuk persiapan fisik, mental serta penguatan karakter, agar mereka siap bersaing dan lolos seleksi di institusi terbaik Indonesia,” ujarnya.
Program Quick Win kelima, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah di NTT. Pemungutan pajak serta retribusi daerah juga akan dioptimalkan meski pihaknya menyadari adanya surat edaran nomor: 900.1.13.1/6764/SJ tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Keringan dan/atau Pengurangan Terkait Penerapan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang berpengaruh terhadap target pendapatan daerah.
Upaya ini diharapkan menjadi langkah strategis yang dapat memberikan dampak dalam waktu relatif cepat, dibandingkan hanya bergantung pada kebijakan fiskal jangka panjang seperti menarik investasi baru.
Saat ini, banyak aset daerah yang tersedia dalam ruang otoritas pemerintah daerah, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Aset-aset ini dapat dimonetisasi melalui berbagai skema, seperti sewa, kerja sama dengan pihak swasta dan tentunya optimalisasi retribusi.
Untuk memastikan proses ini berjalan lebih efektif dan efisien, pihaknya akan menerapkan digitalisasi dan sistem informasi manajemen aset, sehingga pengelolaan aset daerah dapat dilakukan secara transparan, akurat dan berdampak langsung terhadap peningkatan PAD.
Program Quick Win keenam, penguatan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien. “Kami menyadari bahwa kekosongan jabatan atau posisi yang diisi oleh pejabat pelaksana tugas (Plt) dapat menghambat efektivitas birokrasi dan pelayanan publik,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pemetaan kebutuhan organisasi, menyeleksi pejabat yang memenuhi syarat dan memastikan setiap posisi strategis diisi oleh individu yang berintegritas, kompeten dan profesional.
Langkah ini menjadi fondasi utama dalam memperkuat organisasi pemerintahan agar setiap unit kerja dapat beroperasi secara optimal dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Dengan tata kelola yang lebih cepat, efisien dan akuntabel, pemerintahan akan berjalan sesuai dengan prinsip good governance, mempercepat layanan publik serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi.
Enam program Quick Win tersebut diharapkan dapat memberikan dampak nyata, bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat NTT dalam waktu singkat.
Melki mengatakan, program tersebut bukan sekadar inisiatif 100 hari pertama, melainkan fondasi awal yang akan terus dilanjutkan dan diperkuat seiring dengan berbagai program lain yang telah dirancang. Seluruh upaya ini berorientasi pada satu tujuan besar, yaitu mewujudkan NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan berkelanjutan dalam lima tahun ke depan.
“Saya bersama Wakil Gubernur Johanis Asadoma menggaungkan semangat “Ayo Bangun NTT”. Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi diaspora NTT dimanapun berada untuk berkontribusi. Baik melalui ide konstruktif, jaringan, modal, maupun investasi. Dengan kerja sama dan komitmen bersama, kita akan memastikan bahwa setiap potensi yang dimiliki NTT benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Flobamorata. Saya ingin menegaskan kembali bahwa memajukan NTT adalah tugas besar yang memerlukan koordinasi yang kuat. Sinergi antara pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, DPRD dan pemerintah pusat adalah kunci utama dalam setiap langkah pembangunan,” ungkapnya. (dek/ays)