Analis Pasar Modal: Beri Sinyal Saham Murah dengan Fundamental Solid
JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berada di zona merah. Volatilitas pasar keuangan tetap tinggi seiring ketidakpastian ekonomi dan konflik geopolitik yang terus berkembang.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan investor. Analis pasar modal Hans Kwee menilai kebijakan buyback saham yang dapat dilakukan tanpa harus menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan mempercepat langkah perusahaan dalam memberikan sinyal positif kepada pasar. Khususnya dalam situasi pasar yang tengah mengalami tekanan.
"Program buyback saham bagus, karena kalau menunggu RUPS prosesnya akan lama. Oleh karena itu, kita perlu membuka kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan buyback saham tanpa menunggu RUPS," terang Hans kepada Jawa Pos, Rabu (5/3).
Dia menjelaskan, ketika sebuah perusahaan melakukan buyback saham, hal tersebut memberikan sinyal kepada pelaku pasar bahwa saham perusahaan tersebut dianggap murah. Sebab, manajemen perusahaan yang paling memahami kondisi internal perusahaan.
Sehingga ketika memutuskan untuk buyback, menunjukkan keyakinan mereka terhadap nilai intrinsik perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan harga saham yang ada di pasar.
"Ketika manajemen memutuskan untuk melakukan buyback, itu berarti mereka tahu saham mereka murah. Karena manajemen adalah orang yang paling tahu kondisi perusahaan," jelas dosen Magister Fakultas Ekonomi Bisnis Unika Atma Jaya itu.
Dengan melakukan buyback, perusahaan secara tidak langsung mengundang masyarakat dan investor untuk lebih optimistis terhadap prospek perusahaan. Yang pada gilirannya akan meningkatkan minat beli saham.
"Dengan program itu, masyarakat akan optimistis, jadi ikut beli sahamnya," imbuhnya.
Hans juga menyoroti bahwa aksi pembelian saham oleh manajemen perusahaan, yang sering dilakukan oleh direksi. Upaya tersebut juga memberikan sinyal yang sama dengan buyback saham.
Aksi ini menunjukkan bahwa direksi yang merupakan bagian dari pelaku perusahaan, memiliki keyakinan bahwa harga saham yang ada di pasar lebih rendah dari nilai sesungguhnya. Menurut dia, strategi ini memiliki nilai yang setara dengan buyback saham, meskipun berbeda dalam pelaksanaannya secara hukum.
Dengan kebijakan ini, diharapkan pasar dapat kembali stabil dan memperkuat kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, terhadap pasar modal Indonesia. Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir menyatakan, kebijakan yang akan diterapkan itu merupakan hal baik bagi pasar modal dalam negeri.
"Untuk ritel menurut saya mungkin bagus. This is time to buy," ujar pengusaha yang akrab disapa Boy itu
Rekomendasi beli disarankan lantaran perusahaan-perusahaan dalam negeri yang sahamnya sedang turun tajam perusahaan yang berkinerja bagus. Penurunan harga saham dalam negeri mayoritas dipengaruhi oleh faktor luar negeri. Terutama akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Boy Thohir memberi sinyal perusahaannya akan melakukan buyback, meski perlu melihat ruang sisa saham yang beredar, masih mungkin atau tidak jika dilakukan buyback. "Mesti melihat, masih ada ruang nggak tuh yang dirapatin," bebernya. (jpc/thi/dek)