KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pidato perdana Gubernur NTT, Melki Laka Lena menyebutkan, pendidikan merupakan salah satu pilar utama dari tujuh pilar program kerja untuk mewujudkan visi misi.
Menanggapi itu, Sekretaris Komisi V DPRD NTT, Inosensius Fredy Mui kepada Timexkupang.fajar.co.id, Rabu (5/3) memberikan apresiasi terhadap Gubernur NTT, Melki Laka Lena yang telah menyampaikan niat baiknya dalam pidato perdana, salah satu terkait pendidikan.
Menurut Inosensius, tidak cukup hanya dengan niat baik yang disampaikan. Gubernur perlu mempersiapkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT harus mampu menerjemahkan program gubernur. Mempersiapkan dengan baik mekanismenya seperti apa, program yang akan dijalankan. Anggarannya bersumber dari mana, perlu dipikirkan. Termasuk harus ada monitoring gubernur, programnya berjalan atau tidak. Jika tidak, apa kendalanya, harus ada solusi.
“Okelah sekolah-sekolah kedinasan itu gratis. Tetapi proses menuju kesana baik itu pendidikan dan kursus tentu membutuhkan pembiayaan,” ujar Inosensius.
Ia mengatakan, Gubernur NTT telah menyampaikan secara terbuka lewat pidatonya masih ada waktu lima tahun ke depan untuk menggolkan program tersebut. Di tahun-tahun awal harus dipersiapkan teknisnya. Minimal, tahun kedua sudah mulai action dan tahun ketiga sudah ada hasilnya. Berapa banyak anak-anak yang dibimbing untuk masuk sekolah-sekolah kedinasan atau masuk universitas negeri terkemuka di Indonesia.
Informasi yang disampaikan gubernur secara terbuka perlu disosialisasikan dan menyebarluaskan ke masyarakat. Sehingga informasi itu tidak hanya didapat kelompok-kelompok tertentu.
Selain media, dinas terkait juga harus sosialisasikan program pemerintah seperti ini, sehingga diketahui masyarakat luas. Untuk sekolah kedinasan khusus di kepolisian, AD, AU dan AL. Karena mekanisme di internal mereka tidak terbuka secara luas.
”Saya tidak ingin kasus yang sudah pernah terjadi terulang lagi. Begitu banyak kuota untuk NTT, tetapi banyak anak NTT yang tidak lolos dibanding orang luar NTT. Butuh keberanian gubernur dan wakil gubernur untuk pendekatan. Minimal di kepolisian dulu,” ungkap Inosensius.
Dikatakan, ibadarat tanaman seribu pohon disiram dengan air terbang, mati semua. Lebih baik lima pohon disiram, hidup semua. Daripada semua sekolah diurusin. Lebih baik memilih beberapa sekolah unggulan di Kota Kupang menjadi contoh.
Sebelumnya, dalam pidato perdana Gubernur NTT di aula utama gedung DPRD NTT, Senin (3/3) mengatakan, dalam pilar pendidikan, pihanya ingin anak-anak dan remaja NTT tumbuh dengan keterampilan yang kompetitif, bukan hanya sebagai tenaga kerja kurang terlatih (unskilled labour), tetapi siap bersaing di tingkat nasional dan internasional (skilled labour). Pemerintah akan memperluas kerja sama dengan lembaga nasional dan internasional untuk mengintesifikasi pendampingan bagi siswa, memperluas akses beasiswa pendidikan tinggi terbaik serta peluang masuk sekolah kedinasan seperti kepolisian, TNI dan IPDN.
“Kami berkomitmen untuk memastikan tidak ada anak berbakat yang terhenti pendidikannya karena keterbatasan ekonomi. Melalui kemitraan dengan universitas, institusi pendidikan dan program pelatihan keahlian, baik di dalam maupun luar negeri, kami membuka lebih banyak peluang bagi generasi muda NTT untuk berkembang dan meraih masa depan yang lebih cerah,” ungkapnya. (dek/ays)