Dari Puncak Tertinggi di Indonesia, Lilie Poegiono dan Elsa Laksono ”Kembali ke Pangkuan Bintang-Bintang”
Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono berbeda operator pendakian dengan Fiersa Besari saat sama-sama mendaki Piramida Carstensz. Kini jalur pendakian sementara ditutup untuk proses evaluasi.
MOH WAHYU WELERUBUN, Mimika
SHAFA NADIA, Jakarta
USIA mereka sudah sama-sama 60 tahun. Tapi, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono adalah orang-orang, mengutip puisi Sanento Yuliman yang ditulis untuk Soe Hoe Gie dan Idhan Lubis, ”Yang mencintai udara bersih//Yang mencintai terbang burung-burung”.
Maka, seperti Gie dan Idhan, ke sanalah mereka, ke puncak gunung-gunung. Lilie dan Elsa mendaki Piramida Carstensz atau Puncak Jaya setinggi 8.884 mdpl, salah satu puncak idaman mereka, seturut Sanento, ”Yang mencintai keleluasaan dan kebebasan”.
Puncak Jaya yang berada di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, berbentuk tebing sempit dan terjal yang menjulang sekitar 600 meter. Untuk itu, selain melakukan aklimatisasi selama dua hari di Yellow Valley, base camp tempat memulai pendakian, para pendaki juga melakukan latihan teknis seperti teknik pemanjatan naik menggunakan tali (ascending) dan teknik turun menggunakan tali (descending).
Lilie, seorang perancang busana yang berdomisili di Bandung dan Elsa yang berprofesi dokter gigi dan tinggal di Jakarta berhasil menggapai puncak tertinggi di Indonesia itu pada Jumat (28/2) siang. Tinggal perjalanan turun kembali ke Yellow Valley.
Tapi, nasib berkata lain. Terpaan hujan salju, hujan deras dan angin kencang, seperti diceritakan India di Instagram, membuat dua perempuan sesama alumni SMA Dempo (SMAK St Albertus) Kota Malang, Jawa Timur, itu mengalami hipotermia. Mereka dinyatakan meninggal di teras II pada Sabtu (1/3) pukul 02.07 WIT.
”Pendaki tersebut meninggal karena hipotermia dan AMS (acute mountain sickness),” kata Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman kepada Cenderawasih Pos (grup Timex), Minggu (2/3).
Mengutip alodokter.com, hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis hingga di bawah 35°C. Akibatnya, jantung dan organ vital lainnya gagal berfungsi.
Sementara AMS, menurut hellosehat.com, adalah kondisi yang terjadi saat pendaki berada atau bermalam di ketinggian tertentu. Sekitar 25 persen orang mengalami penyakit gunung ini saat mendaki hingga ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tapi, ada juga sekitar 40–50 persen lainnya yang baru merasakan gejalanya saat mendaki hingga ketinggian 3.000 mdpl.
Kesaksian Fiersa Besari
Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-41, Senin (3/3), musisi, penulis dan pendaki Fiersa Besari mengabarkan kondisinya yang banyak menjadi sorotan ketika kabar kematian Lilie dan Elsa mulai beredar. Fiersa termasuk dalam tujuh pendaki Indonesia yang ikut mendaki Puncak Carstensz pada Jumat pekan lalu.
Di dalam rombongan itu juga ada enam pendaki asing, lima guide dan dua pendaki dari Taman Nasional Lorentz. Melalui Instagram Story, Fiersa yang Senin lalu tepat berusia 41 tahun menyampaikan rasa syukur bisa kembali dalam kondisi selamat.
”Hai kawan-kawan, hari ini (Senin, red) adalah hari yang istimewa bagi saya karena bisa melewati hari ulang tahun. Saya bisa melewati tempat yang saya tidak pernah percayai saya ada di sini, yaitu Carstensz Pyramid,” tutur penulis buku Garis Waktu itu.
Dihubungi Jawa Pos (grup Timex) lewat pesan singkat, Ubay, manajer Fiersa, mengabarkan bahwa pelantun Balada Si Roy itu akan pulang lewat bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebetulnya, Fiersa tidak masuk dalam rombongan Lilie dan Elsa. Dia berangkat bersama Furki Rahmi Syahroni dan Indira Alaika melalui operator pendakian yang berbeda. Sementara rombongan Lilie dan Elsa terdiri atas empat orang. Dua lainnya Sahroni dan Lody Hidayanto.
Total ada 20 pendaki –termasuk lima guide– yang melakukan summit attack pada Jumat pekan lalu sejak pukul 04.00 WIT. ”Kami beda tour operator. Selain kami dan tamu-tamu WNA, hari itu (28 Februari 2025) ada juga tamu dari pihak Balai Taman Nasional yang turut mendaki,” jelas Fiersa.
”Kami dapat kabar 1 Maret sekitar 04.00 WIT. Kaget dan sedih, tapi bersama orang-orang di YV (Yellow Valley) mengontak korban yang terjebak dengan menggunakan HT agar tetap merespons,” tulisnya.
Ditutup Sementara
Untuk mendaki ke Piramida Carstensz, pendaki harus terbang dulu menggunakan helikopter ke Yellow Valley yang berketinggian di atas 4.000 mdpl. Setelah melakukan aklimitisasi dua hari, baru pendakian dilakukan.
Operator pendakian yang memberangkatkan Lilie dan Elsa adalah PT Tropis Cartenz Jaya. Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman memastikan bahwa pendakian tersebut sudah mendapatkan izin.
Tapi, buntut kejadian yang merenggut nyawa dua pendaki senior tersebut, aktivitas pendakian ke Piramida Carstensz sementara ditutup. Pendakian sebenarnya baru dibuka pada 20 Februari lalu dan rencananya baru ditutup pada akhir bulan ini.
”Dilakukan penutupan sementara sambil dilakukan evaluasi oleh pihak terkait,” katanya.
Sementara itu, jenazah Lilie dan Elsa sudah tiba di Jakarta. Dari puncak tertinggi di Indonesia, mereka kini telah, sebagaimana yang ditulis Sanento dalam puisi Mahameru untuk mengenang Gie dan Idhan, ”Kembali ke pangkuan bintang-bintang”. (c19/ttg/jpg/ays/dek)