Kunjungi Gunung Kelud dan Monumen Simpang Lima Gumul

  • Bagikan
M ASAD MUHAMIYUS SIDQI/JAWA POS RADAR KEDIRI KENALI KEDIRI. Sejumlah jemaah umrah bersiap masuk ke BPKASN di Desa Bulusari, Tarokan, setelah mengikuti city tour, Selasa (4/3).

Menunggu Penerbangan yang Tertunda, Jemaah Umrah Diajak Keliling Kabupaten Kediri

Keberangkatan puluhan jemaah umrah dari berbagai daerah via bandara Dhoho tertunda. Mereka menunggu waktu penerbangan dengan mengunjungi beberapa ikon Kabupaten Kediri. Tapi, ada yang memilih tidak ikut karena khawatir kelelahan saat di tanah suci nanti.

M ASAD MUHAMIYUS SIDQI, Kabupaten Kediri

NUN dari Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Ramli sudah lebih dari dua dekade silam penasaran dengan Kediri.

Keingintahuannya tentang daerah di Jawa Timur itu terutama karena adanya kampung bahasa.

”Sudah sejak SMA saya ingin ke Kediri karena di sini ada kampung bahasa yang salah satunya mengajarkan bahasa Arab,” kata pria 40 tahun itu kepada Ja wa Pos Radar Kediri (grup Timex), Selasa (4/3).

Rasa penasaran itu tertuntaskan, kemarin. Bersama puluhan jemaah umrah yang sedianya berangkat dari bandara Dhoho, Kabupaten Kediri, tapi masih tertunda, dia mengikuti city tour yang diadakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri bekerja sama dengan manajemen bandara Dhoho.

Mereka diajak berkunjung kedua destinasi andalan Kabupaten Kediri: Gunung Kelud dan kompleks Monumen Simpang Lima Gumul.

Tour leader Disparbud Kabupaten Kediri Ahmad Saiful Huda mengatakan, kegiatan tersebut berlangsung sejak sekitar pukul 07.00.

Ada yang Tidak Ikut

Dari total 87 jemaah, ada 54 orang yang mengikuti. ”Ada yang lansia memutuskan untuk tidak ikut,” katanya

saat ditemui seusai tur dengan para jemaah.

Para jemaah yang berasal dari berbagai daerah itu ditampung di Balai Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (BPKASN), Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri,

sambil menunggu penerbangan umrah ke Arab Saudi.

Penerbangan umrah perdana di bandara Dhoho itu sempat mundur beberapa kali.

Penyebabnya karena izin penerbangan umrah di bandara domestik belum turun. Ada kabar mereka akan diberangkatkan hari ini, tapi masih menunggu kepastian.

Hasil rapat koordinasi lintas instansi pada Senin (3/3), jika sampai besok (6/3) masih tak terlaksana, pihak pencarter berencana memberangkatkan rombongan melalui bandara internasional Juanda, Sidoarjo.

Ramli tak terlalu mempermasalahkan keberangkatan yang molor. ”Yang penting ada kepastian terbang ke tanah suci,” urainya.

Ahmad menuturkan, jujukan pertama Gunung Kelud. Tak hanya melihat langsung kondisi kawah, peserta melihat dokumenter tentang erupsi gunung yang kali terakhir meletus pada 2014 itu.

Setelah dari sana, rombongan diajak ke SLG. Terakhir, mereka berbelanja

di pusat oleh-oleh. ”Mereka antusias, senang dan ini memang pertama kali juga dilakukan,” terangnya.

Tapi, tak semua jemaah ikut. Sunarti, 73, salah satu jemaah asal Magelang, Jawa Tengah, mengaku tidak ikut city tour karena khawatir akan kelelahan saat menjalankan ibadah umrah nanti.

”Niatnya adalah umrah. Takutnya saat di sana (umrah) jadi kecapekan dan ibadahnya tidak maksimal,” jelasnya saat ditemui di BPKASN kemarin sore.

Sunarti tiba di BKPASN pada 1 Maret lalu. Dia datang bersama dua kerabatnya. ”Seharusnya sudah bisa di

sana (Arab Saudi), tapi masih belum bisa,” jelasnya sembari mengaku dia sedikit kecewa namun tidak mempermasalahkan.

Selain city tour, puluhan jemaah juga mengikuti pemeriksaan kesehatan dari

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Kediri, Bambang Triyono Putro mengatakan, pihaknya menugaskan tim dari Puskesmas Tarokan untuk memeriksa jemaah umrah.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ada enam orang yang mengalami hipertensi dan satu lainnya menderita diabetes melitus. ”Semuanya masih dalam taraf aman,” tandasnya.

Terkait jadwal penerbangan para jemaah, Asisten I Setda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kediri Sukadi mengatakan, pihaknya juga masih menunggu kepastian dari pencarter pesawat.

”Kami masih menunggu kabar terbaru,” tuturnya. (sad/ut/ttg/jpg/ays/dek)

  • Bagikan