Kemkomdigi dan BMKG Perkuat Sistem Peringatan Dini

  • Bagikan
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

Hadapi Cuaca Ekstrem yang Melanda

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dan BMKG perkuat koordinasi dalam sebarluaskan informasi kebencanaan. Langkah ini diambil untuk pastikan peringatan dini cuaca ekstrem dan bencana alam bisa diterima dengan cepat dan akurat oleh masyarakat.

Terlebih, peringatan cuaca pada dua sampai tiga bulan terakhir mengalami peningkatan. Mengingat sampai saat ini Indonesia masih dalam musim penghujan.

“Koordinasi antara Kemkomdigi dan BMKG telah berjalan lama, tetapi dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem dan bencana, kita perlu memastikan sistem komunikasi publik berjalan lebih optimal. Masyarakat harus mendapatkan informasi peringatan dini dengan cepat dan akurat,” kata Menkomdigi Meutya Hafid di Jakarta, Rabu (5/3).

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah penyebaran informasi kebencanaan melalui sejumlah saluran komunikasi, termasuk operator seluler dan televisi.

Bahkan, Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) yang dikembangkan sejak 2016 melalui SMS Blast, kini telah diperluas ke siaran TV digital sejak Agustus 2024. Dengan ini, informasi cuaca ekstrem bisa menjangkau lebih banyak masyarakat dalam waktu singkat.

Selain itu, Meutya juga mengungkapkan bahwa data BMKG menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kejadian cuaca ekstrem dan bencana alam pada Januari dan Februari 2025.

Diantaranya peningkatan kasus gempa bumi dari 11 peristiwa di Januari hingga menjadi 25 peristiwa di Februari, serta laporan banjir besar yang melanda wilayah Jabodetabek pada 4 Maret 2025 akibat curah hujan yang tinggi.

Dalam kesempatan yang sama Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengapresiasi dukungan penuh Kementerian Komdigi dalam memperkuat sistem komunikasi kebencanaan.

“Dengan infrastruktur komunikasi yang terus diperluas, termasuk peningkatan konektivitas seluler di daerah terpencil, kami optimistis bahwa informasi kebencanaan dapat lebih cepat diterima oleh masyarakat di wilayah rawan bencana,” ungkap Dwikorita. (jpc/thi/dek)

  • Bagikan